Langkah berikutnya, pendidik memberi kesempatan kepada minimal 2 peserta didik untuk mensharingkan apa yang direnungkan dengan kalimat bijak tersebut. Di sini peserta didik mengasah kemampuan mengkomunikasikan ide dan gagasan. Sebuah cara melatih keterampilan berkomunikasi.
Langkah terakhir yaitu satu peserta didik menuliskan kalimat perenungan tersebut di papan tulis. Tentu dalam dua bahasa. Kami mempunyai 3 papan tulis. Salah satu papan tulis digunakan untuk menuliskan pembiasaan literasi ini.
Saya yakin hampir di setiap satuan pendidikan punya pembiasaan menghafal satu kata dalam satu hari. Di sekolah kami, ini kami sebut spelling bee. Melalui speaker disampaikan satu kata dalam bahasa Mandarin dan Inggris.Â
Siswa menuliskan kata ini di buku tulis yang mereka punya. Untuk memastikan kebenaran cara penulisannya, guru mengulang kembali dan menanyakan kepada peserta didik, ejaan dan arti kata yang disebutkan melalui speaker. Kemudian kata tersebut ditulis oleh peserta didik pada papan tulis.
Kata tersebut harus dihafal oleh peserta didik pada hari itu. Hari berikutnya ketika akan masuk kelas, peserta didik menyebutkan kata ini sebagai "password"Â untuk masuk ke kelas.
Kata yang digunakan untuk spelling bee diusahakan kata yang terkait dengan kalimat bijak Master Cheng Yen yang direnungkan di atas. Dengan demikian semua aktivitas pembiasaan selalu dikaitkan dengan karakter yang terkandung dalam ajaran Master Cheng Yen. Inilah yang kami sebut Literasi Karakter.
Setelah kegiatan pembiasaan ini selesai, para siswa menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai upaya pengembagnan nasionalisme. Kemudian dilanjutkan dengan berdoa yang dipimpin salah satu peserta didik untuk memulai pelajaran jam pertama.
Begitulah aktivitas pembiasaan yang kami lakukan setiap hari sebelum peserta didik memulai pembelajaran di dalam kelas. Saya yakin banyak sekolah mempunyai praktik baik sebagai cara membangun keterampilan/kompetensi siswa baik itu pengetahuan, afektif/moral/karakter maupun psikomotorik.  Pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus dengan cara  yang benar akan membentuk pelajar yang berwawasan global dan berkarakter nilai-nilai Pancasila. Tentu penerapannya sesuai dengan konteks dan karakteristik masing-masing sekolah.