Dan, 1,2 juta kasus diantaranya terjadi pada perokok pasif atau orang yang menghirup asap rokok. Jadi, tidak hanya berbaya bagi si perokok aktif, tapi juga perokok pasif.
Efek buruk yang ditimbulkan asap rokok umumnya beragam, tergantung usia dan kondisi orang yang menjadi perokok pasif. Berikut adalah penjelasannya.
Pertama, efek buruk asap rokok bagi orang dewasa. Orang dewasa yang sering menghirup asap rokok berisiko terkena kanker paru-paru, tekanan darah tinggi, stroke, penyakit jantung, iritasi di tenggorkan dan mata.
Kedua, efek buruk asap rokok bagi ibu hamil. Ibu hamil yang terpapar asap rokok berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi seperti keguguran dan kelahiran prematur.
Hal ini karena zat-zat berbahaya pada asap rokok seperti nikotin dan karbon monoksida dapat terbawa melalui aliran darah dan diserap oleh janin.
Ketiga, efek buruk asap rokok bagi anak-anak. Bayi dan anak-anak yang sering menghirup asap rokok, lebih berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan seperti serangan asma, infeksi saluran pernapasan, alergi, dll.
Tidak hanya berdampak bagi kesehatan fisik, anak-anak yang menjadi perokok pasif juga lebih rentan mengalami gangguan tumbuh kembang, terutama perkembangan otak.
Ini bisa berpengaruh pada kemampuan kognitif atau tingkat kecerdasan anak. Jadi, jangan demi memuaskan nafsu merokokmu, kamu mengorbankan masa depan anakmu.
Oh ya, setelah kami melaporkan si perokok tadi ke pemilik kontrakan, hari ini, kami tidak melihatnya merokok di emparan rumah.
Mudah-mudahan, si perokok itu sadar dan berubah, setidaknya tidak lagi merokok di dalam kontrakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H