Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pengelolaan Sampah dari Rumah, Kunci Pencegahan Banjir di Jakarta

13 November 2024   18:44 Diperbarui: 14 November 2024   10:47 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini hujan deras terus mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya, mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan di musim hujan.

Fenomena cuaca yang terjadi kali ini, bukan hanya sekadar hujan biasa, tetapi berkaitan dengan fenomena global yang disebut La Nia. La Nia adalah fenomena anomali iklim yang menyebabkan peningkatan curah hujan di banyak wilayah, termasuk Indonesia.

Terutama, di kota-kota padat penduduk seperti Jakarta, dampak La Nia ini perlu diwaspadai karena dapat memicu risiko banjir, hingga meningkatnya penyakit yang ditularkan melalui air, seperti demam berdarah.

Sebagai masyarakat yang tinggal di wilayah yang rawan banjir, kita perlu mengambil langkah pencegahan untuk meminimalisir risiko ini.

Dengan upaya yang konsisten, seperti pengelolaan sampah yang tepat, kita dapat melindungi lingkungan, sekaligus mencegah penumpukan sampah di aliran air yang bisa memperparah banjir.

Menghadapi Musim Hujan: Langkah-langkah Pencegahan dari Rumah

Untuk membantu mencegah dampak buruk musim hujan dan banjir di Jakarta, ada beberapa langkah sederhana namun penting yang dapat kita lakukan dari rumah.

Pertama, kurangi sampah. Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah mengurangi sampah yang kita hasilkan setiap hari.

Sampah menjadi masalah utama di Jakarta, terutama pada musim hujan, ketika volume sampah meningkat dan sering kali menyumbat saluran air.

Oleh karena itu, kita harus berusaha mengurangi jumlah sampah yang kita buang, terutama sampah plastik dan non-biodegradable lainnya yang sulit terurai.

Mengurangi sampah bisa dimulai dari hal-hal kecil seperti membawa kantong belanja sendiri, menghindari penggunaan plastik sekali pakai, dan mengurangi pembelian produk-produk yang menghasilkan banyak kemasan.

Dengan mengurangi produksi sampah dari rumah, kita ikut berkontribusi dalam menjaga kelancaran saluran air dan mencegah potensi banjir.

Kedua, pilah sampah dengan tepat. Selain mengurangi jumlah sampah, kita juga perlu memilah sampah dengan benar.

Pemilahan sampah bertujuan agar sampah-sampah yang masih dapat didaur ulang tidak bercampur dengan sampah organik yang mudah terurai.

Dengan memilah sampah di rumah, kita tengah membantu mempermudah proses daur ulang, sekaligus mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Ada beberapa kategori pemilahan sampah yang dapat kita terapkan, yaitu sampah organik, sampah anorganik, dan sampah berbahaya.

Sampah organik, seperti sisa makanan dan daun kering, dapat diolah menjadi kompos, sementara sampah anorganik seperti botol plastik dan kertas dapat didaur ulang.

Sedangkan, sampah berbahaya seperti baterai dan obat-obatan, sebaiknya dibuang dengan hati-hati dan tidak disatukan dengan jenis sampah lain.

Dengan memilah sampah dari rumah, kita tidak hanya menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga meminimalkan risiko sampah menyumbat saluran air yang dapat memperparah banjir.

Ketiga, olah sampah menjadi barang berguna. Langkah terakhir dalam upaya pencegahan banjir dan penyakit di musim hujan adalah mengolah sampah menjadi barang berguna.

Sampah yang telah dipilah dapat diolah menjadi produk yang bernilai guna atau bahkan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Misalnya, sampah organik dapat diolah menjadi kompos yang berguna untuk menyuburkan tanaman di rumah atau lingkungan sekitar. Sampah anorganik, seperti botol plastik dan kaleng, dapat didaur ulang menjadi produk kerajinan atau dijual ke pusat daur ulang.

Inisiatif untuk mengolah sampah ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga dapat memberikan manfaat ekonomi.

Jika pengolahan sampah ini dilakukan secara massal, maka akan ada lebih sedikit sampah yang menumpuk di TPA dan menyumbat saluran air, sehingga risiko banjir dapat berkurang.

Menggalang Kesadaran dan Kepedulian Warga Jakarta akan Lingkungan

Pada dasarnya, pengelolaan sampah yang baik tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada kesehatan masyarakat itu sendiri.

Di musim hujan, risiko penyakit menular yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor, seperti demam berdarah, diare, dan leptospirosis, cenderung meningkat.

Genangan air yang disebabkan oleh sumbatan sampah merupakan tempat yang ideal bagi nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus demam berdarah.

Selain itu, banjir yang terjadi akibat penumpukan sampah di saluran air, sering kali, menimbulkan air kotor yang dapat menyebabkan infeksi kulit dan penyakit pencernaan.

Oleh karena itu, menjaga kebersihan lingkungan melalui pengelolaan sampah yang benar menjadi upaya penting untuk menjaga kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Langkah kecil dari setiap rumah tangga, jika dilakukan secara konsisten, akan berdampak besar dalam mengurangi risiko penyakit menular di lingkungan perkotaan yang padat penduduk seperti Jakarta.

Untuk menciptakan kota yang bersih dan sehat, tentu saja diperlukan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat.

Pemerintah DKI Jakarta sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk mengurai masalah banjir dan sampah.

Mulai dari memperbanyak tempat penampungan sampah, memperbanyak waduk, menjaga tinggi muka air (TMA) di Pintu Air, memastikan pompa bekerja dengan baik, memperbaiki drainase, dan mengadakan sosialisasi tentang pentingnya kebersihan lingkungan.

Namun, upaya ini akan lebih efektif, jika mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Setiap warga memiliki peran penting dalam menjaga kebersihan lingkungan, terutama di musim hujan.

Langkah kecil seperti mengurangi, memilah, dan mengolah sampah dari rumah dapat menjadi sumbangsih besar dalam menjaga kota Jakarta dari risiko banjir dan penyakit.

Selain itu, masyarakat juga bisa ikut aktif dalam kegiatan lingkungan, seperti kerja bakti membersihkan selokan atau mengikuti program daur ulang sampah di komunitas setempat.

Kesadaran dan kepedulian ini dapat membantu Jakarta tetap bersih dan aman dari risiko banjir yang mengancam setiap musim hujan tiba.

Penutup

Sebagai penutup, fenomena La Nia telah mengingatkan kita akan pentingnya menjaga lingkungan, terutama dalam pengelolaan sampah di musim hujan.

Dengan langkah-langkah sederhana seperti mengurangi, memilah, dan mengolah sampah, kita dapat membantu mencegah terjadinya banjir serta meminimalisir risiko penyakit yang menyebar melalui air.

Kesadaran bersama dalam menjaga kebersihan lingkungan adalah bentuk tanggung jawab yang harus dijalankan oleh setiap warga Jakarta.

Mari, bersama-sama kita ambil peran dalam menjaga kota ini tetap bersih dan aman. Dengan langkah kecil dari setiap rumah, kita bisa memberikan dampak besar bagi lingkungan, kesehatan, dan masa depan kota Jakarta yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun