Mohon tunggu...
Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Mohon Tunggu... Guru - Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Bonus Demografi Bukanlah Sebuah Keniscayaan

8 September 2016   08:31 Diperbarui: 8 September 2016   08:54 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bairuindra.com

Ada ungkapan China yang mengatakan, “Air yang banyak bisa menenggelamkan kapal tetapi juga bisa membuat kapal berjalan” Dihadapkan dengan bonus demografi  ungkapan itu bisa bermakna bahwa ledakan penduduk produktif yang akan dicapai Indonesia kisaran tahun 2020-2030 bisa menjadi kekuatan besar  yang menggerakkan perekonomian Indonesia, tetapi juga bisa menenggelamkan Indonesia dalam keterpurukan. Generasi bonus demografi bisa menjadi “generasi emas” sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo pada Peringatan ke-23 Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2016 di Kupang. Namun bukan berarti bonus demografi sebagai keniscayaan yang menghantar kepada kejayaan dan kebesaran Indonesia, melainkan potensi yang aktualisasinya ditentukan oleh kualitas manusianya. Tanggung jawab kita bersama mempersiapkan bonus demografi supaya menjadi generasi emas yang membuat Indonesia menjadi bangsa yang kuat dan berbartabat. Dalam hal ini BKKBN memiliki tugas yang tidak ringan, “Menjadi lembaga yang handal dan dipercaya mewujudkan keluarga berkualitas” sebagaimana dirumuskan pada visinya.

Tantangan Menghadang

Mewujudkan keluarga berkualitas menjadi tidak mudah pada era digital seperti sekarang ini.. Arus deras informasi masuk merambah ke dalam keluarga dengan sangat mudah, internet dengan segala informasi, bahkan tidak bisa lagi dibendung. Kekerasan dalam bentuk tulisan dan pornografi dengan sangat mudah dapat diakses oleh anak-anak. Doktrinasi ideologi dan propaganda yang menyesatkan marak terpampang melalui internet. Tantangan lain yang tidak kalah bahayanya adalah kekerasan seksual yang mengeksploitasi anak justru sering dilakukan oleh orang dekat mereka. Selain itu serangan maut narkoba juga begitu dekat dengan. Bangsa kita bahkan sudah masuk kategori darurat narkoba. Semua itu sering mengambil wujud yang “enak” dan “indah”. Belum lagi serangan dari konsumerisme dan hedonisme yang membuat generasi muda kita lebih cepat menuntut daripada memberi. Lingkungan kita telah membentuk sikap dan gaya hidup yang tidak menghargai kerja keras sehingga generasi muda kita mudah tergoda oleh mentalitas instan. Pinginnya serba cepat. Kurang menghargai proses.

Keluarga Kuat, Bangsa Kuat

Pilar yang menyangga bangsa adalah keluarga. Keluarga kuat, bangsa kuat. Keluarga hancur, bangsa runtuh. Mempersiapkan generasi emas pada saat terjadinya bonus demografi harus dimulai dari keluarga. Keluarga berkualitas sebagaimana ada pada rumusan visi BKKBN adalah keluarga bahagia. Tidak mungkin anak-anak tumbuh dengan baik dalam keluarga yang hancur dan berantakan. Pentingnya keluarga dalam proses pembangunan bangsa, menjadi perhatian seluruh elemen bangsa baik pemerintah maupun organisasi non pemerintah. Jika mau meciptakan pemimpin hebat dalam sebuah organisasi, atau dalam sebuah perusahaan atau dalam sebuah tatanan kepemerintahan, ciptakan keluarga berkualitas,  keluarga bahagia.

Cerdas dan Berbudi Pekerti

Keluarga berkualitas adalah keluarga yang mempersiapkan anak-anak menjadi generasi yang cerdas sekaligus berbudi pekerti luhur. Keseimbangan antara kecerdasan intelektual dengan kepribadian/karakter menjadi tujuan dari keluarga berkualitas. Sebagai orang tua dan anggota masyarakat, kita berusaha membekali anak-anak dengan pendidikan yang baik sehingga menjadi orang cerdas sebagaimana yang dimaksudkan Gardner kecerdasan multiple atau multipe intelegent. Orang tua tidak akan mencekoki anak dengan harapan-harapan orang tua, tetapi anak berkembang sesuai dengan kecerdasannya. Anak akan kreatif sehingga tidak tergantung pada orang lain. Mereka adalah generasi yang bertanggung jawab dan mandiri. Anda bisa lihat anak-anak muda sekarang sudah mampu mengembangkan bisnis start up. Guna membangun ketahanan dan kecerdasan social pada diri mereka, pendidikan karakter dan budi pekerti menjadi sangat penting. Pendidikan karakter dan nilai-nilai hidup tidak diperoleh di luar rumah melainkan dalam keluarga. Keluarga adalah sekolah pertama dan utama dalam mendidik pribadi yang berkarkter dan berbudi luhur.

Sumber: bobo.kidnesia.com
Sumber: bobo.kidnesia.com
Relasi Spiritual Berkualitas

Orang tua tidak cukup hanya memenuhi kebutuhan materi anak. Tidak sedikit keluarga yang berkelimpahan harta benda tetapi kekurangan cinta dan perhatian. Keluarga berkualitas, selain mengembangkan aspek karakter juga mengembangkan aspek spiriatual. Untuk itu keluarga harus memiliki waktu berkualitas (quality time) dalam kebersamaan orang tua dan anak. Sesibuk apapun orang tua, mereka selalu menyediakan waktu bersama dengan anak-anak. Inilah kebersamaan yang akan memperkuat relasi spiritual. Relasi spiritual ini dikembangkan melalui ibadah bersama atau pergi ke tempat ibadah bersama. Spiritualitas menjadi pondasi keluarga. Pondasi ini diyakini mampu menjadi kekuatan anak menghadapi tantangan-tantangan yang menghadang seperti narkoba, pornografi, dan sebagainya. Supaya bonus demografi menjadi kekuatan besar yang meningkatkan perekonomian bangsa Indonesia, keluarga bekualitas adalah pilarnya. Inilah tantangan BKKBN untuk mewujudkannya. Karena itu pula visinya.

https://www.facebook.com/Maspungwangto

https://twitter.com/Masaeguspung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun