Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Narablog

Senang traveling dan senang menulis topik seputar Sustainable Development Goals (SDGs).

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jalur Sepeda Melintasi Sungai, Kenapa Enggak?

25 Juni 2024   23:22 Diperbarui: 25 Juni 2024   23:24 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: jalur sepeda Sudirman-Thamrin | Sumber:  Dokumen pribadi/Billy

Salah satu kota metropolitan di Indonesia yang super duper sibuk adalah Jakarta. Tidak heran, kemacetan adalah hal yang tak terhindari.

Kemacetan lalu lintas yang terjadi di Jakarta tidak hanya di jam-jam kantor, tapi juga di jam-jam lain. Kondisi ini, tentu membuat penduduk Jakarta resah.

Berbagai upaya pun dilakukan oleh Pemprov Daerah Khusus Jakarta (DKJ) untuk mengatasi masalah kemacetan tersebut.

Mulai dari memperbesar kapasitas infrastruktur jalan, hingga mengurangi volume kendaraan setiap tahun. Namun, tetap saja kemacetan masih terjadi.

Lantas, adakah solusi lain untuk mengurai kemacetan di Jakarta? Yuk, mari kita membahasnya bersama-sama.

Sepeda, Transportasi Ramah Lingkungan

Selain penggunaan transportasi umum massal, penggunaan transportasi ramah lingkungan seperti sepeda barangkali bisa menjadi alternatif untuk mengurai kemacetan Jakarta.

Penggunaan sepeda di Jakarta bisa menjadi ide yang menarik, selain karena biaya operasionalnya murah, juga kesanggupan memperpendek waktu tempuh ke kantor.

Dengan menggunakan sepeda, kita bisa bermanuver di sela-sela kendaraan lain yang sedang macet di jalanan. Alhasil, waktu ke kantor pun jadi lebih cepat.

Keuntungan lain dari menggunakan sepeda adalah berkurangnya polusi udara di Jakarta. Selain itu, bersepada setiap hari membuat tubuh kita sehat.

Desain Jalur Sepeda yang Nyaman

Masalah yang dihadapi adalah fasilitas jalur sepeda yang dibangun saat ini di Jakarta cenderung mengancam pesepeda.

Seperti yang kita ketahui, terdapat tiga jalur sepeda yang dibangun di Jakarta, yaitu "stick cone", jalur yang dicat hijau dan diberi garis putih di tengahnya, dan jalur yang dibatasi beton bergaris hitam kuning.

Realitanya, ketiga jalur yang dibangun dengan anggaran yang mencapai sekitar 119 miliar itu tidak memberikan kenyamanan bagi pesepeda. (Sumber: KOMPAS.id).

Kerapkali, jalur khusus sepeda dilewati oleh sepeda motor, bahkan dijadikan sebagai tempat parkir ojek daring dan tempat berdagang.

Karena itu, mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sempat mengusulkan supaya jalur sepeda sebaiknya dibangun di atas sungai-sungai di Jakarta.

Saya kira, usul beliau ini sangat masuk akal ya, ketimbang memangkas jalan umum untuk pembuatan jalur sepeda.

Dengan membangun jalur sepeda melintasi sungai-sungai di Jakarta, jelas akan menghindari pesepeda dari bersinggungan dengan kendaraan bermotor atau pejalan kaki.

Desain Lahan Parkir yang Aman dan Aksesibel

Masalah lain yang kerapkali dihadapi pesepeda di Jakarta adalah kurangnya lahan parkir sepeda. Karena itu, Pemprov perlu menambahkan lahan parkir sepeda, di samping yang sudah ada saat ini.

Dalam pembangunan lahan parkir sepeda di Jakarta sebaiknya berlokasi di titik-titik aktivitas dan di sekitar stasiun/halte angkutan umum. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut.

Lokasi parkir sepeda diletakan sedekat mungkin dengan pintu akses, fasilitas parkir tidak mengganggu pejalan kaki, lahan parkir sepeda dilengkapi dengan alat penerangan dan CCTV untuk meningkatkan keamanan, sebisa mungkin memberikan peneduh di area parkir sepeda.

Tentu saja, hal ini, membutuhkan perencanaan yang sistematis, sehingga tidak bertentangan dengan perencanaan kegiatan lainnya.

Kampanye untuk Mengubah Paradigma

Untuk menghadirkan kebiasaan bersepeda di Jakarta tidaklah mudah, sebab masyarakat Jakarta sudah terbiasa menggunakan kendaraan bermotor. Pemprov DKJ perlu bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengkampayekan kebiasaan yang baru ini.

Barangkali, mula-mula, ketika kebiasaan baru ini diperkenalkan kepada masyarakat, tidak serta-merta perubahan itu dirasakan dalam waktu yang cepat.

Orang-orang mungkin masih menggunakan sepeda motor atau mobil ke kantor, namun kampaye yang dilakukan terus-menerus pada akhirnya menyadarkan mereka tentang pentingnya beralih ke mode transportasi yang pro lingkungan.

Sebagai kesimpulan: pemilihan moda transportasi yang pro lingkungan, pengembangan jalur sepeda di atas sungai, dan fasilitas parkir yang memadai berkontribusi dalam penciptaan kota Jakarta yang berwawasan lingkungan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun