Mohon tunggu...
Bilqis Soraya Devy
Bilqis Soraya Devy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Suka Menulis Apapun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Etika dan Akhlak dalam Kehidupan yang Berhubungan dengan Sunnah Nabi Muhammad SAW

6 Desember 2023   09:33 Diperbarui: 6 Desember 2023   09:42 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Etika berasal dari bahasa Yunani, "ethos" yang berarti watak kesusilaan atau adat. Secara istilah etika dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia, etika bersumber dari hasil budaya dan adat istiadat suatu tempat yang berlaku dalam suatu masyarakat. Akhlak dari segi kebahasaan yakni dari bahasa arab "Khuluqun" yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Sedangkan secara istilah akhlak menyangkut hal yang berhubungan dengan tingkah laku manusia yang baik, buruk, benar, dan salah. Akhlak bersumber dari Al-Qur'an dan hadits Rasulullah saw. Dalam pandangan islam, akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa seseorang, karena itu akhlak yang  baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan dalam perilaku nyata sehari-hari.

Etika dan akhlak memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari dan juga sangat berhubungan dengan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Sunnah Nabi SAW merupakan pedoman praktis yang meliputi perilaku nabi, tindakan nabi, perkataan nabi, serta ajaran-ajaran nabi yang diikuti oleh umat islam dalam menjalani kehidupan. Etika dan moral merujuk pada serangkaian prinsip moral dan perilaku yang mengatur interaksi individu dengan sesama, baik dalam konteks sosial, agama, maupun kehidupan pribadi. Dalam penerapan etika dan akhlak yang berlandaskan Sunnah Nabi SAW, terdapat sejumlah nilai dan tindakan yang dapat menjadi landasan, penerapan nilai-nilai ini membentuk dasar dari perilaku yang baik dan bertanggung jawab dalam masyarakat.

Kaitan antara Sunnah Nabi saw dengan etika dan akhlak merupakan contoh teladan bagi umat islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Terdapat banyak ajaran dan prinsip yang terkandung dalam sunnah yang menggarisbawahi pentingnnya etika dan akhlak dalam setiap aspek kehidupan. Salah satu aspek utama dalam etika dan akhlak yang terkait dengan Sunnah Nabi Saw adalah Kejujuran. Terdapat dalil tentang kejujuran yang artinya "Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa ke neraka. Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong," (HR.Muslim). Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai Al-Amin yaitu dapat dipercaya, misalnya saya ketika membeli jajan dikantin sekolah, saya mengambil jajan 5 maka saya harus bilang ke penjualnya beli jajan 5 dan harus membayarnya, itu merupakan contoh kecil penerapan etika dan akhlak yang terkait dengan Sunnah Nabi Saw. Dalam islam terdapat beberapa sifat jujur yaitu:

  • Shiddiq Al-Qalbi (Sifat ini merujuk pada sifat jujur yang tercermin dalam niat dan kesungguhan hati seseorang dalam beribadah. Orang yang memiliki sifat ini untuk beribadah kepada Allah SWT pasti mempunyai niat yang tulus dan ikhlas, ia tidak mencari pujian atau pengakuan dari manusia, tetapi semata-mata bertujuan untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT).
  • Shiddiq Al-Hadits (Sifat ini menekankan pentingnya kejujuran dalam perkataan dan komunikasi. Seorang muslim senantiasa harus berbicara jujur dan menghindari berbohong atau menyampaikan informasi yang tidak benar. Misalnya di sekolahku ada anak yang menyampaikan informasi tidak benar, dia berbicara pada teman sekelas bahwasanya sekolah besok akan diliburkan karena ada rapat pertemuan wali murid. Padahal kata buguru tidak ada rapat pertemuan wali murid. Itu merupakan contoh perbuatan tidak jujur).
  • Shiddiq Al-Amal (Sifat dalam tindakan atau amalan ini menekankan pentingnya melakukan perbuatan dengan ketulusan dan keikhlasan. Orang yang jujur dalam amal perbuatannya dia tida tidak terpengaruh oleh pujian atau pengakuan dari manusia).
  • Shiddiq Al-Wa'd (Sifat ini merujuk pada sifat jujur dalam menepati janji atau komitmen, baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia. Orang muslim yang memiliki sifat ini pasti akan menjaga kepercayaannya dan dengan sungguh-sungguh memenuhi janji yang telah diberikan. Misalnya saya sudah berjanji akan bertemu seseorang pada sore hari, maka saya harus menepati janji tersebut dan harus menemui orang tersebut).
  • Shiddiq Al-Hall (Sifat ini mencakup jujur dalam segala hal yang dilakukan seorang muslim. Tidak hanya dalam perkataan dan tindakan, tetapi juga dalam pemikiran, pendapat dan sikap. Seseorang yang memiliki sifat ini maka dia akan berkata jujur, berpikir jujur, dan bertindak jujur dalam setiap aspek kehidupannya.

Selain kejujuran, aspek penting dalam etika dan akhlak yang terkait dengan Sunnah Nabi SAW yakni Kesopanan dan sikap sopan santun. Nabi Muhammad SAW adalah contoh sempurna dalam sikap sopan dan santun kepada siapapun, termasuk kepada yang lebih muda, yang lebih tua, bahkan kepada yang keyakinan berbeda. Perilaku sopan santun bukan sesuatu yang terjadi secara otomatis atau spontan pada diri seseorang, melainkan perilaku tersebut terbentuk atas dasar beberapa faktor. Faktor tersebut bisa berasal dari dalam dan luar individu itu sendiri. Faktor dari dalam meliputi pengetahuan, sikap, kecerdasan, emosi, dan motivasi. Sedangkan, faktor dari luar meliputi lingkungan sekitar, sosial ekonomi, dan kebudayaan. Sopan santun dilaksanakan dalam berbagai aspek kehidupan, diantaranya yaitu:

  • Tata krama bergaul dengan orangtua: Terhadap orangtua kita tidak boleh berkata kasar atau membentaknya, senantiasa berbuat baik dan tidak menyakiti hatinya, tunduk dan patuh kepada orangtua selama perintah itu dalam hal kebaikan, menghargai pendapat kedua orangtua, selalu mendoakan kedua orangtua agar diberi kesehatan.
  • Tata krama bergaul dengan guru: Berbicara yang halus dan sopan, menjaga nama baik dan menghormati guru, menyapa dengan ramah bila bertemu dengan guru, selalu tunduk dan patuh kepada guru selama dalam hal kebaikan
  • Tata krama bergaul dengan orang yang lebih tua: Sikap sopan dan santun itu tidak hanya ditujukan kepada orangtua dan guru, akan tetapi ditujukan kepada orang yang lebih tua seperti kakak kandung sendiri. Yakni dengan cara saling menghargai pendapat, saling tolong menolong, bersikap hormat agar terjalin hubungan yang harmonis.
  • Tata krama bergaul dengan orang yang lebih muda: Bergaul dengan yang lebih muda dengan cara bersikap sayang kepada orang yang lebih muda, memberi contoh teladan yang baik dan memberi motivasi, menghargai pendapat.
  • Tata krama bergaul dengan teman sebaya: Bergaul dengan teman sebaya hendaknya dilandasi dengan akhlak yang mulia. Teman sebaya harus saling berbagi rasa, saling menghormati dan saling berbagi pengalaman, memberi dan menerima nasihat satu sama lain, saling menolong apabila ada teman yang sedang kesusahan, memaafkan satu sama lain apabila ada yang berbuat kesalahan, tidak mencari-cari kesalahan, tidak saling mengejek dan menghina satu sama lain.
  • Tata krama bergaul dengan lawan jenis: Bergaul dengan lawan jenis ada aturan dan nilai budi pekerti diantara keduanya. Baik pria maupun wanita harus saling menghargai dan menghormati, baik dalam sikap, tutur kata, ataupun dalam perilaku kehidupan sehari-hari, kita harus menghindari pergaulan bebas dan menjaga keseimbangan diri, harus mentaati norma agama dan norma masyarakat.

Bersikap sopan tidak hanya berkaitan dengan tutur kata, tetapi juga termasuk dalam perilaku dan cara berpakaian. Bagi umat muslim, pakaian bukan sekedar memperindah penampilan tetapi juga agar terhindar dari rasa malu. Anjuran berpakaian tencantum dalam surat Al-A'raf ayat 26, yang artinya: "Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat." Islam mengatur adab atau cara berpakaian bagi laki-laki dan perempuan dengan sangat rapi dan benar. Tujuannya, yakni untuk menjaga kehormatan laki-laki dan perempuan muslim. Secara umum, terdapat adab berpakaian dalam islam yang berhubungan dengan Sunnah Nabi SAW, yakni:

  • Pakaian harus memenuhi syarat-syarat pakaian yang islami, yaitu dapat menutupi aurat, terutama untuk wanita.
  • Mengenakan pakaian yang bersih dan rapi agar terhindar dari kuman dan penyakit.
  • Saat memakai pakaian hendaknya mendahulukan anggota badan yang sebelah kanan dari pada yang sebelah kiri.
  • Tidak terlalu ketat dan transparan yang dapat memperlihatkan keindahan dan lekuk tubuhnya.
  • Tidak menggunakan pakaian secara berlebihan yang dapat mengurangi nilai kepantasan dan keindahan pemakainya.
  • Hendaknya membaca doa ketika memakai dan melepaskan pakaian.

Terdapat adab berpakaian antara laki-laki dan perempuan, adab berpakaian bagi laki-laki diantaranya:

  • Berpakaian sewajarnya dan tidak berlebihan.
  • Tidak menyerupai perempuan.
  • Tidak menggunakan pakaian yang berbahan sutra.
  • Tidak memakai perhiasan emas. Rasulullah SAW bersabda, "Diharamkan memakai sutra dan emas bagi laki-laki dari umatku dan diperbolehkan bagi kalangan wanitanya." (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa'i, dan Ibnu Majah)
  • Panjang pakaian hendaknya tidak melebihi kedua mata kaki.

Adab berpakaian bagi perempuan diantaranya:

  • Menutupi seluruh tubuh kecuali telapak tangan. Tercantum dalam surat An-Nur ayat 31, yang artinya: "Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para nelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung."
  • Tidak untuk mengundang syahwat kaum laki-laki.
  • Tidak mengunakan pakaian yang tembus pandang. Rasulullah SAW bersabda, "Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian." (HR. Muslim)
  • Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
  • Memakai pakaian bukan untuk mencari popularitas, berbangga diri, dan pamer. Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mengenakan pakaian syuhrah (pakaian agar termasyhur) di dunia, niscaya Allah mengenakan pakaian kehinaan kepadanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Kemudian, dalam menjalankan etika dan akhlak yang terinspirasi dari Sunnah Nabi SAW yakni Menyebarkan kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama. Beliau adalah sosok yang sangat peduli terhadap kesejahteraan umatnya, serta selalu memberikan perhatian kepada mereka yang membutuhkan bantuan. Sikap kepedulian ini dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk, mulai dari membantu sesama secara langsung hingga menyebarkan kebaikan dan keceriaan di sekitar. Nabi muhammad SAW sebagai nabi terakhir memiliki akhlak yang sangat terpuji. Bahkan, akhlak yang dimiliki merupakan mu'jizat sebagai tanda kenabiannya. Beliau adalah seorang nabi yang sangat mencintai umatnya. Beliau akan bersedih ketika ada sesuatu yang memberatkan umatnya dan sangat bersemangat untuk memberikan kebaikan-kebaikan. Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah RA: "Ada yang berkata kepada Rasulullah SAW: 'Ya Rasulullah, doakanlah kecelakaan untuk orang-orang musyrik.' Lantas beliau menjawab: 'Sungguh diriku tidak diutus untuk melaknat, tetapi aku diutus untuk membawa kasih sayang." Salah satu bentuk kasih sayang Rasulullah SAW yang paling besar adalah memberikan syafaat kepada umat islam pada hari kiamat tiba. "Setiap nabi itu ada kesempatan satu kali untuk memanjatkan doa yang pasti akan dikabulkan. Dan semua nabi sudah menggunakan kesempatan itu di dunia, sedangkan aku menyimpan doaku berupa syafaat untuk umatku nanti pada hari kiamat. Dan syafaat tersebut insyaallah akan menyelamatkan umatku yang tidak berbuat syirik kepada Allah." (HR. Muslim). Islam mengajarkan kepada umat muslim untuk saling mengasihi, bahkan kepada hewan sekalipun atau dalam peperangan yang mengharuskan, islam tetap menerapkan kasih sayang dan tidak boleh ada bentuk penyiksaan.

Kepedulian terhadap sesama merupakan prinsip fundamental dalam ajaran islam, yang didasarkan pada banyak hadits yang menggarisbawahi pentingnya menolong, menyayangi, dan peduli terhadap orang lain. Salah satu hadits yang mencerminkan pentingnya kepedulian adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, di mana Rasulullah SAW bersabda: "Tidak beriman salah seorang diantara kamu sampai dia mencintai saudaranya sama seperti dia mencintai dirinya sendiri." Hadits ini menerangkan bahwa pentingnya mencintai orang lain sebagaimana kita mencintai diri kita sendiri, hal ini menunjukkan bahwa kepedulian terhadap sesama merupakan bagian dari iman seorang muslim. Bukti nyata dari cinta tersebut terwujud dalam perbuatan konkret yang menunjukkan kepedulian terhadap kebutuhan fisik, emosional, dan spiritual bersama. Selain itu terdapat hadits lain yang juga menggarisbawahi pentingnya memberikan bantuan kepada orang lain yang dalam kesulitan atau membutuhkan bantuan. Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang membantu saudaranya dalam kesulitan, maka Allah akan membantu dalam kesulitan-kesulitan yang ia hadapi di dunia." Hal ini menegaskan bahwa kepedulian tidak hanya sebatas perasaan simpati kepada orang lain, tetapi juga tuntutan untuk bertindak dan membantu orang lain yang dalam kesulitan atau membutuhkan pertolongan. Dalam islam, memberikan pertolongan kepada sesama tidak hanya dianggap sebagai bentuk suatu kebaikan, tetapi juga sebagai bentuk ibadah kita kepada Allah SWT. Oleh karena itu, dari perspektif hadits-hadits ini, kepedulian terhadap sesama bukanlah sekedar pilihan, tetapi sudah menjadi suatu kewajiban yang harus dipedomani dan dijalankan oleh setiap individu seorang muslim. Melalui tindakan nyata dalam memberikan kasih sayang, pertolongan, dan perhatian kita terhadap orang lain, kita dapat menciptakan masyarakat yang harmonis, penuh cinta, tentram, dan berbudaya kepedulian sesuai ajaran islam yang mulia.

            Selain itu, Kesabaran dan Pengendalian diri juga merupakan bagian penting dalam Sunnah Nabi SAW yang berhubungan dengan etika dan akhlak. Sabar diartikan sebagai menahan jiwa atau diri untuk tidak galau, menahan lisan untuk tidak mengeluh, serta menahan tangan untuk tidak memukul-mukul, dan lain lain. Beliau mencontohkan kepada kita sikap kesabaran dalam menghadapi cobaan dan tantangan hidup serta dalam berinteraksi dengan orang lain. Mengendalikan emosi dan sikap sabar dalam menghadapi situasi sulit atau konflik merupakan sifat yang sangat terpuji dan sesuai dengan ajaran beliau. Walaupun bukanlah suatu hal yang mudah dan selalu ada ujiannya, sabar adalah salah satu sifat yang mulia yang dicintai oleh Allah SWT. Allah SWT menjanjikan berkah dan pahala yang banyak kepada hambanya yang bersifat sabar dalam menjalani kehidupan. Terutama saat mendapatkan musibah atau tengah mengalami masa-masa yang sulit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun