Angka yang fantastis, bukan? Itu baru gambaran untuk anak yang lahir tahun 2016 lho, bagaimana bila kamu berencana untuk punya anak di tahun 2024? Berapa biaya yang mesti dikeluarkan sampai anak tersebut mandiri secara finansial?
Tentu saja akan jauh lebih besar. Apalagi, setiap tahun terjadi inflasi, sehingga nilai uang semakin kecil, sementara biaya hidup semakin meroket. Artinya, biaya untuk anak sangat besar. Karena itu, kamu dan pasanganmu perlu secara serius menyiapkan dana tabungan untuk kehadiran buah hati.
2. Persiapan Perlindungan Kesehatan
Sudah bukan hal yang tabuh lagi bahwa biaya persalinan (baik yang normal maupun caesar) di rumah sakit yang ada di kota-kota besar di Indonesia sangat mahal. Mahal karena biaya bersalin bukan hanya menyangkut jasa dokter kandungan, tetapi juga biaya kamar dan perawatan bayi pasca kelahiran.
Dilansir dari laman cnbcindonesia.com, estimasi biaya persalinan normal hingga caesar di rumah sakit kawasan Jakarta berkisar antara 7 juta sampai Rp 48 juta. Karena itu, kamu dan pasanganmu perlu menyiapkan perlindungan kesehatan mulai sekarang agar biaya yang ditanggungkan menjadi lebih ringan.
Selain memiliki asuransi kesehatan, kamu dan pasanganmu, juga bisa membuat BPJS Kesehatan untuk mengcover kelahiran ibu dan anak nanti. Pasalnya, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan telah menanggung biaya pemeriksaan kehamilan, persalinan, hingga perawatan pasca persalinan.
3. Persiapan Fisik
Sebelum memiliki anak, kamu dan pasanganmu perlu menyadari perihal mengandung hingga membesarkan anak itu memerlukan kesiapan fisik yang matang.
Menurut American Pregnancy Association, sehat secara fisik merupakan hal penting agar memiliki kehamilan yang sehat. Salah satu sehat fisik ialah tidak kelebihan atau kekurangan berat badan. Kelebihan atau kekurangan berat badan khususnya pada calon ibu bisa berdampak bagi kesuburan dan kesehatan kehamilan. (Sumber: Genbest.id).
Menyadari adanya risiko ini, maka kamu dan pasanganmu perlu menjalani pola hidup sehat seperti makan makanan yang bergizi, rutin berolahraga, dan mengecek kesehatan. Persiapan ini tidak hanya pada saat mengikuti program hamil saja, tetapi terus berlangsung setelah kehamilan.
Kasus Pilot-Kopilot Batik Air yang tertidur 28 menit saat penerbangan dari Kendari menuju Jakarta, karena kecapean mengurus anak kembarnya yang baru lahir (usai 1 bulan) menjadi bukti bahwa tenaga ekstra sangat diperlukan calon orangtua.
4. Persiapan Mental
Selain persiapan fisik, persiapan mental juga perlu dimiliki oleh calon orangtua. Pasalnya, saat menjalani kehamilan ibu hamil biasanya akan fokus pada kesehatan fisiknya, terutama perkembangan janinnya. Akibatnya, tidak sedikit yang kemudian melupakan kesehatan mentalnya. Padahal, kesehatan mental juga sangat penting.
Saat menjalani kehamilan, ibu hamil rentan terhadap stres. Hal ini normal karena rasa khawatir ibu terhadap banyak hal. Kondisi ini, apabila tidak ditangani dengan serius akan berdampak buruk pada kesehatan ibu dan janin.