Banjir rob, atau yang juga dikenal sebagai banjir akibat pasang air laut, adalah salah satu fenomena alam yang kerap melanda wilayah pesisir Indonesia, termasuk Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.
Wilayah Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, menjadi salah satu kawasan yang sangat rentan terhadap bencana ini.
Dikutip dari metrotvnews.com, banjir rob merendam Pelabuhan Muara Baru dan permukiman warga di Muara Angke. Ketinggian banjir lebih dari satu meter, sehingga membuat aktivitas warga terganggu.
Banjir akibat pasang air laut ini masuk ke permukiman warga Muara Angke pada Sabtu pagi (16/11/2024). Akibatnya, ratusan rumah dan Pelabuhan Muara Baru terendam.
Warga setempat berharap agar Pemprov DKI Jakarta bisa segera menangani persoalan banjir rob yang selalu terjadi berulang ini.
Banjir rob tidak hanya menyebabkan genangan air yang mengganggu aktivitas sehari-hari, tapi juga menimbulkan dampak serius terhadap lingkungan, ekonomi, dan kesehatan masyarakat setempat.
Untuk menangani persoalan ini, diperlukan langkah-langkah strategis yang melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta.
Tulisan ini akan membahas dua aspek utama terkait fenomena banjir rob di Muara Angke: dampak bagi warga sekitar dan upaya strategis untuk mitigasi.Â
Dampak Banjir Rob bagi Warga Sekitar
Banjir rob membawa konsekuensi yang luas, tidak hanya bagi kehidupan sehari-hari warga Muara Angke, tapi juga terhadap keberlanjutan kawasan tersebut. Berikut ini beberapa dampak utama yang dirasakan masyarakat.