3. Tugas presentasi itu harus punya sistematika penugasan untuk mencapai tujuan pembelajaran
Pemberian tugas presentasi di depan kelas harus disertai tujuan yang jelas. Tujuan presentasi umumnya agar siswa lebih memahami materi, karena dengan diberi tugas mereka pasti membaca. Tujuan lainnya agar siswa belajar bekerja dalam kelompok, mampu mempresentasikan suatu materi, mengasah kemampuan berbicara dan menjawab pertanyaan di depan umum, serta banyak lagi tujuan lainnya.
Jika tujuan dari presentasi adalah agar siswa pandai secara kognitif karena siswa akan memahami materi yang dipresentasikannya, maka tak ada jaminan untuk hal itu. Pemahaman itu butuh input yang valid dan intens. Guru belum pernah mengajarkan materi A namun siswa diberi tugas mempresentasikan materi A. Dijamin standar kognitifnya tidak akan maksimal. Untuk menyiasatinya maka guru haruslah memberi ilmu pengantar terlebih dahulu, siswa harus memahami konsep dasar sedangkan yang akan dipresentasikan adalah pengembangan dari konsep dasarnya.
Jika tujuan dari presentasi agar siswa bekerja sama dalam tim maka guru harus membimbing siswa untuk melakukan pembagian tugas. Hal ini untuk keadilan, agar siswa dapat memahami posisinya dalam tim. Kita kerja saja butuh SOP (Standard Operating Procedure), begitu juga dengan siswa. Kita berikan pilihan tugas apa saja yang harus dikerjakan dalam kelompok serta tinggi rendah penilaiannya agar tiap siswa berharga dalam tim. Pembagian kelompok pun jangan terlalu besar. Jika tugas presentasi satu kelompok lima sampai tujuh orang bisa dipastikan akan banyak siswa yang hanya numpang nama.
Jika tujuan dari presentasi agar siswa mampu berbicara di depan kelas dan pandai dalam menjawab pertanyaan kondisikanlah agar setiap anggota kelompok berbicara. Guru harus membuat sistematika presentasi standar yang baik dan benar dan mencontohkannya di hadapan para siswa, sehingga siswa memiliki model untuk dicontoh, dikaji, dipelajari, dan bahkan diinovasikan ke dalam gaya mereka masing-masing.
Guru harus menjadi moderator adikuasa yang menentukan siapa yang harus berbicara dan menjawab pertanyaan, sehingga semua anggota kelompok bersiap sedia dengan hal yang akan dipresentasikan. Guru pun harus memfasilitasi jadwal konsultasi bagi siswa yang akan maju sehingga siswa benar-benar siap saat presentasi. Siswa siswa maju ke depan kelas dan mempresentasikan sebuah informasi untuk difahami orang lain tentang informasi yang dibicarakan dan di beri tepuk tangan meriah bukan untuk di bully atau ditertawakan karena ketidaksiapannya.
Kesalahan paling banyak adalah guru memberikan tugas presentasi tanpa acuan, tanpa sistematika, yang penting siswa harus buat saja tanpa tahu mana yang tepat dan yang tidak tepat. Kemudian saat presentasi guru lebih banyak mengomentari yang presentasi dari segi kekurangannya atau bahkan tidak memberi apresiasi sedikit pun. Lalu buat apa presentasi, pake metode ceramah saja kalau begitu.
KONKLUSI
Berlatih presentasi itu penting bagi para siswa sekolah. Karena di jenjang perguruan tinggi untuk mendapat gelar sarjana, mahasiswa harus presentasi dalam sidang skripsi disamping tugas-tugas mata kuliah yang harus dipresentasikan. Begitu juga ketika ingin memperoleh gelar magister atau doktor bahkan professor. Sepandai-pandainya peneliti jika tak mampu mempresentasikan hasil penelitiannya maka akan berkurang kebermanfaatannya. Sepandai-pandainya dosen atau guru namun tak mampu mempresentasikan kepandaiannya dihadapan para penuntut ilmu apalah gunanya kepandaian anda.
Tugas presentasi jangan sampai menjadi beban bagi para siswa. Membuang-buang waktu peserta didik namun minim substansi ilmu pengetahuan. Membuang jam pelajaran namun dengan daya serap kognitif yang sangat minim. Usai presentasi siswa tak dapat ilmu lebih banyak ketimbang diajar guru dengan menggunakan metode ceramah. Siswa juga terkadang tak tahu bahwa presentasi adalah momentum untuk belajar menyampaikan informasi di depan umum.
Mereka lebih beranggapan presentasi adalah sarana untuk mempermalukan diri mereka karena mereka tak tahu detail apa yang mereka bicarakan. Generasi seperti ini nantinya kalau kuliah sidang skripsinya tak akan optimal, ilmunya tak akan meresap ke sanubari, kelak jika menjadi guru atau dosen juga tak pandai mengajar dan tak memberikan sumbangsih berharga bagi dunia ilmu pengetahuan. Apalagi di negeri ini gelar akademik terkadang lebih dihargai ketimbang kualitas diri, tambah rusak saja ranah pembelajaran dan distribusi ilmu pengetahuan.