Kereta yang kami tumpangi dari Stasiun Depok pun tiba di Stasiun terakhir Bogor tepat pukul 11.12 WIB. Banyak penumpang yang turun hingga berdesak-desakan.Â
Sebelum keluar stasiun, istri ingin menarik uang di ATM, dan saya ingin ke toilet. Maka, berpencar lah kami untuk sesaat.Â
By the way, ada yang menarik perhatian saya di Stasiun Bogor ini, tempat pengecasan Handphone. Fasilitas ini tersedia gratis bagi penumpang KRL.Â
Selain itu, ada fasilitas tempat sampah yang dibedakan dari jenisnya. Hal ini tentu baik karena akan mempermudah pengolahan sampah oleh petugas.Â
Setelah selesai mengambil uang, kami keluar stasiun menuju Alun-Alun Kota Bogor yang letaknya tak jauh dari stasiun. Cuaca semakin panas, namun tidak membuat kami patah semangat.Â
Di halaman stasiun, tampak pedagang kecil berjejeran menawarkan dagangan mereka. Pemandangan ini juga terlihat ketika kami memasuki area alun-alun kota. Â Bahkan, ada juga pengamen yang berjuang untuk mencari nafkah.
Bagi kami selaku wisatawan, pemandangan semacam itu sangat menganggu. Â Alun-alun kota seharusnya sebagai tempat masyarakat refreshing, bukan sebagai tempat berdagang. Karena itu, Pemkot harus tegas menertibkan para pedagang kecil dan pengamen.
Dari alun-alun, kami berjalan kaki melalui trotoar ke kawasan Istana Bogor. Perjalanan kurang lebih 15 hingga 20 menitan.Â
Sebuah pemandangan segera menarik perhatian kami. Di atas trotoar, tampak para pedagang kaki lima (PKL) berjualan. Padahal, trotoarnya sempit.
Kami melewati Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor. Sayang banget kami tidak sempat mampir. Mungkin lain waktu saja.
Tak jauh dari situ, kami menyeberang jalan melalui zebra cross. Lalu lintas siang itu, terpantau cukup padat.
Tiba lah kami di kawasan Istana Bogor. Di balik pagar besi Istana Bogor, kami melihat kumpulan rusa yang sedang makan rumput.
Yang menarik adalah ada beberapa ekor rusa tampak berusaha mendekati pagar besi, karena diberi makan oleh wisatawan.
Para wisatawan ini membeli wortel dari pedagang di situ seharga Rp5.000. Mereka sengaja menjual wortel untuk wisatawan yang ingin memberi makan rusa-rusa tersebut.
Karena sudah mulai lapar, kami putuskan untuk pulang ke Jakarta. Ya, kami terpaksa membatalkan pergi ke Kebun Raya Bogor hari itu. Mungkin lain waktu kami akan ke sana.
Kami kembali melewati trotoar dan mampir sebentar untuk membeli oleh-oleh Khas Bogor yaitu kue lapis talas Bogor. Jujur, kue lapis talas Bogor ini enak banget.
Sayang kami cuma beli satu kotak kecil saja, jadi enggak bisa bagiin ke kalian yang membaca tulisan ini. He-he. Dari situ, kami mampir di Indomaret untuk membeli minuman dingin, karena sedari tadi kami sudah kehausan.
Kami kembali menyeberang jalan ke arah Alun-alun Kota Bogor, lalu lanjut ke stasiun. Kereta Bogor-Jakarta rencana akan diberangkatkan siang itu pukul 13.06 WIB (on time).
Perjalanan pulang ke Jakarta kali ini tak se nyaman saat pergi ke Bogor, karena beberapa kali saya harus berganti tempat duduk dengan penumpang yang lebih membutuhkan. He-he.
Tapi, jujur saya sungguh menikmati perjalanan pulang. Dengan berdiri, saya bisa lebih leluasa menyaksikan pemandangan dari balik pintu kereta.
Tak terasa, kereta yang kami tumpangi tiba di Stasiun Jakarta Kota tepat pukul 14.25 WIB (on time). Â Kami langsung cuzz menuju tempat parkir sepeda motor yang berlokasi di dekat Kota Tua dengan berjalan kaki.
Dari tempat parkir, kami langsung cari tempat makan terdekat. Â Meskipun capek banget, kami sangat puas trip ke Bogor menggunakan Commuter Line. Jika ada kesempatan untuk trip lagi, kami pasti naik KRL. He-he.
Terima kasih untuk kalian yang sudah membaca cerita kami ini. Sampai jumpa di cerita trip selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H