Pratik memilah sampah sebagai sebuah gerakan seluruh siswa di sekolah, harapannya ditularkan kepada orang-orang di rumah. Praktik ini kami maknai sebagai gerakan menyelamatkan bumi dan kehidupan. Kenapa disebut meyelamatkan bumi? Paling tidak saya bisa menyebutkan dua alasan.
1. Gerakan memilah sampah akan menyelamatkan banyak orang terbebas dari penyakit akibat memulung sampah di TPA. Anda bisa bayangkan ketika semua orang melakukan pemilahan sampah. Tidak ada lagi sampah daur ulang di TPA. TPA benar-benar menjadi tempat pembuangan akhir yang tidak lagi dirambah manusia.Â
2. Pola perilaku memilah sampah akan meminimalisir terjadinya pembuangan sampah plastik secara sembarangan. Sampah plastik menjadi sampah yang sangat berbahaya bagi kehidupan biota laut dan manusia. Mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh ikan akan membayakan manusia yang mengkonsumsi ikan tersebut.
Menurut peneliti LIPI M. Reza Cordova, ancaman mikroplastik di dalam air laut Indonesia jumlahnya sudah mencapai 30 hingga 960 partikel/liter. Tentu ini menjadi ancaman yang sangat serius.
Itulah dua alasan mendasar kenapa memilah sampah mempunyai makna menyelamatkan kehidupan. Kegiatan lain sebagai wujud kepedulian kami terhadap kehidupan yaitu merancang kegiatan membersihkan pantai dari sampah plastik.
Program memilah sampah mempunyai prosedur sebagai standar perilaku setiap siswa ketika melakukan pemilahan sampah. Standar perilaku pemilahan sampah sebagai berikut:
1.Siwa/guru mengetahui jenis-jeins sampah yang termasuk sampah daur ulang. Karena itu setiap kali akan melakukan pemilahan sampah, para siswa mendapat penjelasan singkat
2. Setiap jenis sampah daur ulang dikelompokkan menjadi satu tempat sesuai dengan jenisnya. Sampah kertas disatukan dengan sampah kertas, sampah botol dengan sampah botol dan sebagainya.
3. Tutup botol plastik dimasukan dalam satu tempat terpisah karena mengandung zat pewarna dan kimia yang berbeda dengan botol plastic
4. Plastik yang menutup botol dilepas kemudian botol diremas/dipres