Mohon tunggu...
Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Mohon Tunggu... Guru - Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pembinaan Penyuluh Agama Katolik Non PNS Tingkat Nasional

25 Mei 2019   18:34 Diperbarui: 25 Mei 2019   18:41 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berani Berekspresi Sukacita|Dokumentasi pribadi

"Ngeri ngero" ungkapan ini menjadi viral diantara pasa peserta Pembinaan Penyuluh Agama Katolik Non PNS tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Kasubdit Bimas Katolik 20-23 Mei 2019 di Hotel Marlyn Park Jakarta. Ungkapan yang aslinya dari Indonesia Timur itu bermakna positif, pujian karena puas sekaligus sindiran berharap lagi. Pertemuan pembinaan penyuluh tahunini sangat wau, hebat,  menarik, inspiratif dan mantap. Tepatlah kalau kami mengungkap seluruh kegiatan itu dengan satu frasa "ngeri ngero"

Nara Sumber yang Memesona (fascinosum)

Saya merasa beruntung ketika mendapat kesempatan mengikuti kegiatan ini. Saya yakin semua peserta merasakan yang sama. Beruntung karena kegiatan ini dirancang dengan apik. Pembiacara yang dihadirkan adalah pribadi yang berkualitas dari segi keilmuan, professional dan kepribadian. Saya belajar bukan hanya keilmuan dan pengalaman serta profesionalitas mereka tetapi saya dibuat kagum (fascinosum) oleh penghayatan para narasumber terhadap karya mereka. Mereka melaksakanan tugas dan tunggung jawab dari sebuah hati yang tersentuh oleh nilai keilahian. 

Nilai kerohanian. Bagi saya inilah yang membuat kegiatan ini sangat menarik. Nilai-nilai yang mereka hidupi adalah cermin kedekatan mereka dengan Allah yang menjadi spiritualitas dan menggerakkan tindakan professional pelayanan mereka. Sungguh luar biasa. Ngeri ngero ungkap para peserta.  Nara sumber yang memesona itu adalah:

Bp. Fransisikus Endang, SH, MM : Kebijakan Teknis Pengelolaan Urusan Agama Katolik

Rm PC Siswantoko : Reksa Pastoral Gereja Katolik Dalam Penyuluhan Agama Katolik

Drs. Eusabius Binsasi: Kebijakan Penyelenggaraan Urusan Agama Katolik

Bp. FIdeis Waruwu, M.Sc : Konseling Pastoral Bagi Penyuluh Agama Katolik

Drs. A.H. Yuniadi, MM: Pengelolaan Penyuluh Agama Katolik dan Pelatihan Penyusunan Proposal dan Laporan Kegiatan Penyuluhan

Rm. Benyamin Sudarto : 1) Teknik Pastoral dan Pembinaan Kelompok Kategorial Paroki, 2) Profile dan Kode Etik Penyuluh Agama Katolik

Rm. Franz Magnis Suseno, SJ : Identifikasi Masalah Sosial Keagamaan

Kombes Pol Drs. Sumirat Dwiyanto, M.Si: Pembinaan Penanggulangan Narkoba bagi Remaja dan Anak Muda

A.H.Yuniadi Pembicara|Dokumentasi pribadi
A.H.Yuniadi Pembicara|Dokumentasi pribadi
Penyuluh Sebagai Panggilan

Inilah pondasi kokoh yang membuat penyuluh agama Katolik bertahan sampai akhir dalam menghidupi pelayanan. Para narasumber secara implistit dan eksplisit mensharingkan dasar kokoh ini. Menghayati tugas dan tanggung jawab penyuluh sebagai panggilan. Apa sih makna panggilan disini? Makna panggilan ini adalah kesadaran mendalam, "mengurat dan mendaging" bahwa aku dipanggil Tuhan menjalani kehidupan sebagai penyuluh. "Ya, kalau bukan aku siapa lagi" Kalimat ini berkali-kali dan dengan penekanan yang kuat disampaikan oleh para narasumber. 

Betapapun beratnya tantangan yang ada, entah itu dalam bentuk keterbatasan uang, waktu, tenaga dan terkadang semangat, kesadaran "kalau bukan aku siapa lagi" menjadi sumber kebangkitan semangat melayani. Aku menjadi penyuluh bukan karena dorongan ekonomi mengejar kekayaan, bukan pula dorongan sosial mengejar status kehormatan, bukan juga popularitas. 

Aku menjalani ini karena Tuhan meminta aku. Aku yakin Tuhan akan mencukupi apa yang aku dan keluargaku butuhkan. Ad Maiorem Dei Gloriam (Semua demi Kemuliaan Tuhan yang lebih besar). Itulah substansi panggilan. Pertemuan pembinaan penyuluh ini sungguh menjadi suluh (penerang) bagi para peserta untuk semakin menyadari dan semakin menghayati tugas dan tunggung jawab penyuluh sebagai panggilan.

Penyuluh Berkompeten dan Profesional

Tidak sedikit penyuluh menjadi penyuluh bermodal pada kemauan. Artinya saya mau kendati tidak memiliki kemampuan yang mumpuni. Jika keadaan seperti ini terus dipertahankan, bisa dipastikan penyuluh tidak hanya tidak bahagia dengan tugasnya tetapi bisa menyesatkan umat yang dilayani. Barangkali modal mau kendati tidak mampu cocok untuk zaman dahulu. Tetapi tidak cocok untuk jaman sekarang. Era perubahan industri 4.0 merupakan era teknologi yang sangat canggih. Informasi berterbaran dimana-mana.

Berada pada era seperti ini, para penyuluh akan tetap bisa berperan sebagai "penyuluh" yang mengembangkan iman umat ketika penyuluh mereformasi diri dengan semangat belajar. Kemauan yang kuat diikuti dengan kemampuan yang cakap. Ini selaras dengan semangat Gereja yang selalu membaharui diri (Ecclesia semper reformanda). Dalam rangka meningkatkan kompetensi para penyuluh inilah, panitia mengundang para narasumber yang sangat kompeten pada bidangnya. 

Dari semua paparan narasumber diharapkan para penyuluh menindaklanjuti dengan mengembangkan 4 kompetensi (kompetensi professional, pedagogic, kepribadian dan sosial). Dalam rangka meningkatkan kompetensi tersebut para penyuluh hendaknya menjadikan sumber iman Gereja Katolik menjadi rujukan. Tiga sumber iman Gereja Katolik: Kitab Suci, Tradisi dan ajaran Gereja/Magisterium. Dengan kompetensi penyuluh yang handal tentu saja penyuluh sungguh menjadi  terang dan garam bagi umat dan masyarakat.

Administrasi Bagian dari Profesionalitas

Kompetensi yang handal dalam pelayanan nyata ditengah umat hendaknya disempurnakan dengan sebuah sistem pelaporan yang rapi, teratur dan terstandar. Penyuluh agama Katolik berdiri dalam sebuah area diantara dua institusi yang berbeda. Institusi rohani yang disebut Gereja, dan institusi dunia yang disebut Negara. Penyuluh berdiri pada sisi institusi rohani ketika mereka menyampaikan ajaran gereja agar umat memiliki kualitas hidup yang baik dan bermakna bagi orang lain. 

Sedangkan berdiri pada sisi negeri ketika mereka menjalankan amanah perundangan, yang ambil bagian dalam tugas negara membangun manusia yang berkualitas, dan dalam hal ini menggunakan pembiayaan negera. Karena itulah, semua aktivitas pelayanan penyuluh harus diadministrasikan secara rapi, teratur dan dilaporkan sesuai dengan standar yang ada. Ketika hal ini dilakukan, penyuluh pun menghayati perintah Sang Guru "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." (Mat 22:21) Dalam kaitan dengan hal ini, Bp. A.H. Yuniadi memberi pembekalan apa dan bagaimana membuat laporan berbasis teknologi.

Berani Berekspresi Sukacita|Dokumentasi pribadi
Berani Berekspresi Sukacita|Dokumentasi pribadi
Penyuluh Update gak Kudate

Topik yang sangat inspiratif dibawakan oleh Kombes Pol Drs. Sumirat Dwiyanto,M.Si. Beliau memaparkan dengan data acaman dahsyat terhadap generasi umat Allah. Itu adalah Narkoba. Sesi ini menjadi sangat inspiratif karena para penyuluh dibangunkan dari tidur panjang bahwa pelayanan kita jangan hanya terbatas dan seputar gereja. Pelayanan kita harus keluar dari dinding gerjeja. Pelayanan harus menjangkau manusia yang lebih luas. Keselamatan untuk semua umat manusia. Para penyuluh harus terus update bukan kudate (kurang update). 

Termasuk isu dan ancaman terkini. Setan telah berubah dengan cara yang canggih seturut perkembangan teknologi. Kengerian yang ditimbulkan oleh Narkoba seharunya menyadarkan semua peserta bahwa situasi saat ini sudah "siaga gawat darurat narkoba" Bagaimana keselamatan yang dibawa Tuhan Yesus  menjadi real dialami masyarakat yang terancam bahaya narkoba? Sebuah pertanyaan yang harus dijawab dengan program kerja para penyuluh agama Katolik.

Penutup

Ngeri ngero..luar biasa...mantul (mantap betul) kegiatan ini. Beribu kesan tertancap dihati. Enggan pulang ingin bertahan. Tapi semua ada waktu berakhir. Seperti Petrus yang berkata kepada Yesus pada Tuhan Yesus dimuliakan di atas bukit ""Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. 

Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." (Mat 17:4). Kami pun demikian. Namun kami sadar bahwa kami harus kembali ke kemah pelayann kami masing-masing. "Betapa bahagia kami berada di sini, bersama teman teman mendapatkan pembinaan". Banyak bekal kami terima. Saudara seperjuangan dan sepelayanan kami perolah. Semangat dan antusias kembali menetas. 

Terima kasih kepada Bp. A.H Yuniadi dan teman teman yang telah memfasilitasi kami mendapatkan animasi dari para animator hebat. Terima kasih teman-teman dari seluruh provinsi. Kita dikumpulkan dari berbagai penjuru daerah, dibekali diberkati dan sekarang diutus kembali. Salam pelayanan. Ad Maioren Dei Gloriam. (Agustinus Purwanto- Penyuluh dari Provinsi DKI Jakarta)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun