Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Narablog

Senang traveling dan senang menulis topik seputar Sustainable Development Goals (SDGs).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Perjuangan Panjang Menjadi Kandidat Kompasianer Terverifikasi (Centang Biru)

8 Juni 2024   13:38 Diperbarui: 8 Juni 2024   13:51 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Selamat! Kamu telah memenuhi syarat menjadi kandidat Kompasianer Terverifikasi (Centang Biru)! Kami akan meninjau Kembali profilmu. Pastikan data identitasmu sudah dilengkapi ya. Baca info tentang Akun Terverifikasi di sini." Kabar Kompasiana.

Kutipan kalimat di atas adalah pesan notifikasi dari akun resmi Kompasiana yang saya terima melalui laman Akun Profil saya, Jumat 7 Juni 2024 sekitar pukul 18.49 WIB.

Pesan notifikasi itu saya terima, setelah artikel saya yang berjudul: "Manfaat Ganda Program Makan Bergizi Gratis bagi Siswa Indonesia" berhasil masuk Artikel Utama.

Sebenarnya, ada cerita lucu sebelum saya mendapat notifikasi dari Mimin Kompasiana kemarin sore. Begini ceritanya.

Sekitar 3 hari lalu, tepatnya di hari Kamis 6 Juli 2024, artikel saya yang berjudul: "Pentingkah Pendidikan Tinggi bagi Seorang Ibu Rumah Tangga?" sempat diedit oleh tim Editor Kompasiana.

Mereka mengganti genre dan gambar ilustrasi. Menurut pengalaman saya, apabila tim editor telah mengotak-atik genre dan ilustrasi gambar, maka ada kemungkinan artikel tersebut dinaikan statusnya menjadi Artikel Utama.

Saya senang dong karena berharap masuk Artikel Utama! Eh, rupanya artikel itu tidak jadi diangkat hingga tulisan ini dibuat. Malahan, artikel lain yang diangkat menjadi Artikel Utama.

Saya bilang ke kawan-kawan di grup WA Komunitas Kompasianer Pemula (KKP), kalau saya kena prenk dari Editor Kompasiana. Ha-ha.

Tentu saja, bukan hanya pengalaman lucu yang saya alami selama menulis di Kompasiana, ada pula pengalaman pahit, yaitu ketika artikel yang saya tayangkan tidak mendapat label Pilihan. Padahal, saya menulisnya sungguh-sungguh, bahkan rela lembur.

Berdasarkan data Statistik di Akun Profil saya, dari total 271 artikel yang berhasil ditayangkan, 211 artikel mendapat label Pilihan, 20 artikel mendapat label Artikel Utama. Sisanya sebanyak 60 artikel tidak berlabel.

Dari pengalaman tidak mendapat label ini, saya belajar bahwa apa yang kita anggap bagus dan layak untuk mendapat label Pilihan atau Artikel Utama, belum tentu bagus dan layak di pandangan editor.

Karena itu, saya terus belajar dan berusaha menulis dengan baik, agar dilirik oleh Editor Kompasiana. Dengan saya menjadi kandidat Kompasianer Terverifikasi (Centang Biru) per 7 Juni kemarin, mengindikasikan bahwa kualitas tulisan saya semakin baik dari waktu ke waktu.

Mencetak 20 Artikel Utama sebagai syarat Terverifikasi (Centang Biru) bukan perkara yang mudah bagi saya yang masih tergolong pemula. Ya, umur saya di Kompasiana baru sekitar 9 bulan lebih, belum setahun.

Setiap hari, saya mesti bersaing dengan puluhan Kompasianer Terverifikasi (Centang Biru). Berhadapan dengan para suhu ini, maksudnya mereka yang menyandang Centang Biru, jujurly kadang-kadang, membuat saya merasa tidak percaya diri, alias enggak pede.

Namun, ada satu momen yang belum lama ini membuat saya percaya pada diri sendiri; percaya bahwa saya bisa menulis dengan baik, yaitu ketika artikel saya yang berjudul: "Pendidikan Gratis di Perguruan Tinggi, Bisakah Terwujud?" tembus Kompas.com -- media nasional yang menurut Similarweb merupakan media nomor 1 di Indonesia (data per 15 Mei 2022). (Sumber: KOMPAS.com).

Namun, sebelum diterbitkan, artikel tersebut sempat diedit oleh Redaksi Kompas.com dengan judul yang sedikit berbeda:  "Mewujudkan Pendidikan Gratis untuk Perguruan Tinggi, Bisa?"

Tentu saja, hal ini adalah sebuah prestasi. Apalagi, sekarang saya telah resmi menjadi kandidat Kompasianer Terverifikasi (Centang Biru).

Saya bisa berada di tahap ini, karena saya berani menjalani setiap proses. Mungkin, tidak banyak yang tahu, sekitar 2 atau 3 kali artikel saya pernah dihapus oleh Mimin Kompasiana. Saya terima itu dengan iklas sambil berusaha memperbaiki kualitas tulisan saya.

Pesan moralnya: jangan pernah kita menilai seseorang dari hasilnya saat ini. Sebaliknya, nilailah proses yang dijalani orang itu hingga ia berada di puncak keberhasilan saat ini. Dengan begitu, kita tidak mudah jatuh pada perasaan iri/dengki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun