Saat jarum jam menunjukkan pukul 16.00 WIB, kapal perlahan mulai meninggalkan Pelabuhan Tanjung Priok. Dari balik jendela, terlihat pemandangan Jakarta yang semakin jauh.
Sayangnya, momen ini juga menandai hilangnya sinyal internet kami. Meski ada layanan wifi berbayar di kapal, kami memutuskan untuk tidak menggunakannya demi menghemat biaya.
Bagi yang berminat, wifi ini bisa disewa seharga Rp30.000 untuk 4 jam (kecepatan 6 Mbps) atau Rp50.000 untuk 12 jam (10 Mbps).
Sekitar satu jam setelah kapal berlayar, pengumuman berbunyi lagi, kali ini menginformasikan bahwa, makan sore sudah siap.
Perjalanan menuju Ambon, memang cukup panjang, tapi setidaknya kami diberi makan tiga kali sehari. Sore itu, menunya ayam kecap dengan tumis kacang panjang. Meski sederhana, makanan ini cukup mengenyangkan.
Namun, untuk mendapatkan makanan ini, kami harus antre panjang. Bayangkan saja, ratusan penumpang berdiri berbaris untuk mengambil makanan mereka.
Rasanya akan lebih nyaman jika makanan diantarkan langsung ke tempat tidur penumpang, bukan? Tapi, yah, itulah serunya perjalanan dengan kapal laut!
Setelah makan, tubuh kami mulai terasa lelah. Wajar saja, pagi harinya kami sudah bangun lebih awal untuk persiapan keberangkatan. Malam itu, tidur kami sangat pulas, hingga pagi hari tiba tanpa terasa.
Sekitar pukul 07.00 WIB, kami terbangun dan langsung bersiap mengambil makan pagi. Menu pagi itu cukup sederhana, tapi tetap nikmat.
Setelah sarapan, saya memutuskan mandi untuk menjaga kesegaran selama perjalanan. Fasilitas toilet dan kamar mandi di KM Nggapulu cukup memadai, airnya lancar, dan kebersihan kapal juga terjaga dengan baik.