"Dengan kerendahan hati, welas asih, dan keyakinan di dunia ini tiada kesulitan yang tidak dapat diatasi dan tiada misi yang tidak dapat dicapai" (Master Cheng Yen)
Artikel saya ini masih terkait dengan artikel saya sebelumnya, membangun rasa bersyukur melalui pembiasaan makan bersama di sekolah. Pembiasaan termasuk ke dalam bagian kokurikuler. Menghidupi nilai-nilai sekolah (school values)Â atau di dalam kurikulum Merdeka adalah menghidupi dimensi profil pelajar Pancasila. Itulah sesungguhnya hakikat Pendidikan, yakni membangun keterampilan cara hidup.
Membangun keterampilan hidup menjadi misi pendidikan. Ketika anak-anak mempunyai cara hidup yang baik, maka masyarakat akan baik. Karena itu pendidik seharusnya berfokus pada pengembangan cara hidup.
Kesadaran seseorang membuang sampah pada tempatnya adalah keterampilan cara hidup. Kerelaan seseorang berbaris antri tanpa memotong antrian adalah keterampilan cara hidup. Cara hidup akan menunjukkan peradaban sebuah masyarakat dan bangsa.
Rendahnya keterampilan cara hidup berakibat fatal. Masih ingat dalam ingatan kita, seorang anggta DPRD Palembang tidak terima ditegur wanita karena menyerobot antrian di SPBU kemudian memukul wanita itu. Akibat dari tindakannya ini, ia bukan hanya dipecat oleh partainya tetapi juga dihukum 4 bulan penjara. Keterampilan cara hidup ini adalah karakter, karena itulah membangun keterampilan cara hidup menjadi hakikat pendidikan.
Cara untuk membangun keterampilan cara hidup dapat dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, dan kokurikuler. Kegiatan kokurikuler antara lain adalah pembiasaan.
Baca Juga: Pembiasaan (Membangun) Literasi Karakter
Baca Juga:Â Silent Sitting, Pelatihan Membangun Ketenangan Batin Peserta Didik
Di sekolah kami kegiatan pembiasaan menjadi bagian yang sangat penting untuk dilaksanakan. Selain pembiasaan yang telah penulis sampaikan pada artikel sebelumnya, pembiasaan lain yaitu Jumat Bersih, Jumat Membaca dan Jumat Ibadah.
Jumat bersih yaitu para siswa bersama guru selama 45 menit membarsihkan lingkungan kelas dan sekolah. Misalnya menyapu, ngepel, ngelap kaca, membersihkan debu dari bangku dan sebagainya.
Jumat membaca yaitu para siswa membaca buku (cerpen atau novel atau pengembangan diri). Kebiasaan ini untuk mengasah kemampuan mengolah informasi dan cerdas menyampaikan data. Kebiasaan ini dilakukan agar para siswa mempunyai daya kritis, tidak mudah percaya dengan sebuah berita tanpa pengecek kebenarannya, dan juga tidak mudah meneruskan informasi kepada orang lain.
Jumat ibadah yaitu setiap siswa melakukan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Siswa yang beragama Islam Jumatan, sedangkan siswa Kristen dan Katolik serta Buddha beribadah sesuai dengan agamanya masing-masing. Pembiasaan ini mengasah keterampilan hidup para siswa untuk menghargai perbedaan dan menghormati setiap orang karena kemanusiaannya bukan identitas agama atau status sosialnya. (Purwanto-Kepsek SMA Cinta Kasih Tzu Chi-IG: masguspung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H