Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ecobrick: Solusi Kreatif Selamatkan Lingkungan dari Sampah Plastik

23 Mei 2024   17:16 Diperbarui: 24 Mei 2024   04:36 6899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga mengolah sampah plastik menjadi kursi menggunakan metode ecobrick. (Sumber gambar: infopulbik.id)

Menurut Danur Lambang Pristiandaru, seperti yang dikutip dari KOMPAS.com, ecobrick berasal dari dua kata dalam Bahasa Inggris, yakni "eco" dan "brick". Eco memiliki arti lingkungan, sedangkan brick memiliki arti bata.

Apabila diterjemahkan secara langsung, ecobrick memiliki arti: yang ramah lingkungan. Ecobrick dapat digunakan sebagai alternatif pengganti bata untuk mendirikan bangunan rumah. Ecobrick berwujud botol plastik dengan isian berbagai macam sampah plastik hingga penuh dan padat.

Jadi, ecobrick itu bukan proses mendaur ulang sampah plastik, melainkan memperpanjang usiannya dengan mengolahnya menjadi sesuatu barang yang berguna untuk kepentingan manusia.

Ecobrick bisa dirangkai menjadi apa saja? Seperti yang sudah dijelaskan di atas, ecobrick bisa dirangkai menjadi batu bata untuk keperluan bangunan rumah, selain itu bisa juga dirangkai menjadi kursi, meja, panggung kecil, pohon natal, kolam ikan, dan lain sebagainya.

Apa manfaat yang kita rasakan dari pengolahan sampah plastik menggunakan metode ecobrick ini? Tentu, banyak manfaat yang bisa kita rasakan seperti mengurangi sampah plastik, dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, tak terkecuali penyandang disabilitas.

Beragam bentuk barang berkualitas yang bisa dihasilkan dari metode ecobrick ini, secara langsung akan menguatkan perekonomian suatu daerah.

Mengoptimalkan Penanganan Sampah Plastik Melalui Metode Ecobrick

Pemprov Daerah Khusus Jakarta (DKJ) melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) hingga hari ini terus berusaha keras melakukan penanganan sampah plastik di wilayah-wilayah pesisir Jakarta.

Misalnya, di kawasan Marunda Kepu, Cilincing, Jakarta Utara. Setiap hari, sampah anorganik berhasil dikumpulkan rata-rata sebesar 700 kilogram. Sampah sebanyak ini berasal dari muara Kali Bekasi.

Warga nelayan pesisir Marunda Kepu memanfaatkan sampah plastik yang bertebaran di tepi pantai sepanjang 15 meter untuk dijual ke pengepul. Sampah plastik yang dijual berupa botol dan gelas aqua.

Berbeda dengan warga nelayan yang tinggal di Pulau Pari, Kepulaun Seribu, mereka umumnya mengumpulkan sampah plastik untuk kemudian dikirim menggunakan kapal khusus pengangkut sampah ke Jakarta.

Padahal, masyarakat pesisir Jakarta bisa saja menyulap sampah plastik menjadi sesuatu barang yang bernilai tinggi daripada sekadar menjualnya ke pengepul dengan harga yang murah per kilonya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun