Oleh Agustinus Masae Purwanto
“Mempelajari dan menggunakan petunjuk-petunjuk yang ditinggalkan oleh orang-orang sukses membuat kita dapat belajar dari kesalahan-kesalahan orang lain’ nasihat Adam Khoo, motivator sukses dalam hampir semua bidang kehidupan. Menggunakan petunjuk orang sukses ibarat duduk dibahu para raksasa, kita dapat mencapai lebih banyak hal dalam hidup kita dalam waktu yang lebih cepat”. Itulah kalimat yang memotivasi saya mencari lebih lanjut petunjuk yang ditinggalkan para sukses itu. Ternyata apa yang saya cari, saya temukan dalam nasihat-nasihat orang sukses, yang disebut sebagai nasihat fantastic. Saya terhenyak ketika yang saya temukan dalam nasihat fantastic itu justru begitu sederhana, begitu manusiawi, dan begitu biasa saya dengar dari orang lain, termasuk dari orang tua saya yang tidak lulus sekolah dasar.
Misalnya, Richard Branson menegaskan nasihatnya agar kita tidak membuang-buang energy hanya dengan memikirkan kegagalan. kegagalan itu selalu ada, dan memikirkannya hanyalah membuang energy saja. Lebih baik memikirkan proyek lain yang bisa dikerjakan daripada memikirkan kegagalan. Dengan cara yang agak berbeda Becca Brown, pebisnis muda , pendiri Solemates mengatakan bertindaklah seolah-olah Anda tidak gagal, seolah-olah Anda tidak mengalami gagal. Baginya penting sekali bertindak “seolah-olah” atau “as if” bagi kesuksesan hidup. Itu artinya, menurut Red Hat CEO Jim Whitehurst, Anda harus melakukan keseimbangan yang berkelanjutan, yakni tetap menikmati hidup bersama orang-orang terdekat, keluarga dan anak-anak karena kesuksesan itu bagai lari marathon bukan sprint, ungkapnya. Dengan proses itu, menguasai ketrampilan dan mengerjakan pekerjaan dengan bahagia menjadi factor yang utama.
Bagaimana semua nasihat itu bisa terjadi? dijawab dalam nasihat Taylor Swift, bintang Pop terbesar abad ini yaitu Anda harus mengenali diri Anda dengan baik. Tanpa pengenalan diri, jangan harap Anda bisa sukses. Pengenalan diri ini bisa dicapai “melalui kerelaan mendengarkan orang lain. Jadilah pendengar yang baik, niscaya Anda akan memiliki pengetahuan diri yang baik” ungkap Mark Cuban. Ia selalu menuliskan kata LISTEN disetiap buku catatan saat ia mengadakan rapat atau saat bicara dengan orang lain. Bukankah nasihat ini juga diberikan oleh orang tua kita saat kita kanak-kanak? Dan karena itulah, Anda akan memiliki kerendahan hati dan mengetahui kapan Anda harus bicara, kapan Anda harus diam dan saat kapan harus menyela, kata Madeleine Albright, mantan menteri luar negeri AS.
Kiranya nasihat ini belum sempurna kalau tidak dilengkapi dengan resep sukses Steve Jobs, CEO Apple Inc. Kesuksesan selalu didasari kesediaan minta bantuan. Tidak ada proyek besar yang terjadi tanpa diawali dengan minta bantuan. Dia tidak pernah tidak mendapatkan orang-orang hebat ketika ia minta bantuan mereka. Inilah sikap rendah hati. Dan bukankah pula nasihat ini telah diwejangkan oleh orang tua kita kepada kita? Hanya dengan demikian kiranya “Anda tidak perlu lagi mempromosikan diri Anda, yang perlu Anda lakukan hanyalah mengerjakan pekerjaan dengan baik,” ungkap Jerry Sienfeld. Percayalah, dengan mengikuti nasihat-nasihat itu, Anda akan mengalami antusiame bekarja, dan Anda bahagia melakukan apa yang sedang Anda kerjakan. Orang yang demikian adalah “orang yang selalu berusaha membuat pekerjaannya bermakna, ia tidak menuggu perintah bos untuk bekerja, ia akan suka membantu orang lain membuat pekerjaannya bermakna. Dijamin Anda akan sukses” uangkap Prof. Amy Wrzesniewski dari Universitas Yale, seorang pembicara hebat dan pendamping orang untuk memaknai pekerjaanya. Menilik resep dan nasihat para pebisnis sukses, yang disebut sebagai nasihat fantastik rupanya begitu sederhana dan dekat dengan kehidupan kita. Tapi mengapa kita belum juga berhasil mengapai cita-cita kita? Silakan direnungkan dan direfleksikan, karena “hidup yang tidak direfleksikan adalah hidup yang tidak layak untuk dijalani” (Socrates)
Sumber: www.klikwriter.com diadopsi/modifikasi dari http://www.businessinsider.co.id/career-advice-to-try-in-2016-2016-1/#.Vpne_a1hnIV
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H