“Ada harga, ada kualitas” itulah slogan yang tidak asing dalam bidang bisnis jual beli barang maupun jasa. Slogan itu mau mengatakan apa saja yang berkualitas harganya mahal. Termasuk ketika Anda menjadi member klub kebugaran. Semakin mahal harganya semakin bagus pelayanan dan fasilitasnya.
Namun, ungkapan itu tidak berlaku bagi Pak Yohan dan keluarganya. Sudah satu tahun lebih Pak Yohan bersama istri dan kedua anaknya rutin melakukan jogging setiap hari selama 30 menit, kecuali hari Sabtu dan Minggu lebih dari 1 jam seperti ketika bertemu dengan saya di Taman Perumahan sebelah tempat tinggal kami.
Bagi mereka jogging adalah olah raga yang sangat murah sekaligus berkualitas untuk kebugaran fisik, mental dan spiritual. Lebih lanjut Pak Yohan yang saya kenal sebagai sales ini menjelaskan dampak positif olah raga jogging untuk menciptakan hidup bahagia dan kerukunan dengan tetangga.
Bahkan jogging mampu membaurkan masyarakat beda suku, dan agama. Jogging yang menjadi kegiatan rutin keluarga ini membuat pak Yohan tampak rukun dengan istri dan anak-anak. Setelah sampai di taman perumahan, mereka berjumpa dengan para tetangga yang juga berolah raga. Di taman ini mereka saling bertegur sama dan terlibat obrolan ringan yang menyegarkan.
Di taman ini pula Pak Yohan bersama istri dan anak-anaknya mengenal lebih dekat Pak David dan istri. Pak David adalah warga perumahan, tempat taman ini berada. Mereka keturunan Tionghoa. Saya pun tahu pekerjaan Pak Yohan sebagai sales alat percetakan karena jogging di taman perumahan ini.
Pak Yohan, istri dan kedua anaknya tampak bahagia. Mereka memiliki waktu bersama-sama, paling tidak setiap kali jogging. Terlihat wajah mereka tampak ceria, tawa dan obrolan ringan. Rutinitas jogging menggambarkan sebuah kehidupan yang sehat. Kebugaran tubuh mereka memperlihatkan semangat dan antusiasme menjalani hidup. Bukan hanya kebugaran fisik, Pak Yohan bersama istri dan anak-anak memilliki relasi social yang bagus.
Mereka terlihat bebas ngobrol dengan sesama warga yang jogging, termasuk warga yang beda agama dan suku. Ini sungguh menjadi potret hidup yang kaya, kaya dengan kesehatan, mental dan spiritual. Relasinya dengan sesama warga yang tidak dibatasi sekat agama dan suku memperlihatkan kelimpahan mental sekaligus sosial.
Kerukunan dengan orang lain, serta pembauran dengan warga yang beda agama dan suku adalah hidup yang sungguh kaya dalam arti yang sebenarnya. Siapa sih orang yang tidak Senang Sehat karena yang sehat itu yang kaya? Pak Yohan, istri dan kedua anaknya adalah potret keluarga yang senang sehat.
Potret pak Yohan berbanding terbalik dengan seorang kenalan dekat saya, yang sakit diabetes militus. Saat ini ia harus menghabiskan waktu setiap hari di kursi roda karena stroke yang dideritanya sebagai akibat diabetes. Uang yang dikumpulkan bertahun-tahun mulai menepis untuk berobat. Untuk menyokong ekonomi rumah tangga saat ini istrinya bekerja sebagai karyawan mingguan.