Mohon tunggu...
Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Mohon Tunggu... Guru - Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Era Digital Era Rumahan

2 November 2019   14:00 Diperbarui: 2 November 2019   13:58 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu kesempatan saya menghadiri pameran pendidikan disebuah sekolah swasta terkenal di Jakarta Pusat. Berbagai institusi perguruan tinggi terkenal baik swasta maupun negeri mempresentasikan program studi unggulan. Tidak ketinggalan konsultan pendidikan dan agen pendidikan luar negeri. Dari setiap presentasi yang saya hadiri dan diskusi dengan agen lembaga pendidikan asing, saya memperoleh gambaran kompetensi penting yang harus dimiliki seorang anak untuk bisa lulus prodi di universitas negeri ataupun lulus program beasiswa di luar negeri. Salah satu kompetensi penting tersebut adalah kemampuan berbahasa asing. Sebagai orang tua, dan guru saya selalu berpikir bagaimana cara efektif agar anak bisa berbahasa Inggris? Dikursuskan. Barangkali ini pemikiran cepat yang terlintas. Namun, itu tidak mudah dilaksanakan mengingat kegiatan anak di sekolah sangat padat dan hampir setiap hari pulang sore bahkan kadang sampai malam. Pada era digital seperti sekarang tentu tidak ada kesulitan waktu dan tempat yang tidak ada jalan keluarnya. Satu kata yang menjadi solusi "online".

felisia-edit-jpg-5dbd2948097f367f23082972.jpg
felisia-edit-jpg-5dbd2948097f367f23082972.jpg
Adalah Felicia siswa kelas 10 SMA Cinta Kasih Tzu Chi. Ia berhasil meraih juara pertama dalam perlombaan speech yang diselenggarakan sekolah dalam rangka Bulan Bahasa. Sungguh luar biasa penampilan siswa ini. Dalam semua kategori (public speaking, pronotiation, contens, sistematika) meraih skore sempurna dari tiga juri. Ia bahkan mampu menggeser juara bertahan dari kelas 12. Setelah puncak Bulan Bahasa usai, iseng-iseng saya ngobrol sambil menyampaikan ucapan selamat. Saya bertanya dimana ia kursus bahasa Inggris. Jawabannya diluar dugaan saya. Ia tidak pernah kursus bahasa Inggris. Ketika saya tanya dari mana ia belajar bahasa Inggris, ia menjawab dari internet. Ia menjelaskan banyak nonton film Harry Potter, membaca novelnya-tentu dalam bahasa Inggris dan sering chating (voice) dengan teman media sosial dari luar negeri. Sebuah pencapaian yang luar biasa diperoleh dari rumah.

Kisah kesuksesan yang dilakukan dari rumah sangat banyak saat ini. Tidak sedikit orang memanfaatkan media online untuk mencapai kesuksesan. Dalam hal ini bisa disebut youtuber, penulis konten dan sebagainya. Sementara ini begitu banyak orang tua mencari strategi bagaimana agar anak tidak kencanduan main game online, tetapi banyak orang sukses memanfaatkan media online untuk mengembangkan diri.

Konsistensi Pendampingan

Pada era digital seperti sekarang ini tidak bisa dipungkiri media online tidak bisa lagi dihindari. Kita harus menggunakannya. Bagi upaya pengembangan kompetensi apapun bidangnya, media online adalah sarana yang paling efektif dan efisien. Agar media online sungguh bermanfaat positif, satu hal yang harus dilakukan. Yaitu konsistensi (pendampingan). Konsistensi ini sangat penting untuk kesuksesan. Bagi para generasi milenial, orang tua harus konsisten dalam memberi pendampingan. Kelemahan terbesar orang tua sekarang ini adalah tidak adanya waktu mendampingi anak sehingga yang terjadi anak menyalahgunakan media online untuk kesenangan diri. Kekuatan konsistensi ini sangat dahsyat dalam membuat perubahan. Era digital seperti sekarang ini, hampir semua hal bisa dikerjakan dari rumah. Tidaklah susah dipahami katika para ilmuwan mengatakan bahwa pada tahun 2022 hampir 50 % pekerja diganti dengan mesin. Ini bisa diartikan pula akan terjadi proses pergantian tempat kerja, yang selama ini dikerjakan di kantor akan dilakuakn dari rumah. Tidaklah berlebihan jika era digital adalah era rumahan. Sebuah era yang akan (bisa) mengembalikan keluarga sebagai institusi terkuat dan terpenting. (Purwanto-Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun