Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jadi Perokok Pasif Itu Enggak Enak, Tolong Aware!

25 Juni 2024   04:21 Diperbarui: 26 Juni 2024   13:12 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan, 1,2 juta kasus diantaranya terjadi pada perokok pasif atau orang yang menghirup asap rokok. Jadi, tidak hanya berbaya bagi si perokok aktif, tapi juga perokok pasif.

Efek buruk yang ditimbulkan asap rokok umumnya beragam, tergantung usia dan kondisi orang yang menjadi perokok pasif. Berikut adalah penjelasannya.

Pertama, efek buruk asap rokok bagi orang dewasa. Orang dewasa yang sering menghirup asap rokok berisiko terkena kanker paru-paru, tekanan darah tinggi, stroke, penyakit jantung, iritasi di tenggorkan dan mata.

Kedua, efek buruk asap rokok bagi ibu hamil. Ibu hamil yang terpapar asap rokok berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi seperti keguguran dan kelahiran prematur.

Hal ini karena zat-zat berbahaya pada asap rokok seperti nikotin dan karbon monoksida dapat terbawa melalui aliran darah dan diserap oleh janin.

Ketiga, efek buruk asap rokok bagi anak-anak. Bayi dan anak-anak yang sering menghirup asap rokok, lebih berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan seperti serangan asma, infeksi saluran pernapasan, alergi, dll.

Tidak hanya berdampak bagi kesehatan fisik, anak-anak yang menjadi perokok pasif juga lebih rentan mengalami gangguan tumbuh kembang, terutama perkembangan otak.

Ini bisa berpengaruh pada kemampuan kognitif atau tingkat kecerdasan anak. Jadi, jangan demi memuaskan nafsu merokokmu, kamu mengorbankan masa depan anakmu.

Oh ya, setelah kami melaporkan si perokok tadi ke pemilik kontrakan, hari ini, kami tidak melihatnya merokok di emparan rumah.

Mudah-mudahan, si perokok itu sadar dan berubah, setidaknya tidak lagi merokok di dalam kontrakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun