Mengawali refleksi akhir tahun 2022 saya mengutip kalimat seorang penulis drama Romawi tahun 151 Sebelum Masehi, Terence sebagai berikut: "Fotis Fortuna Adiuvat" yang artinya, "Nasib baik menaungi para pemberani".
Saya terkejut karena terpesona oleh berkat Tuhan yang saya terima selama tahun ini. Keterkejutan saya menjadi makin kuat pada akhir tahun 2022 ketika saya mendapatkan penghargaan sebagai kepala sekolah inspiratif nasional tahun 2022 kategori kepala SMA. Saya terkejut karena tidak pernah berpikir akan mendapatkan "hadiah" seperti ini.
Peristiwa ini membuat saya menoleh kebelakang. Ibarat seorang pembajak, saya melihat hasil bajakan saya sudah benar atau belum. Terlihat hamparan jejak aktivitas keberanian saya sebagai guru-kepala sekolah. Â Jejak itu meninggalkan monumen yang orang sebut prestasi. Saya menyebutnya aktivitas proses keberanian.
Misalnya, keputusanku mengikuti seleksi sekolah penggerak. Saya melakukan dengan sungguh dan jujur apa yang disyaratkan panitia. Kejujuranku ini sebuah keberanian. Saya tidak perlu merekayasa jawaban atas pertanyaan asesor. Motivasi dasar saya adalah saya mau belajar menjadi kepala sekolah yang lebih baik. Saya mau melakukan perubahan. Alhamdulilah, saya lolos dalam seleksi itu. Proses berikutnya saya ikuti dengan sungguh-sungguh sebagai kesempatan belajar. Ya, belajar dan belajar.
Selama proses ini banyak sekali aktivitas perbaikan tata kelola sebagai kepala sekolah. Khususnya kepemimpinan di satuan pendidikan.
Kreatif Melakukan Hal Baru Mendapatkan Tantangan Baru
Ketika melakukan hal baru tentu ada kendala-dan saya sebut itu sebagai tantangan baru. Tantangan yang paling besar adalah mengubah paradigma tim (orang-orang) yang bekerja bersama kita, yaitu guru-guru. Para guru telah menghidupi kurikulum 2013 sejak lama. Saat ini harus berubah dengan standar baru -- lebih tepat paradigma baru, yang sebenarnya mau menggambarkan banyak hal baru yang belum final kejelasaannya.Â
Dalam situasi seperti itu saya berusaha memastikan bahwa saya sebagai kepala sekolah harus tahu kurikulum yang baru ini. Karena itu saya banyak membaca dan belajar dari berbagai sumber. Saya juga mendorong teman-teman guru belajar dan membaca dari literatur dan sumber yang saya bagikan. Ini jelas membutuhkan keberanian.
Kepercayaan diri saya ini dibaca oleh para guru. Mereka percaya kepada setiap hal yang saya sampaikan terkait penerapan kurikulum ini. Proses yang saya lakukan dalam penerapan kurikum merdeka inilah yang kemudian menghantar saya kepada penganugerahan sebagai kepala sekolah inspiratif nasional tahun 2022 kategori kepala SMA.
Kemauan Membuat Refleksi
Seorang filsuf Yunani, Socrates mengatakan, "Hidup yang tidak direfleksikan adalah hidup yang tidak layak untuk dijalani". Setiap aktivitas atau tantangan yang kami temukan solusinya, saya refleksikan. Yang saya maksud refleksikan disini yaitu saya tulis. Pada tahun 2022 ini saya fokus pada refleksi gimana agar pembelajaran guru di kelas itu sesuai dengan semangat kurikulum merdeka. Saya menemukan kuncinya terletak pada pedagogi guru yang harus diperbaharuai. Ya, ini bukan soal kompetensi keilmuan atau sosial atau kepribadian guru tetapi soal pedagogi. Anda ingin tahu apa itu dan bagaimana kemampuan pedagogi ini menjadi kompetensi pokok untuk menciptakan pembelajaran yang asik, meyenangkan, dan bermakna? Silakan baca buku 10 Elemen Pedagogi Guru Merdeka.
Refleksi ini saya buat berdasarkan pada pengamatan saat guru mengajar di kelas yang saya lakukans secara formal dalam supervisi maupun saya keliling setiap hari mengamati dari luar kelas guru mengajar. Tentu juga saya diskusi dan pelajari dari berbagai pendapat ahli melalui literatur. Melalui buku yang merupakan hasil refleksi ini saya mendapatkan poin sebagai kepala sekolah inspiratif. Jelas banget untuk menulis buku ini saya membutuhkan keberanian karena refleksi ini harus bisa saya pertanggungjawabkan secara ilmiah dan bisa diterapkan.
Orang bijak mengatakan, "Dua kepala lebih baik daripada satu kepala". Maksud dari kalimat itu adalah kerja sama dengan orang lain dalam sebuah tim akan lebih baik hasilnya dibadingkan kerja seorang diri. Kalimat itu mendapatkan kebenaran dalam wujud kolaborasi dengan pihak lain ketika menerapkan kurikulum merdeka.
Kolaborasi saya lakukan dengan berbagai pihak, orang tua, lembaga pemberdayaan dan universitas. Kolaborasi meliputi pengembangan sumber daya guru, untuk meningkatkan kualitas guru. Kolaborasi juga dalam melaksankan pembalajaran dan pendampingan kepada siswa. Salah satu hal yang sangat penting adalah projek bersama universitas. Ini sunggu butuh keberanian.
Terintegrasi dengan Kurikulum
Kreativitas melakukan hal baru yang terus direfleksikan untuk dibagikan kepada masyarakat yang dilakukan berkolaborasi dengan pihak lain harus dilakukan terintegrasi dengan kurikulum. Artinya adalah, semua aktivitas itu dilakukan untuk menghidupi kurikulum merdeka. Seorang kepala sekolah dituntut mampu melihat gambaran besar kurikulum merdeka dan penerapannya dicocokkan dengan kondisi sekolah serta siswa. Ketika kepala sekolah mampu melakukan itu maka kreativitas yang dilakukan secara kolaboratif akan terintegrasi dengan kurikulum.
Keberanian Aspek Kepemimpinan
Mengakhiri refleksi singkat ini, saya menuliskan untuk diri saya yang akan saya kembangkan tahun 2023, yaitu:
- Setiap tantangan selalu membawa solusi. Temukan solusi kreatif. Beranilah membuat perbedaan dari sebelumnya atau dari orang lain-termasuk dari pimpinan. Tapi Anda harus bisa menjelaskan secara rasional
- Setiap tantangan adalah kesempatan Anda belajar. Ya, belajar mencari solusi. Belajar hal-hal baru. Teruslah kembangkan semangat belajar karena seorang pemimpin harus tahu lebih banyak daripada orang yang dipimpin.
- Buat refleksi. Refleksi bisa dalam bentuk tulisan, foto dan atau video. Jangan pernah malu untuk membagikan hasil refleksi Anda. Ketika orang lain menolaknya, itu artinya refleksi Anda tidak cocok untuk dirinya, dan itu adalah latihan diri menjadi tidak baperan.
- Kolaborasi. Kata ini sangat menggairahkan kalau dilaksanakan. Anda akan memperolah hal-hal baru yang Anda tidak akan pernah duga sebelumnya. Â Pikirkan terus kolaborasi seperti apa yang akan Anda lakukan dan bersama siapa Anda akan berkolaborasi
- Terintegrasi dengan kurikulum. Ini sangat penting. Semua hal yang Anda lakukan, kreativitas, refleksi, kolaborasi harus terintegrasi dengan nilai-nilai sekolah. Dalam konteks sekolah adalah sesuai dengan kurikulum merdeka (Kurikulum Operasioanl Satuan Pendidikan)
Semua itu membutuhkan keberanian. Keberanian untuk mengosongkan diri sehingga terus berminat belajar. Keberanian berusaha mencari solusi -- dan hal baru. Keberanian mengorbankan waktu, dan kadang harga diri karena itu penting semangat mengosongkan diri, dan keberanian terbuka untuk kolaborasi. Di sini dibutukan kerendahan hati. Â Seorang yang berani seperti ini akan dinaungi nasib baik, "Fortis Fortuna Adiuvat" kata Terence, penulis drama Romawi tahun 151 Seb. Masehi. Apakah tahun 2023 akan dinaungi nasib yang lebih baik lagi? Tergantung seberani apa Anda mengosongkan diri. Seberani apa Anda mau belajar. Seberani apa Anda berkolaborasi. Seberani apa Anda membuat perbedaan (make difference)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H