Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pohon Kayu Putih, Pohon Kehidupan

18 Januari 2025   11:10 Diperbarui: 19 Januari 2025   15:54 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekumpulan pohon kayu putih di Kecamatan Saparua, Maluku Tengah | Sumber: Dokpri/Billy Steven Kaitjily

Pohon kayu putih, yang dalam bahasa Buru dikenal sebagai Gelan Lahin, memiliki nama yang diambil dari warna batangnya yang putih mencolok.

Pohon ini bukan hanya bagian dari keindahan alam, tapi juga sumber daya yang sangat bermanfaat bagi manusia.

Sebagai anggota keluarga suku jambu-jambuan (Myrtaceae), pohon ini dimanfaatkan untuk menghasilkan minyak kayu putih (cajuput oil), yang dikenal akan khasiatnya.

Minyak kayu putih diperoleh melalui proses penyulingan uap dari daun dan rantingnya. Aroma khas minyak ini dapat tercium dari jarak jauh, terutama pada hari panas atau ketika pohon sedang berbunga.

Lebih dari itu, tumbuhan ini memiliki keunggulan luar biasa: mampu tumbuh di tanah tandus, bertahan di cuaca panas ekstrem, dan bahkan dapat bertunas kembali setelah kebakaran.

Pohon kayu putih ditemukan dari dataran rendah hingga ketinggian 400 meter di atas permukaan laut, termasuk di daerah pantai, tanah berawa, dan hutan kecil.

Mengenal Ciri-ciri Pohon Kayu Putih

Sekumpulan pohon kayu putih di Kecamatan Saparua, Maluku Tengah | Sumber: Dokpri/Billy Steven Kaitjily
Sekumpulan pohon kayu putih di Kecamatan Saparua, Maluku Tengah | Sumber: Dokpri/Billy Steven Kaitjily

Pohon kayu putih memiliki karakteristik yang mudah dikenali. Dengan tinggi mencapai 10-20 meter, pohon ini memiliki batang berlapis-lapis yang berwarna putih keabu-abuan.

Kulit batangnya cenderung terkelupas tidak beraturan, memberikan tekstur unik yang menarik perhatian.

Cabang-cabang pohon ini menggantung ke bawah, sementara daunnya berbentuk tunggal, tebal seperti kulit, dan berwarna hijau kelabu hingga kecoklatan.

Ketika daunnya diremas atau dimemarkan, aroma khas minyak kayu putih segera tercium. Bunga pohon ini pun memiliki daya tarik tersendiri.

Berbentuk lonceng dengan daun mahkota berwarna putih dan kepala putik kuning keemasan, bunga-bunga ini tumbuh di ujung percabangan dan mengeluarkan aroma harum yang khas.

Kombinasi estetika dan manfaat ini menjadikan pohon kayu putih sebagai salah satu anugerah alam yang tak ternilai.

Pohon Kayu Putih sebagai Sumber Kehidupan

Minyak kayu putih yang dijual oleh pedagang di pelabuhan Namlea, Kabupaten Buru | Sumber: Dokpri/Billy Steven Kaitjily
Minyak kayu putih yang dijual oleh pedagang di pelabuhan Namlea, Kabupaten Buru | Sumber: Dokpri/Billy Steven Kaitjily

Setiap makhluk hidup saling bergantung dalam rantai kehidupan, dan pohon kayu putih adalah contoh nyata dari hubungan tersebut.

Meski manusia sering mengabaikan tumbuhan yang tidak memberikan keuntungan ekonomis langsung, pohon kayu putih membuktikan bahwa keberadaannya memberikan manfaat besar, terutama bagi masyarakat Pulau Buru.

Sebagai pohon kehidupan, pohon kayu putih menjadi sumber penghidupan utama bagi masyarakat setempat, khususnya di Buru Utara.

Secara turun-temurun, masyarakat menggantungkan hidup mereka pada pohon ini, yang menghasilkan minyak kayu putih sebagai sumber penghasilan utama.

Minyak ini digunakan tidak hanya untuk keperluan ekonomi, tapi juga untuk kesehatan. Minyak kayu putih terkenal sebagai obat alami untuk berbagai keluhan, seperti sakit perut, masuk angin, dan nyeri otot.

Cara penggunaannya pun beragam, di antaranya bisa digosok pada tubuh seperti di perut, digunakan untuk pijat, bahkan diminum dalam takaran tertentu.

Khasiat ini menjadikan pohon kayu putih lebih dari sekadar tanaman biasa, tapi sebagai bagian integral dari budaya dan keseharian masyarakat Buru.

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan

Pengolahan minyak kayu putih memberikan mata pencaharian bagi banyak keluarga di Pulau Buru.

Dari proses pengumpulan daun hingga penyulingan, seluruh aktivitas ini melibatkan kerja keras dan ketekunan.

Masyarakat bekerja tanpa kenal lelah, baik di bawah terik matahari maupun hujan deras, demi memastikan minyak kayu putih tersedia untuk pasar lokal dan nasional.

Selain manfaat ekonomis, pohon kayu putih, juga memiliki peran ekologis yang penting. Kemampuannya untuk tumbuh di tanah tandus dan bertahan dalam kondisi ekstrem menjadikannya pelindung alami ekosistem.

Pohon ini membantu mencegah erosi tanah, menjaga kelembapan lingkungan, dan menyediakan habitat bagi berbagai fauna lokal.

Biasanya, ketika pohon ini mengeluarkan bunganya, hewan seperti kelelawar besar akan hinggap untuk memakan bunganya.

Dengan demikian, keberadaan pohon kayu putih tidak hanya menguntungkan manusia, tapi juga mendukung keseimbangan alam.

Kehadiran Pohon Kayu Putih sebagai Anugerah Tuhan

Keberadaan pohon kayu putih di Pulau Buru adalah bukti nyata dari karya Tuhan dalam menyediakan kebutuhan manusia.

Pohon ini bukan hanya menjadi simbol kehidupan, tapi juga manifestasi berkat ilahi yang terus dirasakan oleh masyarakat.

Dari pegunungan Miskoko hingga dataran Air Waegeren, pohon kayu putih menjadi saksi bisu perjuangan dan kerja keras masyarakat dalam menjaga tradisi serta memanfaatkan anugerah alam dengan bijaksana.

Melalui minyak kayu putih, masyarakat Buru mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan, bisa untuk menyekolahkan anak mereka ke pendidikan tinggi.

Namun, lebih dari itu, pohon ini juga menjadi lambang solidaritas dan kebersamaan. Dalam setiap langkah pengolahan minyak, terlihat bagaimana masyarakat saling membantu dan bekerja sama, mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan yang kuat.

Penutup: Mari Melestarikan Pohon Kehidupan

Pohon kayu putih adalah pohon kehidupan bagi masyarakat Pulau Buru. Sebagai anugerah yang tidak ternilai, pohon ini memberikan manfaat yang melampaui batas ekonomi dan kesehatan.

Namun, penting untuk diingat bahwa keberlanjutan pohon kayu putih bergantung pada kesadaran kita dalam menjaga dan melestarikannya.

Dengan melibatkan pendekatan yang berkelanjutan, seperti penanaman kembali dan pengelolaan hutan yang baik, pohon kayu putih dapat terus menjadi sumber penghidupan bagi generasi mendatang.

Semoga masyarakat Pulau Buru, bersama dengan kita semua, dapat terus menghargai dan merawat anugerah alam ini sebagai bukti cinta Tuhan bagi kehidupan manusia.

Referensi:

Gamaliel Wirtha, Pohon Kayu Putih Pohon Kehidupan Masyarakat Pulau Buru, dalam Marinyo: Jurnal Teologi Kontekstual.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun