Dengan cara yang sangat apik, RD. Yustinus Ardiyanto, Pr sesuai keahliannya dibidang komunikasi memberi jalur (road map) bagi guru PAK, Pengawas dan Penyuluh Agama Katolik bertransformasi di era digital saat ini.Â
Guru PAK, Pengawas dan Penyuluh Agama Katolik tidak bisa lagi menggunakan paradigma pendidikan zaman old. Anak-anak yang dipercayakan Tuhan kepada kita melalui sekolah adalah generasi yang lahir terkoneksi dengan tiga dimensi yaitu saling terkoneksi berbagai area, berorietansi pada layar digital dan punya sumber terbuka tiada batas.Â
Jelas sekali identitas mereka dibentuk bukan hanya oleh hal-hal yang signifikan tetapi juga oleh hal-hal "asing" yang tidak terpahami dan yang sedang trendy. Untuk bisa mendapimpingi mereka secara efektif, para guru PAK, Pengawas dan Penyuluh Agama Katolik membutuhkan waktu diam bersama dengan Yesus (Me Time)
Rekoleksi bagi para guru PAK, Pengawas dan Penyuluh Agama Katolik adalah kesempatan refleksi. Sebuah momen yang sangat penting seperti yang dikatakan Socrates, "Hidup yang tidak direfleksikan adalah hidup yang tidak layak dijalani."
Pada refleksi kali ini para guru PAK, Pengawas dan Penyuluh Agama Katolik diingatkan bahwa identitas dirinya adalah menuju kepada kesucian. Hal itu bisa dilakukan ketika terus meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan sehingga bisa menjadi teladan bela rasa, berbagi dalam wadah yang ada.Â
Karena itulah guru harus bertransformasi sesuai dengan konteks saat ini. Dengan demikian guru PAK, Pengawas, dan Penyluh Agama Katolik mampu makin mengasihi, makin terlibat, makin menjadi berkat. Amin. AMDG (Ag. Purwanto-Penyuluh Agama Katolik Non PNS DKI Jakarta)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI