Keempat, kebiasaan yang sudah mengakar. Kebiasaan ini telah berlangsung lama dan menjadi praktik umum di banyak wilayah Jakarta.
Penduduk baru pun cenderung mengikuti pola yang sama, karena melihat tetangga melakukan hal serupa.
Masalah yang Timbul dari Kebiasaan Menggantung Sampah di Pagar
Meskipun terkesan praktis, kebiasaan ini tidak lepas dari sejumlah permasalahan yang dapat berdampak pada lingkungan dan masyarakat sekitar. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
Pertama, aspek estetika dan kebersihan. Kantong plastik yang tergantung di pagar dapat menciptakan kesan kumuh di lingkungan perumahan.
Bau yang tak sedap, juga dapat mengganggu kenyamanan warga, terutama jika sampah tidak diambil dalam waktu yang lama.
Kedua, dampak kesehatan. Sampah yang dibiarkan tergantung terlalu lama dapat menarik perhatian hewan liar seperti kucing, tikus, atau anjing, yang berpotensi menyebarkan penyakit.
Selain itu, kantong sampah yang bocor bisa mencemari tanah atau jalanan di sekitarnya.
Ketiga, kerusakan pada kantong plastik. Plastik sampah yang digantung, sering kali, robek akibat gigitan hewan atau paparan cuaca.
Ini mengakibatkan sampah tercecer, menambah beban kerja petugas kebersihan, dan menciptakan polusi visual di lingkungan sekitar.
Keempat, kurangnya kesadaran akan pengelolaan sampah yang baik. Kebiasaan ini dapat mencerminkan rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.
Hal ini berpotensi memperburuk permasalahan sampah di Jakarta, yang sudah menjadi isu serius.