Kombes Pol Drs. Sumirat Dwiyanto, M.Si: Pembinaan Penanggulangan Narkoba bagi Remaja dan Anak Muda
Inilah pondasi kokoh yang membuat penyuluh agama Katolik bertahan sampai akhir dalam menghidupi pelayanan. Para narasumber secara implistit dan eksplisit mensharingkan dasar kokoh ini. Menghayati tugas dan tanggung jawab penyuluh sebagai panggilan. Apa sih makna panggilan disini? Makna panggilan ini adalah kesadaran mendalam, "mengurat dan mendaging" bahwa aku dipanggil Tuhan menjalani kehidupan sebagai penyuluh. "Ya, kalau bukan aku siapa lagi" Kalimat ini berkali-kali dan dengan penekanan yang kuat disampaikan oleh para narasumber.Â
Betapapun beratnya tantangan yang ada, entah itu dalam bentuk keterbatasan uang, waktu, tenaga dan terkadang semangat, kesadaran "kalau bukan aku siapa lagi" menjadi sumber kebangkitan semangat melayani. Aku menjadi penyuluh bukan karena dorongan ekonomi mengejar kekayaan, bukan pula dorongan sosial mengejar status kehormatan, bukan juga popularitas.Â
Aku menjalani ini karena Tuhan meminta aku. Aku yakin Tuhan akan mencukupi apa yang aku dan keluargaku butuhkan. Ad Maiorem Dei Gloriam (Semua demi Kemuliaan Tuhan yang lebih besar). Itulah substansi panggilan. Pertemuan pembinaan penyuluh ini sungguh menjadi suluh (penerang) bagi para peserta untuk semakin menyadari dan semakin menghayati tugas dan tunggung jawab penyuluh sebagai panggilan.
Penyuluh Berkompeten dan Profesional
Tidak sedikit penyuluh menjadi penyuluh bermodal pada kemauan. Artinya saya mau kendati tidak memiliki kemampuan yang mumpuni. Jika keadaan seperti ini terus dipertahankan, bisa dipastikan penyuluh tidak hanya tidak bahagia dengan tugasnya tetapi bisa menyesatkan umat yang dilayani. Barangkali modal mau kendati tidak mampu cocok untuk zaman dahulu. Tetapi tidak cocok untuk jaman sekarang. Era perubahan industri 4.0 merupakan era teknologi yang sangat canggih. Informasi berterbaran dimana-mana.
Berada pada era seperti ini, para penyuluh akan tetap bisa berperan sebagai "penyuluh" yang mengembangkan iman umat ketika penyuluh mereformasi diri dengan semangat belajar. Kemauan yang kuat diikuti dengan kemampuan yang cakap. Ini selaras dengan semangat Gereja yang selalu membaharui diri (Ecclesia semper reformanda). Dalam rangka meningkatkan kompetensi para penyuluh inilah, panitia mengundang para narasumber yang sangat kompeten pada bidangnya.Â
Dari semua paparan narasumber diharapkan para penyuluh menindaklanjuti dengan mengembangkan 4 kompetensi (kompetensi professional, pedagogic, kepribadian dan sosial). Dalam rangka meningkatkan kompetensi tersebut para penyuluh hendaknya menjadikan sumber iman Gereja Katolik menjadi rujukan. Tiga sumber iman Gereja Katolik: Kitab Suci, Tradisi dan ajaran Gereja/Magisterium. Dengan kompetensi penyuluh yang handal tentu saja penyuluh sungguh menjadi  terang dan garam bagi umat dan masyarakat.
Administrasi Bagian dari Profesionalitas
Kompetensi yang handal dalam pelayanan nyata ditengah umat hendaknya disempurnakan dengan sebuah sistem pelaporan yang rapi, teratur dan terstandar. Penyuluh agama Katolik berdiri dalam sebuah area diantara dua institusi yang berbeda. Institusi rohani yang disebut Gereja, dan institusi dunia yang disebut Negara. Penyuluh berdiri pada sisi institusi rohani ketika mereka menyampaikan ajaran gereja agar umat memiliki kualitas hidup yang baik dan bermakna bagi orang lain.Â