Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengunduran Diri dari Program S-3: Antara Impian, Karier, dan Kebutuhan

14 November 2024   23:57 Diperbarui: 15 November 2024   00:04 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melanjutkan pendidikan ke tingkat Doktoral adalah impian banyak orang, namun jalan yang ditempuh sering kali sulit | Sumber: Dok. freepik.com

Meskipun lanjut studi di tingkat doctoral, mungkin menjadi bagian dari rencana pengembangan diri dan kontribusi jangka panjang, kebutuhan mendesak di lingkup kerja yang memiliki dampak nyata terhadap kehidupan banyak orang, sering kali, memaksa mereka untuk melepaskan sementara impian akademik tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa dalam dunia profesional, pilihan antara studi dan karier bukan sekadar masalah ambisi, tetapi juga tentang tanggung jawab sosial yang harus mereka emban setiap harinya.

Tantangan Komitmen Waktu dalam Menyeimbangkan Studi dan Pekerjaan

Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang tinggi sambil bekerja penuh waktu menuntut keterampilan manajemen waktu yang luar biasa.

Untuk program studi yang menuntut seperti S-3, komitmen waktu yang diperlukan jauh lebih besar dibandingkan jenjang pendidikan sebelumnya.

Di tingkat doktoral, mahasiswa dituntut untuk melakukan penelitian mendalam, menghadiri perkuliahan, serta menyiapkan tulisan akademis dengan standar yang tinggi.

Beban ini bisa semakin menumpuk ketika mahasiswa juga memegang peran profesional yang menuntut perhatian penuh.

Tantangan ini tidak terbatas pada sektor pelayanan gerejawi, seperti yang dihadapi oleh teman saya, tetapi juga dialami oleh banyak profesional di berbagai bidang.

Dalam kondisi di mana pekerjaan sudah menyita sebagian besar waktu dan energi, menambah studi S-3 ke dalam jadwal sehari-hari, kadang-kadang, bisa menjadi tekanan yang sulit dihadapi secara berkelanjutan.

Hal ini menciptakan dilema: di satu sisi, mereka ingin mengembangkan diri dan memberikan kontribusi ilmiah; namun di sisi lain, mereka harus menjaga kesehatan fisik dan mental untuk menjalankan peran profesionalnya dengan optimal.

Ketika waktu dan energi tidak memungkinkan untuk keduanya, banyak yang merasa lebih bijak untuk memprioritaskan pekerjaan utama mereka, meskipun harus mengorbankan pendidikan lanjutan.

Pentingnya Fleksibilitas dalam Program Pendidikan Tinggi untuk Profesional

Fenomena pengunduran diri dari program studi S-3, juga menyoroti pentingnya fleksibilitas dalam sistem pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang sudah memiliki tanggung jawab profesional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun