Anak di suruh ngaji, ortunya bayar guru ngaji di TPA-nya Rp50.000/bulan. itu pun biaya sukarela, bahkan kadang banyak yang nunggak alasannya lupa (yang banyak lupa orang kaya karena merasa Rp50.000 adalah uang receh) kalau ada yang gak mampu bisa bayar semampunya... berapapun yang penting mau ngaji.
Uang infaqnya dipakai sama guru ngajinya untuk biaya transport gurunya, konsumsi TPA (di TPA selalu ada air mineral gratis buat anak-anak bahkan ada snack buat cemilan yang disediakan prasmanan) sisanya untuk dana pembangunan masjid serta sumbangan anak yatim dan orang miskin.
Anak itu mengaji 1 jam lamanya di TPA bersama teman-teman dalam suasana yang khusyuk dan religius, nah setelah si anak pulang, sampai di rumah orang tua memanjakan anak dengan TV berlangganan seniali sekian ratus ribu rupiah dengan ratusan chanel internasional, ponsel mahal jutaan rupiah yang pulsanya kadang lebih dari Rp100.000/bulan lengkap dengan segala jenis jejaring sosial, modem internet dengan pulsa unlimited, akses musik yang bikin anak lupa diri, makanan mahal ratusan ribu yang ndak jelas halal haram dan kebaikannya, hadiah konser musik kalau anaknya ultah, video game dan fasilitas mubazir lain yang nilainya sampai jutaan rupiah.
saat anaknya mblangsak, ndak kenal agama, ndak tau ibadah, berakhlak tercela, si orang tua bilang "Kamu anak, Sudah di sekolahin ngaji hampir tiap hari tapi kelakuan kayak begitu, sholat malas, nggak ada sopannya sama orang tua, ngelawan mulu kalau dibilangin...NGGAK GUNA SEKALI KAMU NGAJI! "MEMANGNYA NGAJI DIAJARIN APA? KOK GAK ADA BEKASNYA!"
Sementara ayahnya ibunya kerja pagi pulang malam, hari libur ayah main golf, ibu pergi arisan. Si anak sibuk dengan dunianya sendiri...saat si anak salah jalan, yang salah kok NGAJINYA?
Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam telah bersabda :
مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ.
"Tidaklah anak manusia dilahirkan melainkan pasti lahir di atas fitrahnya, maka kemudian orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi atau Nasrani atau Majusi." (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H