Mohon tunggu...
Bilqis aulia Safitri
Bilqis aulia Safitri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 6

SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ahmad Yani

18 November 2021   00:12 Diperbarui: 18 November 2021   00:15 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mula-mula dibawah indah nya pegunungan terdapat pemukiman yang asri. Begitu banyak orang yang berlalu lalang, salah satu dari banyak nya orang terlihat ada seseorang yang diam didepan rumah nya sambil menatap pemukiman. Siapakah dia? Dia adalah Ahmad Yani. Putra tertua dari Sarjo bin Suharyo dan Murtini. Yang lahir di Jenar, Purworejo pada tanggal 19 Juni 1922. Bukanlah anak tunggal melainkan memiliki 2 bersaudara yaitu adiknya yang bernama Asma dan Asina. Saat kecil, Ahmad Yani dan keluarga nya merantau ke Bogor karena ayah nya (Sarjo bin Suharyo) bekerja untuk seorang jenderal asal Belanda. Mengapa dia hanya diam saja? ia diam melihat sekekeliling pemukiman, bukan maksud untuk jahat namun ia kagum karena melihat keindahan alam yang sudah tuhan berikan membuat dirinya bersyukur karena telah di tempat kan di suasana yang amat menakjubkan. Ia dilahirkan ditempat yang membuat nya terkagum. Bagaimana tidak. Di sekeliling nya terdapat gunung gunung yang menyejukkan hati, semilir angin sepoy sepoy menerpa tubuh, orang-orang yang saling bercengkrama, membuat Ahmad Yani merasa nyaman amat sangat. Hingga tanpa sadar ia sudah terlalu lama diam dan memutuskan masuk ke dalam rumah nya. 

Didalam rumah, ibu dan ayah nya sedang mengobrol. Masuk nya Ahmad Yani kedalam rumah membuat ibu nya melontarkan pertanyaan "wah wah habis darimana nak? Ko diam saja" pertanyaan dari ibu nya tercinta ini mengundang senyum Ahmad Yani "depan rumah bu liat pemandangan indah banget." 

Selepas mengobrol dengan ibu nya, Ahmad Yani pergi membersihkan diri dan melakukan aktivitas yang biasa ia lakukan. Salah satu nya ialah belajar. Ahmad Yani sangat menyukai belajar ditambah lagi hobi yang suka menulis dan membaca membuat nya semakin giat belajar untuk menempuh pendidikan. Banyak orang yang menyatakan Ahmad Yani tergolong murid yang pintar dan disegani.

 "kecerdasan dan semangatmu dalam belajar membuat ibu terkagum kagum padamu Ahmad." Ucap guru nya saat Ahmad Yani menempuh pendidikan di HIS (Hollandsch Inlandsche School) setara tingkat SD di Bogor dan lulus pada tahun 1935. Lalu melanjutkan pendidikan di MULO (Meet Uitgebreid Lager Onderwijs) setara tingkat SMP kelas B Afd, Bogor. 

Saat ini tekad nya untuk tak ingin putus sekolah serta semangat yang tinggi dalam belajar mengharuskan Ahmad Yani untuk tetap fokus melihat ke depan. Sayang nya kenyataan tak seindah khayalan. Saat melanjutkan pendidikan ke AMS (Algemeene Middelbare Schoolbagian) setara tingkat SMA/SMU bagian B Afd di Jakarta hanya sampai kelas 2 saja. Hal itu terjadi karena adanya misili yang diumumkan oleh Pemerintah Hindia Belanda Pemerintah Kolonial untuk menjalani wajib militer. Ahmad Yani mengikuti pendidikan topografi militer di Malang, Jawa Timur. Namun lagi-lagi terganggu oleh kedatangan Jepang, bersamaan dengan datang nya Jepang ia dan keluarga memutuskan pindah kembali ke Jawa Tengah. 

Setelah kepindahan nya, Ahmad Yani bergabung dengan tentara yang disponsori Jepang PETA (Pembela Tanah Air) dan menjalani pelatihan lebih lanjut di Magelang. Saat pelatihan selesai dilaksanakan Ahmad Yani meminta untuk dilatih sebagai komandan peleton Peta dan dipindahkan ke Bogor untuk menerima kepelatihan. Tak lama dari itu Ahmad Yani dikirim kembali ke Magelang sebagai instruktur dan menjalani dinas aktif sebagai Komandan Dai lci Syodan Dai San Cudan dari Dai Ni Daidan (Komandan Seksi I Kompi III Batalyon II). Ahmad Yani menjadi lulusan terbaik karena kegigihan nya dalam menjalani dinas aktif sebagai komandan Dai Ici Syodan Dai San Cudan dari Dai Ni Daida. Serta tekad kuat untuk mempertahankan kemerdekaan. 

Saat masa proklamasi Ahmad Yani bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan ditunjuk sebagai pemimpin TKR Purwokerto. Ahmad Yani dan pasukan dari Tentara Keamanan Rakyat berhasil menahan serangan dari Belanda di daerah Pingit. Karena berhasil menahan serangan itu, kemudian ia kembali diberi kepercayaan menjabat sebagai komandan Wehrkreise II. Setelah Indonesia memperoleh pengakuan kedaulatan, Ahmad Yani diberi tugas melawan Pasukan Darul Islam nama lain dari Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang pada saat itu mengacau di Jawa Tengah. Ahmad Yani memutar otak, lalu dibentuklah pasukan Banteng Raiders yang sebelumnya sudah dibekali latihan latihan khusus untuk melawan pasukan Darul Islam. Karena dibekali latihan dan kekompakkan Ahmad Yani dan Pasukan Banteng Raiders, akhirnya pasukan DI/TII berhasil dikalahkan. 

Berkat keteguhan dirinya, keberaniannya, Ahmad Yani di berangkatkan ke Amerika untuk memperdalam ilmu militer nya di Command and College Fort Leaven Worth selama 9 bulan. Dilanjut pendidikan 2 bulan di Special Warfare Course di Inggris.

Ahmad Yani memiliki citra yang sangat baik di mata istana. Saat terjadinya pemberontakan PRRI (Pemerintah Revolusioner) terjadi di Sumatera Utara Barat, Ahmad Yani yang pada saat itu berpangkat colonel berhasil mengamankan pemberontakan PRRI. Kemudian Ahmad Yani menjabat kepala staf Komando Operasi Tertinggi (KOTI). Lagi-lagi Ahmad Yani memperoleh kepercayaan untuk dilantik presiden Soekarno sebagai Staf Angkatan Darat (KSAD). 

Ahmad Yani termasuk orang yang sangat menentang kebijakan Soekarno mengenai PKI, ia termasuk sosok antikomunis sama hal nya dengan Nasution. Dan sebagai seorang presiden, Soekarno bergerak lebih dekat kepada PKI. Ahmad Yani tidak bisa menentang kebijakan Soekarno mengenai PKI. Namun juga waspada terhadap PKI terutama saat partai itu menyatakan dukungan terhadap pembentukan kekuatan kelima. Ahmad Yani beserta Nasution selalu menunda perintah dari Soekarno pada tanggal 31 mei 1965 mempersiapkan rencana untuk mempersenjatai rakyat. 

Pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965 Ahmad Yani menjadi salah satu korban penculikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun