Tulisan saya ini masih mengenai pembiasaan di sekolah dan sekaligus lanjutan dari tulisan saya sebelumnya yang mengulas silent sitting, pelatihan membangun ketenangan batin peserta didik. Kali ini saya akan menceritakan pembiasaan lanjutan setelah peserta didik melakukan silent sitting, yakni pembiasaan membangun literasi karkter.
Setelah peserta didik selesai silent sitting, pembiasaan selanjutnya adalah kata perenungan Master Cheng Yen dan spelling bee. Dua pembiasaan ini menjadi pengembangan literasi karakter.
Kata Perenungan Master Cheng Yen
Setiap hari peserta didik diberi satu kalimat bijak ajaran Master Cheng Yen. Oh ya, Master Chen Yen adalah pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi yang berpusat di Taiwan. Beliau mendirikan yayasan ini sebagai wadah untuk menyebarkan ajaran cinta kasih kepada semua makhluk.
Kami menyampaikan satu kalimat bijak Master Cheng Yen dalam bahasa Mandarin. Kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Para siswa menulis kalimat perenungan terebut di dalam buku dan menulis refleksi singkat bagaimana para siswa akan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya kalimat bijak berikut ini:
"Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati" Nasihat bijak ini disampaikan kepada para peserta didik melalui speaker sekolah  dalam dua bahasa, Mandarin dan Indonesia. Kemudian peserta didik menulis makna kalimat tersebut dalam penerapan sehari-hari.
Ini adalah bentuk literasi. Karena dengan menulis kalimat bijak dalam dua bahasa, peserta didik mengasah kemampuan mengolah informasi dengan cara menuliskan apa yang dia dengarkan.
Disebut literasi karakter karena peserta didik belajar merefleksikan kalimat bijak dan merenungkan bagaimana cara menerapkan untuk kehidupan sehari-hari. Inilah yang disebut oleh Master Chen Yen sebagai Pendidikan Cara Hidup.
Langkah berikutnya, pendidik memberi kesempatan kepada minimal 2 peserta didik untuk mensharingkan apa yang direnungkan dengan kalimat bijak tersebut. Di sini peserta didik mengasah kemampuan mengkomunikasikan ide dan gagasan. Sebuah cara melatih keterampilan berkomunikasi.
Langkah terakhir yaitu satu peserta didik menuliskan kalimat perenungan tersebut di papan tulis. Tentu dalam dua bahasa. Kami mempunyai 3 papan tulis. Salah satu papan tulis digunakan untuk menuliskan pembiasaan literasi ini.
Saya yakin hampir di setiap satuan pendidikan punya pembiasaan menghafal satu kata dalam satu hari. Di sekolah kami, ini kami sebut spelling bee. Melalui speaker disampaikan satu kata dalam bahasa Mandarin dan Inggris.Â
Siswa menuliskan kata ini di buku tulis yang mereka punya. Untuk memastikan kebenaran cara penulisannya, guru mengulang kembali dan menanyakan kepada peserta didik, ejaan dan arti kata yang disebutkan melalui speaker. Kemudian kata tersebut ditulis oleh peserta didik pada papan tulis.
Kata tersebut harus dihafal oleh peserta didik pada hari itu. Hari berikutnya ketika akan masuk kelas, peserta didik menyebutkan kata ini sebagai "password"Â untuk masuk ke kelas.
Kata yang digunakan untuk spelling bee diusahakan kata yang terkait dengan kalimat bijak Master Cheng Yen yang direnungkan di atas. Dengan demikian semua aktivitas pembiasaan selalu dikaitkan dengan karakter yang terkandung dalam ajaran Master Cheng Yen. Inilah yang kami sebut Literasi Karakter.
Setelah kegiatan pembiasaan ini selesai, para siswa menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai upaya pengembagnan nasionalisme. Kemudian dilanjutkan dengan berdoa yang dipimpin salah satu peserta didik untuk memulai pelajaran jam pertama.
Begitulah aktivitas pembiasaan yang kami lakukan setiap hari sebelum peserta didik memulai pembelajaran di dalam kelas. Saya yakin banyak sekolah mempunyai praktik baik sebagai cara membangun keterampilan/kompetensi siswa baik itu pengetahuan, afektif/moral/karakter maupun psikomotorik.  Pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus dengan cara  yang benar akan membentuk pelajar yang berwawasan global dan berkarakter nilai-nilai Pancasila. Tentu penerapannya sesuai dengan konteks dan karakteristik masing-masing sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H