Mohon tunggu...
Bima Reginawan
Bima Reginawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Potret KehidupanPKL di Lingkungan Industri

11 Juni 2024   18:00 Diperbarui: 12 Juni 2024   00:14 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Gambar 1. Pedangang kaki lima ( Pak Rizal) Sumber : Dokumentasi Pribadi peneliti

Nama  : Bima Reginawan

Npm : 22.05.1.0009

(Studi Lapangan PT. Shoetown Ligung Indonesia)

Penelitian ini menggambarkan kehidupan pedagang kaki lima (PKL) di sekitar lingkungan industri (PT. Shoutown Ligung Indonesia) . Melalui metode observasi dan wawancara mendalam dengan sampel 50, studi ini memperoleh wawasan tentang tantangan, strategi bertahan, dan peran pedagang dalam ekosistem perkotaan. Temuan menunjukkan bahwa pedagang kaki lima tidak hanya berjuang melawan keterbatasan fisik dan regulasi, tetapi juga berperan sebagai penggerak ekonomi informal yang penting. Implikasi kebijakan untuk meningkatkan kondisi pedagang dan memperkuat kontribusi mereka dalam pembangunan perkotaan juga dibahas.

Lingkungan industri di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, dengan berbagai sektor yang tumbuh dan berkembang. Dalam perkembangan ini, pedagang kaki lima telah menjadi bagian penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Pedagang kaki lima ini bergerak di sektor informal, yang berarti mereka tidak memiliki tempat kerja yang tetap dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Dalam Studi lapangan penulis yaitu di  PT. Shoutown Ligung Indonesia yang pada saat ini sudah berdiri dari tahun 2016. Tentunya sudah banyak sekali jenis Pedagang Kaki lima  yang berjualan tepat di depan PT. Shoutown Ligung Indonesia. Hal inilah yang membuat penulis ingin mengetahui bahagima kehidupan pedagang kaki lima di lingkungan PT. Shoutown Ligung Indonesia.

Pedagang kaki lima di lingkungan industri PT. Shoutown Ligung Indone ini memiliki peran yang sangat signifikan dalam meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Mereka menjual berbagai jenis dagangan, mulai dari bahan-bahan mentah, buah-buahan, kue-kue tradisional, dan lain-lain, dengan harga yang relatif murah dan terjangkau. Dengan demikian, pedagang kaki lima menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat yang tidak tertampung di sektor formal, karena mereka tidak memerlukan keterampilan khusus dan pasar yang kompetitif.

Dalam penelitian ini, kita akan mengkaji lebih lanjut tentang kehidupan sosial ekonomi pedagang kaki lima di lingkungan industri. Kita akan melihat bagaimana mereka berinteraksi dengan keluarga, lingkungan, dan sesama pedagang, serta bagaimana mereka menghadapi permasalahan dan tantangan dalam menjalankan usaha mereka. Dengan demikian, kita dapat memahami lebih baik tentang bagaimana pedagang kaki lima berkontribusi pada perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di lingkungan industri.

PT Shoetown Ligung Indonesia berdiri pada tahun 2016 di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat sebagai bagian dari Shoetown Group Indonesia. Perusahaan ini merupakan salah satu partner terbaik dari brand sepatu terbesar yaitu Nike, yang fokus pada produk sepatu jadi, dengan kualitas terbaik di bidangnya didukung oleh tenaga-tenaga ahli, baik di departemen produksi  ataupun non-produksi. PT Shoetown Ligung Indonesia menerapkan sistem NOS (Novus Ordo Seclorum) yang berarti era baru telah dimulai, merupakan sistem LEAN versi Nike.

Pada tanggal 07 Juni 2024 (10.00) penulis melalukan observasi pada beberapa Pedagang Kaki Lima (PKL)  yang berada di PT Shoetown Ligung Indonesia, dengan total keseluruhan Pedagang Kaki Lima (PKL)  ada 50 Pedagang kaki Lima. Namun penulis melalukan sampel Pedagang Kaki Lima (PKL)  5 dari 50. Secara umum Berdasarkan hasil studi lapangan hasil penelitian menunjukkan bahwa pedagang kaki lima di lingkungan industri memiliki kehidupan yang sangat keras dan sulit. Mereka harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menghadapi berbagai permasalahan. Namun, mereka juga memiliki kehidupan yang sangat sosial dan ekonomi, dengan kegiatan ekonomi yang sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu pedagang kaki lima Pak Rizal yang berprofesi sebagai penjual gorengan basmol,cireng dan cilok di sekitar lingkungan industri PT Shoetown Ligung Indonesia yang baru berjualan sekitar 1 bulan mengatakan bahwa untuk hubungan sosial di sekitaran PT. Shoutown Ligung Indonesia cukup baik dan beradaptasi juga cukup mudah, namun berjualan disini harus bisa memanajemen waktu karna mencari peluang yang tepat (momen yang tepat) seperti waktu istirahat karena beberapa dari karyawan memilih untuk makan gorengan yang baru di goreng (dadakan) sehingga masih hangat saat dimakan . Untuk pendapatan perharinya kurang lebih  Rp. 150.000/hari, ini adalah hari normal karena Pak Rizal belum merasakan perubahan iklim seperti hujan melihat 1 bulan kemarin tidak adanya hujan . Alasan Pak Rizal bisa sampai berjualan di lingkungan ini adalah mencukupi kebutuhan dan melihat adanya peluang ketika berjualan didepan lingkungan industri ini.Tetapi Pak Rizal memiliki harapan bagi penjualan pribadi dan lainnya yaitu Fasilitas yang memadai atau tata kelola tempat tujuannya agar Pedagang Kaki Lima bisa terus berjualan dikemudian hari.  Hal ini juga dirasakan oleh setiap pedagang yang ada di sini.

"Selama 1 bulan saya berjualan alhamdulilah A hubungan sosial disini cukup baik, kita disini bareng-bareng karena fokus usaha, kalo masalah beradaptasi mah cukup mudah A 1/2 hari juga sudah bisa beradaptasi karena waktu karyawan pabrik keluar hanya di jam istirahat. Pendapatan saya sehari hari kurang lebih Rp.150.000. Harapan saya mungkin di adakannya tata kelola tempat untuk pedagang kaki lima seperti saya a agar penjual dan pembeli merasa nyaman" Ucap Pak Rizal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun