Pengolahan minyak kayu putih memberikan mata pencaharian bagi banyak keluarga di Pulau Buru.
Dari proses pengumpulan daun hingga penyulingan, seluruh aktivitas ini melibatkan kerja keras dan ketekunan.
Masyarakat bekerja tanpa kenal lelah, baik di bawah terik matahari maupun hujan deras, demi memastikan minyak kayu putih tersedia untuk pasar lokal dan nasional.
Selain manfaat ekonomis, pohon kayu putih, juga memiliki peran ekologis yang penting. Kemampuannya untuk tumbuh di tanah tandus dan bertahan dalam kondisi ekstrem menjadikannya pelindung alami ekosistem.
Pohon ini membantu mencegah erosi tanah, menjaga kelembapan lingkungan, dan menyediakan habitat bagi berbagai fauna lokal.
Biasanya, ketika pohon ini mengeluarkan bunganya, hewan seperti kelelawar besar akan hinggap untuk memakan bunganya.
Dengan demikian, keberadaan pohon kayu putih tidak hanya menguntungkan manusia, tapi juga mendukung keseimbangan alam.
Kehadiran Pohon Kayu Putih sebagai Anugerah Tuhan
Keberadaan pohon kayu putih di Pulau Buru adalah bukti nyata dari karya Tuhan dalam menyediakan kebutuhan manusia.
Pohon ini bukan hanya menjadi simbol kehidupan, tapi juga manifestasi berkat ilahi yang terus dirasakan oleh masyarakat.
Dari pegunungan Miskoko hingga dataran Air Waegeren, pohon kayu putih menjadi saksi bisu perjuangan dan kerja keras masyarakat dalam menjaga tradisi serta memanfaatkan anugerah alam dengan bijaksana.
Melalui minyak kayu putih, masyarakat Buru mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan, bisa untuk menyekolahkan anak mereka ke pendidikan tinggi.