Setiap orang pingin sukses. Namun apakah keinginan saja sudah cukup untuk meraih kesuksesan? Dalam refleksi saya melalui pengamatan dan pengalaman diri, setiap kesuksesan butuh energi besar. Energi besar itu hadir dari sebuah tekad yang besar, seperti yang dikatakan Master Cheng Yen. "Semakin besar tekad; semakin besar pula kekuatannya" Inilah kenapa keinginan saja tidak cukup, butuh tekad besar untuk sukses
Membangun tekad menjadi bagian dari kegiatan pembiasaan yang dilatih di sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. Kegiatan pembiasaan ini namanya Tzu Shao atau Pelatihan Kerelawanan. Kegiatan kerelawanan ini dilaksanakan secara rutin sebulan sekali menjadi salah satu dari banyak kegiatan pembiasaan yang melatih batin siswa.
Pelatihan kerelawanan atau Tzu Shao yang kami laksanakan pada bulan Februari 2023 ini bertema "Harapan Masyarakat Yang Berkesinambungan Dalam Mematuhi Peraturan Akan Mendatangkan Ladang Berkah Dalam Keharmonisan". Dengan tema ini para pelajar diajak untuk menyadari bahwa mematuhi peraturan bukan sekadar untuk diri sendiri tetapi menjadi ladang berkah dalam mengupayakan keharmonisan.
Tiga Manfaat Mematuhi Peraturan
Manfaat pertama mematuhi peraturan dalah untuk kebahagiaan diri atau kesuksesan diri karena peraturan dibuat agar kehidupan teratur. Ketika kehidupan teratur maka setiap orang termasuk diri sendiri yang patuh pada peraturan bisa mewujudkan cita-citanya.Â
Manfaat kedua, ini yang ditegaskan pada pelatihan kerelawanan kali ini, menjadi ladang berkah. Artinya, setiap orang yang mematuhi peraturan sesungguhnya telah menebarkan berkah bagi orang lain. Mematuhi peraturan punya dimensi sosial yang mulia. Manfaat ketiga, mematuhi peraturan demi mengupayakan keharmonisan. Setiap orang yang mematuhi peraturan telah terlibat dalam upaya membangun keharmonisan. Inilah tiga manfaat mematuhi peraturan.
Poin penting dalam rangka mengupayakan keharmonisan, mematuhi peraturan tersebut dilaksanakan secara konsisten. Konsistensi patuh pada peraturan adalah harapan masyarakat. Di sini sekali lagi kita disadarkan bahwa setiap orang hakikat dirinya adalah sosial. "Hanya memikirkan diri sendiri" adalah anti sosial yang menyalahi kodrat manusia. Tesis ini menegaskan kepada kita bahwa setiap orang yang melakukan kebaikan-dalam hal ini mematuhi peraturan-telah bertindak selaras dengan hukum alam. Karena itu alam dengan kekuatan alamiahnya akan membantu manusia yang terus berbuat baik bagi masyarakatnya.
Kegiatan pelatihan kerelawanan dilaksanakan dengan bermacam metode. Dua narasumber utama yaitu Bapak Ali Gunawan atau kita menyebut Shixiong Al, dan Maria Shigu menyampaikan materi dengan berbagai macam metode, presentasi, sharing, diskusi dan game (permainan). Metode pelatihan yang variatif ini membuat para peserta didik yang berjumlah 300 an sangat antusias mengikuti.Â
Membangun batin yang rela mematuhi peraturan bukan hasil bawaan lahir melainkan hasil dari pelatihan pembiasaan. Tidak ada keterampilan atau kecerdasan yang diperoleh hanya melalui 1 kali pelatihan tetapi hasil dari pembiasaan yang secara terus menerus dilatih dan dievaluasi. Inilah bagian dari hakikat pembelajaran, dan manusia adalah makhluk pembelajar.Â
Benar apa yang disampaikan oleh Master Chen Yen, ": "Muncul sebuah niat buruk, menghapus segala kebaikan; Muncul sebuah niat baik, menghapus segala benih kejahatan, baik dan buruk hanya di batasi oleh sebersit niat pikiransaja" Kemampuan membedakan yang baik dan yang buruk pun adalah hasil dari pelatihan. Setiap hari dan setiap apa yang kita lakukan adalah sebuah pelatihan, Ketika kita menyadari ini sebagai kebenaran, insyallah kita selalu berupaya melakukan kebaikan sebagai pelatihan diri. Tzu Shao adalah pelatihan membangun kesadaran tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H