Di tengah pesatnya urbanisasi dan semakin tingginya harga properti di Jakarta, tinggal di rumah susun sederhana sewa (rusunawa), sering kali, dipandang sebelah mata.
Padahal, rusunawa yang diinisiasi dan dibangun oleh Pemprov DKI bertujuan untuk menyediakan hunian layak bagi masyarakat, terutama generasi muda seperti milenial yang sedang memulai karier atau berumah tangga.
Sudah saatnya kita mengubah pandangan dan melihat rusunawa sebagai solusi cerdas, bukan simbol gengsi.
Berikut ini adalah tiga alasan utama mengapa generasi milenial tidak perlu merasa malu tinggal di rusun.
Solusi Ekonomis di Tengah Harga Properti yang Melonjak
Harga properti di Jakarta terus meroket, membuat banyak milenial kesulitan untuk memiliki hunian sendiri.
Data dari berbagai survei menunjukkan bahwa rata-rata harga rumah tapak di Ibu Kota, kini telah melampaui kemampuan finansial generasi muda dengan penghasilan rata-rata.
Bahkan, opsi mencicil rumah pun terasa memberatkan dengan tenor panjang dan bunga yang tinggi.
Di sisi lain, rusunawa hadir sebagai solusi terjangkau dengan biaya sewa yang relatif rendah dibandingkan harga sewa apartemen atau kontrakan.
Dengan sistem sewa yang fleksibel, penghuni dapat menikmati fasilitas dasar yang memadai, seperti air bersih, listrik, keamanan 24 jam, dan akses transportasi umum.
Hal ini tentunya meringankan beban finansial, memungkinkan milenial untuk mengalokasikan dana lebih untuk kebutuhan lain, seperti tabungan, pendidikan, atau investasi.
Selain itu, tinggal di rusun, juga memberikan peluang untuk hidup lebih hemat tanpa mengorbankan kualitas hidup.
Dengan desain hunian yang efisien, penghuni dapat fokus pada hal-hal esensial dan mengurangi gaya hidup konsumtif.
Bagi milenial yang sedang berjuang membangun stabilitas keuangan, ini adalah langkah cerdas yang perlu dipertimbangkan.
Mendorong Kehidupan Sosial yang Dinamis
Tinggal di rusunawa tidak hanya memberikan hunian fisik, tapi juga membangun rasa kebersamaan.
Berbeda dengan lingkungan perumahan elit yang cenderung individualistis, rusunawa biasanya dihuni oleh masyarakat dari berbagai latar belakang yang hidup berdampingan.
Hal ini menciptakan peluang untuk membangun jaringan sosial yang lebih luas dan dinamis.
Interaksi antar penghuni rusun, sering kali, melahirkan inisiatif komunitas yang bermanfaat, seperti koperasi warga, kelompok olahraga, atau kegiatan sosial lainnya.
Bagi generasi milenial yang cenderung aktif dan kolaboratif, tinggal di rusunawa dapat menjadi kesempatan emas untuk belajar hidup bermasyarakat dan bekerja sama dalam memecahkan masalah bersama.
Selain itu, komunitas yang erat juga berkontribusi pada rasa aman dan nyaman. Dalam lingkungan rusun, penghuni saling mengenal dan mendukung satu sama lain.
Kehadiran tetangga yang peduli menciptakan atmosfer kekeluargaan yang jarang ditemukan di hunian modern lainnya.
Dengan memanfaatkan potensi komunitas ini, milenial dapat memperkaya pengalaman hidup sekaligus membangun solidaritas sosial yang kuat.
Lokasi Strategis dan Fasilitas Pendukung yang Memadai
Salah satu keunggulan utama rusunawa di Jakarta adalah lokasinya yang strategis.
Sebagian besar rusun dibangun di dekat pusat kota atau area yang memiliki akses mudah ke transportasi umum, seperti stasiun kereta, terminal bus, atau halte Transjakarta.
Hal ini memberikan keuntungan besar bagi milenial yang mengandalkan transportasi publik untuk beraktivitas sehari-hari.
Selain aksesibilitas, rusunawa juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, seperti taman bermain, pasar tradisional, pertokoan, area hijau, dan ruang serbaguna.
Dengan fasilitas ini, penghuni dapat menjalani gaya hidup yang sehat dan aktif tanpa perlu mengeluarkan biaya tambahan.
Beberapa rusunawa bahkan memiliki layanan pendukung seperti klinik kesehatan, tempat makan, dan tempat ibadah yang semakin mempermudah kehidupan penghuni.
Lokasi strategis juga berarti milenial dapat menghemat waktu dan biaya perjalanan.
Dengan tinggal lebih dekat ke tempat kerja atau pusat aktivitas, penghuni rusunawa dapat mengurangi waktu tempuh dan stres akibat macet.
Ini memberikan mereka lebih banyak waktu untuk produktivitas atau aktivitas pribadi, meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Kesimpulan: Mengubah Perspektif tentang Rusun
Tinggal di rusunawa bukanlah tanda kegagalan atau kemunduran, melainkan langkah bijak dalam menghadapi realitas kehidupan perkotaan.
Generasi milenial, dengan semangat inovatif dan adaptifnya, seharusnya mampu memanfaatkan peluang yang ditawarkan rusunawa untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Daripada terjebak pada stigma atau gengsi, mari melihat rusunawa sebagai langkah awal menuju kemandirian dan stabilitas.
Pemprov DKI telah menyediakan fasilitas ini untuk mendukung masyarakat, termasuk milenial, agar dapat hidup layak tanpa terbebani tekanan finansial yang berlebihan.
Jadi, dear generasi milenial, tak perlu ragu atau gengsi untuk tinggal di rusunawa. Jadikan ini sebagai pilihan cerdas untuk memulai hidup yang lebih stabil, berdaya, dan penuh makna.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda siap mengubah pandangan dan melihat potensi besar yang ditawarkan oleh rusunawa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H