Berbeda dari tahun lalu saat aku hadir di Kompasianival hanya sebagai peserta tanpa undangan resmi, tahun ini momen Kompasianival terasa sangat spesial.
Aku mendapatkan undangan langsung dari Tim Kompasiana melalui email! Selain itu, mereka juga bertanya tentang status kehadiranku, apakah bisa hadir di malam penganugerahan Kompasianival Awards 2024 atau tidak. Tentu saja, aku langsung mengkonfirmasi kehadiranku.
Kali ini, aku sangat bersemangat karena masuk sebagai salah satu nominator kategori Best in Opinion di Kompasiana Awards 2024.
Setahuku, dari lima nominator, hanya aku dan Mbak Dina yang hadir, sedangkan tiga lainnya mungkin berhalangan.
Singkat cerita, hari yang ditunggu oleh Kompasianer dari berbagai daerah pun tiba. Sabtu, 2 November 2024, pukul 11 siang, aku tiba di Chillax Sudirman, Jakarta.
Setelah registrasi, aku langsung mencari kotak sumbangan buku, mengeluarkan buku bekas dari tas, dan menaruhnya di sana. Semoga buku ini bermanfaat bagi adik-adik di Papua.
Di dalam, suasana sudah ramai. Para peserta Kompasianival duduk lesehan, asyik berbincang. Aku pun mencari-cari anggota Kopaja71.
Mereka ternyata duduk di sebelah kiri ruangan, dekat deretan meja berlapis kain hitam. Sambil menyapa, aku sempat ngobrol dengan Bang Horas, Pak Andri, Pak Inayat, Pak Wibi, Pak Sutiono, Mas Bram, Ibu Erry, Kak Novia, Mas Taufik, dan Kak Ire.
Selain itu, aku juga bertemu Bang Akbar, peraih Kompasianer of the Year 2024, Pak Jujun, Mbak Wening, dan Mbak Dina dari komunitas KOKOBER (Komunitas Kompasianer Berbagi).
Jumlah peserta terus bertambah, dan acara pun dimulai. Aku juga mengambil merchandise eksklusif Kompasiana 2024, yang sudah aku pesan seminggu sebelumnya.
Aku suka sekali dengan kaosnya, nyaman dipakai. Rencananya, kaos ini akan aku pakai untuk acara workshop menulis di Pulau Saparua, Maluku Tengah, Desember nanti. Terima kasih, Tim Kompasiana! Sebenarnya aku juga ingin membeli jaketnya, tapi sayang, sudah habis.
Saatnya makan siang! Untungnya, Kompasianival menyediakan banyak stan makanan dengan berbagai pilihan menu lezat dan harga terjangkau.
Sebelum makan, aku sempat berkenalan dengan Mbak Ria, anggota baru Kopaja71. Kami ngobrol sebentar, dan Mbak Ria bilang bahwa dia suka tulisanku, terutama yang membahas tentang tips menulis konsisten di Kompasiana.
Tak hanya Mbak Ria, aku juga bertemu Kak Marcia Audita, Kepala Konten Kompasiana. Menurut Bang Horas, Kak Cia ini yang biasanya memberi label pada artikel para Kompasianer. Sama seperti Mbak Ria, Kak Cia juga bilang bahwa dia mengikuti tulisanku, terutama yang tentang Jakarta.
Jujurly, mendengar pengakuan mereka berdua membuatku terharu; aku benar-benar tidak menyangka bahwa tulisanku bisa berdampak besar bagi pembaca. Tema Kompasianival tahun ini, "Every Story Matters," benar-benar terasa dekat dengan pengalamanku ini.
Aku dan Mbak Ria melanjutkan obrolan saat makan siang di salah satu stan di belakang gedung. Cuaca mulai mendung, dan akhirnya turun hujan deras.
Aku memesan nasi putih, telur dadar, dan sayur, begitu juga Mbak Ria. Dia bertanya tentang rahasiaku bisa tetap konsisten menulis di tengah aktivitas yang cukup padat. Aku senang sekali bisa berbagi pengalaman dengannya. Oh iya, terima kasih, Mbak Ria, untuk traktirannya!
Setelah makan, kami kembali ke dalam ruangan untuk mengikuti acara. Sekitar pukul 3 sore, Pak Andri mengajakku dan Pak Jandris keluar untuk ngopi sebentar.
Hujan gerimis menemani kami yang sedang asyik mengobrol tentang kehidupan dan pengalaman menulis di Kompasiana. Terima kasih, Pak Andri dan Pak Jandris, atas obrolan hangatnya!
Momen yang paling mendebarkan tentu saja saat pengumuman juara setiap kategori. Sebelumnya, Bang Horas sempat berpesan, "Billy, kalau kamu nggak menang, nggak papa, ya. Masuk nominee saja sudah bagus, kamu bisa mencantumkannya di portofolio."
Malam itu, namaku memang nggak dipanggil. Mbak Dina yang dipanggil ke atas panggung untuk menerima penghargaan. Sedih? Tentu saja, tapi hanya sebentar.
Setelah pengumuman, aku menghampiri para juara untuk mengucapkan selamat kepada Pak Budi, Mbak Siska, Mbak Dina, dan Bang Akbar. Aku ingin mengucapkan selamat juga untuk Ibu Itha, peraih Best in Fiction, tapi sayangnya beliau tidak hadir. Selamat ya, Bu Itha!
Bagiku, Kompasianival bukan sekadar ajang kumpul-kumpul dengan Kompasianer dari seluruh Indonesia. Ini adalah kesempatan berbagi cerita dan pengalaman hidup. Sayang sekali kan, jika teman-teman Kompasianer nggak datang. Sampai jumpa lagi di Kompasianival 2025!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H