Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menyikapi Masalah Sampah di Maluku Tengah, Sebuah Usulan untuk Perubahan

16 Januari 2025   23:38 Diperbarui: 16 Januari 2025   23:38 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maluku Tengah, sebuah kabupaten di Provinsi Maluku yang dikenal dengan keindahan alam dan kekayaan sejarahnya, kini tengah menghadapi masalah serius yang mengancam citranya: sampah.

Tulisan ini merupakan hasil pengamatan saya selama berlibur di Kecamatan Saparua beberapa waktu lalu, tepatnya dari tanggal 30 Desember hingga 13 Januari 2025.

Sebagai catatan, tujuan tulisan ini bukanlah untuk mencela pemerintahan Maluku Tengah, melainkan untuk memberikan usulan konstruktif terkait penanganan sampah yang tampaknya menjadi tantangan dari tahun ke tahun.

Harus kita bahwa Maluku Tengah memiliki banyak potensi wisata yang mengagumkan. Tempat-tempat bersejarah seperti Benteng Durstede di Saparua dan keindahan alam yang memukau menjadi daya tarik utama.

Sayangnya, kalau persoalan sampah tidak segera ditangani, wisatawan mungkin akan membawa kesan buruk bahwa Maluku Tengah adalah daerah yang kotor dan kurang layak untuk dikunjungi.

Hal ini tentu akan berdampak negatif pada perkembangan pariwisata dan ekonomi lokal di Maluku Tengah.

Pemandangan Menyedihkan di Perbatasan Suli-Tulehu

Pada tanggal 30 Desember 2024, saya tiba di Pelabuhan Yosudarso Ambon bersama istri dengan menumpang KM Nggapulu.

Perjalanan kami menuju Pelabuhan Tulehu melalui aplikasi transportasi daring memberikan pengalaman yang tak terlupakan.

Bukan karena keindahan pemandangannya, tapi karena pemandangan sampah di sepanjang perbatasan Negeri Suli dan Tulehu.

Banyak sampah rumah tangga berserakan di tepi jalan, bahkan menutupi sebagian badan jalan. Supir yang kami tumpangi menjelaskan bahwa sampah-sampah ini berasal dari masyarakat Negeri Tulehu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun