Meski Prabowo dan Gibran memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, mereka telah berhasil menunjukkan sinergisitas yang kuat.
Sebagai contoh, Prabowo, dengan pengalamannya di bidang militer dan politik, membawa ketegasan dan visi yang jelas dalam kebijakan pemerintahan.
Di sisi lain, Gibran dengan kecakapan dalam administrasi dan pemerintahan daerah mampu membawa pendekatan yang lebih muda dan inovatif.
Kombinasi keduanya, memungkinkan mereka untuk mengelola tim yang solid dan memastikan bahwa, berbagai kebijakan dan program pemerintah dapat dijalankan dengan baik.
Ini terlihat dalam respons cepat mereka terhadap sejumlah masalah sosial dan ekonomi yang mendesak, seperti pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan reformasi birokrasi.
Namun, tantangannya adalah menjaga konsistensi dan kolaborasi yang efektif ini dalam jangka panjang.
Mengingat periode kepemimpinan yang panjang, keduanya mesti dapat menjaga keseimbangan antara visi besar dan perhatian terhadap detail operasional yang diperlukan untuk mengeksekusi program-program.
Fokus pada 17 Program Prioritas
Prabowo dan Gibran telah menempatkan 17 program prioritas sebagai agenda utama mereka. Selain itu, terdapat pula delapan program hasil terbaik cepat (quick win) yang digagas.
Program-program ini, yang meliputi sektor-sektor krusial seperti ketahanan pangan, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan digitalisasi, diyakini akan menjadi pilar utama untuk mencapai visi pembangunan Indonesia yang lebih maju dan mandiri di masa depan.
Dari 17 program tersebut, beberapa di antaranya telah menunjukkan progres yang menggembirakan. Misalnya, di bidang ketahanan pangan, pemerintah telah meluncurkan berbagai kebijakan untuk mendukung petani dan memperkuat ketahanan pangan nasional.