CU rintisan F. W. Raiffeisen telah merambah ke seantero jagad, termasuk Indonesia. Gerakan CU menjadi massif karena disetiap tempat dan masa selalu ada keadaan yang memprihatinkan, kemiskinan. Namun, Tuhan selalu sama dahulu, sekarang dan yang akan datang. Kepada masyarakat miskin dimana pun dan kapan pun selalu diutus tokoh-tokoh “pembebas” termasuk di bumi pertiwi ini. Guna mempertahankan eksistensi CU dan menumbuhkembangkan, tentu dibutuhkan tata kelola yang baik dan benar. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah mengobarkan spirit CU sebagaimana dihidupi F. W. Raiffeisen. Tanpa spirits yang sama, dipastikan CU akan jatuh pada praktek bisnis pengumpulan uang yang didasari spirit “mammon”. Spirit CU sebagaimana dihidupi oleh F. W. Raiffeisen adalah “membantu” orang lain. Spirit ini harus terus dihidupi dan dikobarkan dalam setiap insan CU (Pengurus, Pengawas, Staf dan Anggota). Membantu orang lain, adalah cara yang sangat jitu untuk mengembangkan CU menjadi besar dan berkualitas. Mengembangkan CU menjadi besar dan berkualitas hanya akan terjadi jika semua insan CU nya hidup bermartabat. Dan itu akan terjadi berdasarkan cara pandang “Membantu Orang Lain”. Apa yang harus dilakukan pengurus? Jawabannya: Membantu orang lain. Apa yang harus dilakukan pengawas? Jawabannya: Membantu orang lain. Apa yang harus dilakukan Staf CU? Jawabannya: Membantu orang lain. Apa yang harus dilakukan anggota? Membantu orang lain. Bagaimana “membantu orang lain bisa menjadi cara jitu untuk mengembangkan CU menjadi besar dan berkualitas?”……Tunggu refleksi berikutnya. Salam CU!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H