Sudah jamak dalam dunia pendidikan ketika sekolah memberi penghargaan kepada para siswa yang berprestasi. Yang tidak lazim ketika sekolah tidak pernah memberi penghargaan kepada para siswanya yang berprestasi. Lalu apa yang istimewa dengan acara di SMP Kolese Kanisius Jakarta, pada 5 Januari 2016 ketika sekolah memberi penghargaan kademik kepada para siswa berprestasi? “UNIK”. Itu kesan saya. Sekali lagi sekolah ini menampakkan keunikannya, dan menguatkan eksistensinya sebagai sekolah yang sangat berbeda dengan sekolah lain.
Ketika mendapatkan undangan menghadiri acara tersebut, yang ada didalam benak saya adalah sebuah acara seremonial pemanggilan nama siswa berprestasi dengan tampilan data nilai siswa yang tentu semuanya hebat, dan pemberian tropi sebagai monument diri siswa. Dimeriahkan oleh tepuk tangan dan kilatan lampu kamera serta suara MC yang hingar bingar. Apa yang saya bayangkan serta merta sirna sesaat setelah kepala sekolah Pater Eduard C. Ratu Dopo,SJ,M.Ed menyampaikan kata sambutan yang sangat sederhana dan bermakna. Sungguh sebuah pemula yang membuka makna acara penghargaan. Beliau menyampikan pujian dan penghargaan kepada para siswa yang telah berproses dalam aksi dan refleksi selama pembelajaran semester ganjil dengan refleksi puncak pada pagelaran Christmas Carol di Ciputra Artpreneur akhir bulan lalu.
Yang membuat acara pemberian penghargaan kali ini begitu unik sekaligus humanis adalah jenis prestasi yang diapresiasi. Sekolah ini memberi penghargaan kepada para siswa dalam tiga jenis kriteria. Kriteria pertama adalah prestasi akademik-penghagaan seperti ini hampir semua sekolah melakukan; kriteria kedua adalah penghargaan kepada para siswa yang mengalami perkembangan belajar-ini sangat jarang dilakukan sekolah di Indonesia. Dan ketiga adalah penghargaan kepada para siswa yang mau berbagi, yakni menjadi tutor bagi temen-temen mereka yang mengalami kesulitan belajar-dalam hal ini pelajaran Matematika. Sungguh sebuah model penghargaan yang unik.
Sekolah Menghargai Yang Tidak Dipandang Hebat Masyarakat
Dari tiga jenis penghargaan tersebut, dua penghargaan yang terakhir-siswa yang mengalami perkembangan nilai dan siswa yang menjadi tutor sebaya-menurut saya sebuah tindakan yang berdampak besar bagi perkembangan moral siswa. Tentu pilihan memberi penghargaan kepada dua kelompok siswa ini hasil dari refleksi yang mendalam, sebuah pilihan manusiawi dan tindakan yang bukan sekadar menghargai melainkan mengangkat martabat keluhuran manusia (siswa). Selain itu, sekolah telah memilih berdasarkan nilai kesejatian manusia. Kita tahu, masyarakat kita cenderung lebih mudah menghargai hasil pencapaian seseorang, bahkan terkadang tanpa memperhatikan cara mencapainya. SMP Kolese Kanisius melihat pentingnya upaya seorang siswa dalam mencapai perkembangan. Upaya siswa yang awalnya nilainya rendah dan kemudian mencapai nilai diatas ketentuan minimal diapresiasi sebagai prestasi. Sungguh sebuah penghargaan yang luar biasa. Terlihat dengan sangat jelas dari raut wajah para siswa yang mendapat penghargaan atas upayanya ini; mereka kelihatan sumringah dan bangga hati. Menyaksikan moment ini saya terasa merinding. Penghargaan lain yang diberikan sekolah kepada para siswa yang sukses menjadi tutor sebaya yakni membantu teman berkembang dalam pelajaran Matematika. Ini sungguh kreatif. Sukses story lebih didominasi oleh kisah heroic seorang yang berprestasi mencapai puncak kejayaan. Sangat sedikit kisah seseorang membantu orang lain berkembang dipublikasikan dan diapresiasi. Sekolah ini menghargai apa yang tidak dipandang penting masyarakat. Saya lihat sebagai tindakan kreatif karena siswa yang menjadi tutor bukan hanya terasah sikap bela rasanya melainkan ia akan semakin mahir keilmuannya. Dalam psikologi pendidikan jelas dikatakan, seseorang akan semakin baik pemahamannya ketika ia mensharingkan apa yang ia pahami. Substansi kemanusiaannya sebagai makhluk social terwujudkan dalam tindakan ini.
Menghadiri acara pemberian penghargaan kepada para siswa berprestasi di SMP Kolese Kanisius Jakarta, saya sebagai orang tua diingatkan kembali betapa pentingnya memberi penghargaan kepada anak. Penghargaan sebagai tindakan yang sangat sederhana dan manusiawi, dan tidak lah harus mengukur dengan kriteria yang serba hebat. Ketika anak bisa melakukan sesuatu yang baik bagi orang lain, anak itu layak diberi penghargaan. “Karena panggilan setiap orang adalah menjadi bagi orang lain, maka penghargaan jenis yang ketiga itu pantas disebut sebagai man for the others award” ungkap Kepala SMP Kolese Kanisius yang akrab dipanggil Pater Edu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H