Mohon tunggu...
Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Mohon Tunggu... Guru - Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Koperasi Tidak Sekadar Meminjamkan Uang: Koperasi Harus Mengubah Cara Berpikir

3 Mei 2017   18:22 Diperbarui: 4 Mei 2017   13:40 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan anggota koperasi

Namanya Bayu. Ia salah seorang narasumber pendampingan kelompok usaha pada saat kami mengadakan studi banding di koperasi Sawiran, lereng Gunung Bromo Malang Jawa Timur. Pria yang berusia 37 tahun itu berprofesi sebagai pedagang di pasar. Setelah berjualan ia biasanya memberi penyuluhan (pendampingan) kelompok pedangang pasar. Ketika tidak memberi penyuluhan Bayu ke kantor koperasi. Dia berkumpul bersama beberapa penyuluh untuk sharing dan menimba pengetahuan mengenai berkoperasi. Dari proses belajar seperti ini ia bisa menjadi penyuluh bagi teman-temannya. Padahal ia tidak tamat SMA. Bayu memiiki kehidupan yang sangat baik, rumah, lahan yang ditanami sayuran dan mobil pribadi. Bagaimana koperasi bisa mengubah hidup seseorang menjadi seperti Bayu?

Berkoperasi itu Proses Mengubah Cara Berpikir


          Saya seorang pengurus Koperasi Kredit Usaha Sejahtera (KKUS) di Jakarta. Sebulan sekali saya memberi pendidikan dasar kepada anggota baru. Anggota koperasi KKUS per 31 Desember 2016 berjumlah 7.330 anggota. Sebagian besar mereka berasal dari masyarakat ekonomi lemah. Dari angket yang saya buat pada umumnya mereka berharap bisa hidup sejahtera melalui koperasi. Itulah amanat koperasi dalam UU Koperasi nomor 25 Tahun 1992 yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat

Mewujudkan kesejahteraan masyarakat bukanlah perkara mudah. Kesejahteraan bukan hanya persoalan ekonomi. Kesejahteraan – atau saya lebih suka menggunakan istilah “kualitas hidup”- merupakan persoalan cara berpikir. Orang miskin memiliki cara berpikir yang salah dalam memandang kemiskinan mereka. Kemiskinan lebih sebagai akibat dari cara berpikir bukan warisan atau kodrat. “Orang miskin memenuhi pikiran mereka dengan kemiskinan, kelangkaan, dan ketidakmampuan” kata Brian Tracy. Sindrom orang miskin biasanya kurang percaya diri, takut terlibat, merasa tidak berharga, tidak mungkin bisa, “nrimo” saja dan sejenisnya. Dengan keyakinan negatif seperti ini sangat sulit untuk bisa sejahtera.

          Para filsuf menegaskan bahwa sesuatu terjadi merupakan wujud dari pikiran manusia. Cara berpikir menentukan cara bertindak, cara bicara dan cara merasakan. Tindakan yang terus diulang pada pada akhirnya membentuk kebiasaan; kebiasaan itu menentukan watak manusia dan watak manusia menentukan takdirnya. Begitulah kemiskinan merupakan akibat dari cara berpikir.

Ketika saya menyampaikan ide ini ada seorang anggota yang menyangkal. Katanya “buktinya banyak orang lahir dari keluara miskin. Ini kan menunjukkan kalau kemiskinan itu warisan” Bahwa saya atau Anda dilahirkan dalam keluarga miskin bukan berarti orang tua mewariskan kemikisnan itu, tetapi saya dan Anda ada dilingkungan orang yang memiliki cara berpikir miskin. Cara berpikir yang harus diubah.

          Berkoperasi adalah proses mengubah cara berpikir. Mau menjadi sejahtera (kaya), Anda harus berpikir dan bertindak sejahtera (kaya).  Anda akan mendapatkan kelimpahan. “Change your mind, change your destiny” (ubahlah cara berpikirmu; maka berubahlah takdirmu)

Kunci Sukses Berkoperasi: Pendidikan dan Pendampingan Anggota

Pendampingan usaha angota
Pendampingan usaha angota

          Bayu berhasil menyelesaiksn persoalan sindrom orang miskin dalam dirinya. Kemampuan bicaranya juga sangat bagus. Rasa percaya dirinya tinggi.  Penghargaan dirinya pun luar biasa. Semua itu membuat hidupnya makin berkualitas baik dari sisi ekonomi maupun sosial dan karakter. Perubahan ini terjadi melalui pendidikan dan pendampingan didalam koperasi. Koperasi yang tidak memedulikan pendidikan dan pendampingan anggota,  pasti akan runtuh.

Pendidikan disini merupakan proses penyadaran menjadi anggota koperasi yang baik dan benar. Setiap anggota yang memiliki pengertian yang baik mengenai koperasi akan bertindak sebagai insan koperasi yang aktif. Pendidikan itu juga mengenai bagaimana mengelola dan mengatur keuangan (financial planner).. Pendidikan ini menyentuh langsung pada perubahan karakter (Character) anggota.

Pendampingan Usaha

Koperasi harus sadar betul pentingya pendampingan usaha. Pendampingan ini tidak harus selalu dilakukan oleh pengurus, atau karyawan yang dibayar khusus untuk itu. Koperasi bisa mengkader pendamping yang diambil dari antara anggota. Model ini seringkali lebih efektif karena pada dasarnya manusia itu senang berbagi kesuksesan. Mereka akan melakukan pendampingan dengan senang dan tulus.

Sebagai pengurus koperasi saya juga mengadakan pendampingan usaha anggota. Kunjungan itu berdampak positif pada karakter anggota. Anggota merasa diperhatikan dan memperoleh bimbingan, dorongan dan ilmu. Dampak lainnya adalah merasa malu jika tidak mengangsur pinjaman.

Penutup

Menurut UUD 1945 Pasal 33 ayat 1 Koperasi adalah soko guru perekonomian nasional, artinya koperasi sebagai pilar penyangga ekonomi nasional. Hal itu tentu karena koperasi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anggotanya menempatkan pendidikan dan pendampingan sebagai pilar koperasi. Melalui pendidikan dan pendampingan yang dilakukan secara terus menerus, anggota akan mengalami perubahan cara berpikir dan karakter. Hal itu akan menjadi nilai tambah dalam diri mereka dan dengan demikian keunikan diri makin kuat. Ketika dua hal ini dipertemukan dalam koperasi sebagai sarananya, tentu dengan tata kelola yang profesional niscaya kesejahteraan (uang) akan tertarik kepada anggota. “Seseorang yang memiliki cara berpikir positif, dan karakter positif maka kesejahteraan (uang) akan tertarik kepadanya”, kata Peter Spann, orang kaya dari Australia dalam buku Wealth Magic. (Purwanto-pengurus Koperasi Kredit Usaha Sejahtera)

Dengan cara demikian koperasi benar-benar memegang peran penting dalam pemberdayaan ekonomi daerah. Bayu merupakan salah satu contoh. Disana masih terdapat banyak Bayu lain di pasar-pasar yang mendampingi para pedangang. Contoh lain: jika Anda wisata ke Gunung Bromo, Anda harus menggunakan jasa Jeeper untuk mencapai Puncak Bromo. Ratusan pemiliki jeep yang mengantar Anda dengan pelayanan yang sangat baiik sebagian besar adalah anggota koperasi. Jasa sewa  Rp 500.000 per jeep. Mereka memiliki kelompok yang solid, tidak saling berebut pelanggan, dan sangat memuaskan dalam pelayanan. Itulah buah pendidikan dan pendampingan usaha yang dilakukan koperasi.  Sebuah bukti bahwa koperasi mampu menjadi tiang pendongkrak ekonomi daerah. “Berkoperasi bukan sekadar mengumpulkan uang dan meminjamkan uang melainkan sebuah proses mengubah cara berpikir masyarakat” Bukankah hal ini juga menjadi upaya revolusi mental? (Purwanto-Pengurus Koperasi Kredit Usaha Sejahtera)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun