"Sistem kebut semalam" Istilah yang menggambarkan siswa belajar satu malam suntuk sebelum ujian/penilaian. Ulangan atau penilaian (asesmen) selalu membuat siswa takut, cemas dan khawatir. Karena hasil penilaian digunakan untuk mengukur sukses tidaknya seorang pelajar. Alasan ini pula yang membuat siswa terdorong mencontek.
Hal kayak gini disebabkan oleh paradigma guru yang keliru mengenai penilaian (asesmen). Guru tidak memahami penilaian dalam keseluruhan pembelajaran di sekolah. Guru memahami hakikat penilaian, siswa bahagia belajar.
Penilaian pada hakikatnya proses yang dilaksanakan guru untuk mencari data sebagai bukti apakah tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan target. Penilaian juga digunakan untuk mengecek efektivitas pembelajaran di kelas. Kalau pembelajaran digunakan untuk mengecek efektivitas maka penilaian dibutuhkan oleh guru dan siswa.
Penilaian ada dua jenis, formatif dan sumatif. Banyak guru tidak paham perbedaan diantara keduanya. Gagal paham ini berakibat fatal pada diri siswa, sepetti pada siswa takut, cemas, dan khawatir ketika hendak ujian/penilaian.
Dalam penilaian (asesmen) yang paling utama adalah formatif bukan sumatif. Tapi justru seringkali guru memperlakukan sumatif lebih penting daripada formatif.(Bdk. Panduan Pembelajaran dan Asesmen, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, 2022, halaman 26-40)
Penilaian Formatif
Penilaian formatif yaitu penilaian yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran sudah tercapai oleh peserta didik. Penilaian yang memberikan informasi dan umpan balik kepada peserta didik maupun pendidik guna memperbaiki proses belajar. Inilah alasan kenapa fomatif disebut paling utama.
Penilaian formatif bisa dilakukan pada awal pembelajaran atau pada proses dan atau akhir pembelajaran. Penilaian formatif yang dilakukan pada awal pembelajaran disebut diagnostik tes. Manfaatnya untuk mengetahui karakteristik siswa sehingga pembelajaran bisa dirancang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa. Tujuannya agar siswa mempunyai pengalaman belajar.
Sedangkan penilaian formatif yang dilaksanakan pada proses atau setelah pembelajaran berfungsi untuk memberi umpan balik yang cepat agar guru segera mengadakan perbaikan proses pembelajaran.
Penilaian formatif tidak digunakan untuk penilaian hasil belajar siswa yang dilaporkan dalam rapor. Banyak guru keliru bahwa ulangan harian yang dilakukan setelah pembahasan materi selesai, yang hasilnya digunakan untuk nilai rapor adalah formatif. Padahal itu termasuk sumatif.
Penilaian sumatif yaitu penilaian yang orientasinya pada hasil belajar siswa, dan diolah untuk nilai rapor. Penilaian ini dilakukan untuk memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran.
Pelaksanaan penilaian sumatif bisa dilakukan pada akhir proses pembelajaran atau pada waktu dua atau lebih tujuan pembelajaran atau lingkup materi selesai dibahas. Guru atau satuan pendidikan mempunyai kewenangan menentukan berapa banyak tujuan pembelajaran yang akan diasesmen. Tidak semua tujuan pembelajaran harus diasesmen. Sesuaikan dengan waktu, dan kondisi siswa.
Penilaian sumatif menjadi bagian dari perhitungan penilaian akhir semester, akhir tahun ajaran atau akhir fase.
Menyadari penilaian formatif yang lebih utama daripada sumatif, seharusnya guru lebih kreatif membuat penilaian untuk-pertama-tama-memperbaiki pembelajaran, bukan untuk menilai siswa.
Teknik asesmen sangat beragam. Guru bisa menggunakan salah satu atau beberapa secara bergantian. Berikut ini teknik asesmen: observasi, kinerja, projek, tes tertulis, tes lisan, penugasan dan portofolio. Selama ini guru terpaku pada satu teknik asesmen yaitu tes tertulis. Teknik ini membuat siswa menghafal, belajar kebut semalam, dan mencontek.
Mamahami hakikat penilaian secara benar mendorong guru melakukan asesmen bukan pertama-tama dan terutama untuk melihat hasil belajar siswa melainkan untuk melihat perkembangan belajar dan efektivitas pembelajaran. Inilah yang utama. Memahami hakikat penilaian, akan membuat siswa bahagia belajar. Inilah penialian yang digunakan di dalam Kurikulum Merdeka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI