Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Narablog

Senang traveling dan senang menulis topik seputar Sustainable Development Goals (SDGs).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Panti Jompo: Pilih Mempertahankan Hidup atau Budaya?

1 Juni 2024   18:31 Diperbarui: 1 Juni 2024   18:41 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Topik mengenai "Panti Jompo Bukan Budaya Kita" yang diangkat oleh mimin Kompasiana kali ini sangat menarik untuk dikaji. Pada satu sisi, panti jompo memberikan kita kenyamanan di hari tua, namun pada sisi lain, panti jompo bukanlah budaya kita.

Pertanyaan yang muncul adalah manakah yang lebih penting, mempertahankan hidup di usia tua atau mempertahankan budaya? Ini sama dengan menanyakan mana yang lebih utama, mempertahankan hidup atau mempertahankan budaya?

Tentu saja, jawabannya adalah mempertahankan hidup jauh lebih penting dan utama daripada mempertahankan budaya. Lagi pula, kebudayaan itu merupakan hasil ciptaan manusia yang bertujuan untuk melayani manusia. Jadi, jangan dibalik manusia yang melayani budaya.

Tulisan ini, lebih merupakan pengalaman pribadi saya selama setahun praktik pelayanan di salah satu panti jompo di kota Malang, Jawa Timur. Sebuah panti lansia yang bekerja sama dengan kampus saya, Sekolah Tinggi Teologi Satyabhakti (SATI) Malang.

Melalui pengalaman ini, saya ingin menegaskan bahwa menjadikan panti jompo sebagai tempat untuk menghabiskan hari tua adalah pilihan yang tepat. Ulasan mengenai pengalaman saya ini akan saya jelaskan dalam beberapa poin berikut.

Diutus Kampus untuk Melayani Panti Jompo

SATI seperti sekolah teologi lainnya memiliki aturan wajib praktik pelayanan bagi para mahasiswa semester 3 hingga mahasiswa semester akhir. Kecuali mahasiswa semester 1, tidak wajib praktik pelayanan dan hanya tinggal di kampus. Namun demikian, mereka tetap ada kegiatan ibadah di kampus.

Wajib praktik pelayanan dilakukan setiap akhir pekan (weekend). Lokasi/tempat pelayanan ditentukan oleh pihak kampus. Lokasi/tempat pelayanan akan berubah setiap semester, tergantung permintaan pemilik atau pengurus tempat pelayanan.

Sebagai mahasiswa semester 7 kala itu, saya mendapat tugas dari kampus untuk melayani di salah satu panti jompo di kota Malang. Sebenarnya, saya tidak sendirian, saya ditemani oleh seorang teman perempuan yang kebetulan seangkatan dengan saya.

Lumayan kan ada teman ngobrol sepanjang perjalanan ke panti jompo. He-he. Biasanya, kami berangkat ke panti jompo naik angkot setelah makan siang.

Lalu, turun di lampu merah dan berjalan kaki sedikit ke lokasi panti jompo. Ini kami lakukan selama 2 semester berturut-turut, berarti dari semester 7 hingga semester 8.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun