Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Narablog

Senang traveling dan senang menulis topik seputar Sustainable Development Goals (SDGs).

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Harapan dan Masa Depan Indonesia kepada Padang Lamun

30 April 2024   09:06 Diperbarui: 30 April 2024   09:16 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi padang lamun. (Sumber gambar: seacrest.or.id)

Ekosistem pesisir terdiri dari tiga komponen utama, yakni: hutan mangrove, terumbu karang, dan padang lamun. Sayangnya, sebagian besar kampanye peduli lingkungan, hanya berfokus kepada hutan mangrove dan terumbu karang, dan melupakan peran penting padang lamun. Kurangnya sosialisasi mengenai peran padang lamun menyebabkan lamun mengalami kerusakan hingga penurunan luas.

Lamun (seagrass) merupakan hamparan tumbuhan hijau yang berada di dasar laut dangkal berair bersih di kedalaman 0 sampai 10 meter. Tanaman ini, tumbuh subur pada arus tenang sekitar 0,5 meter per detik. Perairan Indonesia telah menjadi rumah yang nyaman bagi pertumbuhan lamun. Diketahui, sebanyak 15 spesies lamun di seluruh dunia hidup di perairan Indonesia.

Padang lamun terluas di Asia Tenggara dan kedua di dunia setelah Australia adalah Indonesia. Ya, luasnya kira-kira 15% dari total padang lamun dunia. Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), luas padang lamun Indonesia yang telah terverifikasi dan tervalidasi oleh citra satelit atau melalui observasi lapangan mencapai 293.464 hektar. (Sumber: Kominfo.go.id).

Seperti ekosistem mangrove dan terumbu karang yang mampu menyerap karbon dioksida (CO2), padang lamun, juga ternyata mempunyai kemampuan serupa yang tidak kalah hebatnya. Penelitian menunjukkan bahwa padang lamun yang ada di Indonesia mempunyai kemampuan menyerap karbon dioksida sebesar 1,9 sampai 5,8 mega ton (Mt) karbon per tahun. (Sumber: Mongabay.co.id).

Apabila dibandingkan dengan ekosistem karbon biru lain seperti hutan mangrove dan terumbu karang, nilai ekosistem padang lamun jauh lebih tinggi. Valuasi ekosisitem lamun mencapai 19.004 USD per hektar per tahun. Sedangkan, nilai hutan mangrove hanya mencapai 9.990 USD per hektar per tahun maupun terumbu karang sebesar 6.075 USD. (Sumber: Republika.co.id).

Sayangnya, kondisi padang lamun di Indonesia, secara umum, berstatus moderat atau kurang sehat. Hal ini diungkapkan oleh Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). LIPI telah melakukan pemantauan padang lamun di 32 lokasi seluruh Indonesia, di antaranya di Biak, Sikka, Nias, Tapanuli Tengah, Linggau, Natuna, Lampung, Makasar, Kendari, Wakatobi, Ternate, Tual, Raja Ampat, Mentawai, dan Derawan.

Hasil pemantauan menunjukkan, status padang lamun di Indonesia bagian timur lebih baik dibanding di Indonesia bagian barat. Hanya Biak dan Sikka yang kondisi padang lamunnya kaya/sehat (good). Sedangkan, kondisi lamun yang buruk (poor) banyak ditemukan di wilayah Indonesia bagian barat, dengan status rusak atau miskin.

Lebih lanjut, LIPI mengungkapkan bahwa padang lamun tergolong kaya atau sehat apabila penutupan lamun lebih dai atau sekitar 60%. Sedangkan, padang lamun yang tergolong kurang kaya/kurang sehat apabila penutupan lamun sebesar 30 sampai 59,9%. (Sumber: Antaranews.com).

Kerusakan maupun penurunan luas padang lamun di Indonesia disebabkan oleh dua faktor utama, yakni faktor alami dan aktivitas manusia. Faktor alami antara lain gelombang dan arus laut, gempa dan tsunami. Sedangkan, aktivitas manusia antara lain ialah reklamasi, pembangunan infrastruktur yang tidak memerhatikan ekosistem laut, pengerukan pasir, dan pencemaran limbah.

Pemerintah, pemangku kepentingan, termasuk masyarakat perlu melindungi dan melestarikan lamun, di samping hutan mangrove dan terumbu karang, karena fungsinya yang besar bagi keseimbangan ekosistem pesisir. Berikut ini adalah tiga fungsi penting dari padang lamun yang perlu kita ketahui.

Pertama, padang lamun sebagai penyedia makanan dan rumah bagi biota laut. Padang lamun bagaikan sebuah restoran bintang lima yang selalu menyediakan menu makanan terbaik dan terenak bagi biota laut seperti penyu, ikan dugong, baronang, kerang, kepiting, dan teripang. Tidak hanya itu, lamun juga menjadi rumah yang nyaman bagi ikan-ikan kecil.

Kedua, padang lamun sebagai benteng pertahanan terdepan bagi pesisir. Rumput lamun yang lebat dapat memperlambat laju arus dan ombak menuju tepi pantai. Kondisi itu akan menciptakan perairan di sekitar padang lamun menjadi tenang. Dengan demikian, dapat mencegah terjadinya abrasi pantai.

Ketiga, padang lamun sebagai sumber ekonomi masyarakat pesisir. Masyarakat yang tinggal di pesisir, tentu mengenal lamun. Mereka biasanya memanfaatkan lamun untuk berbagai keperluan seperti menganyam lamun menjadi keranjang, dibakar untuk menghasilkan garam, dijadikan pupuk kompos, dan dijadikan atap rumbai. Bahkan, lamun jenis Thalassia hemprichii, pasalnya bisa dijadikan sebagai obat antibakteri, antijamur, dan antiprotozoa.

Keempat, padang lamun sebagai penyimpan karbon biru (blue carbon) masa depan. Barangkali, fungsi lamun yang paling penting ialah sebagai penyerap emisi karbon melalui proses fotosintesis. Penelitian yang dilakukan BRIN mengungkapkan bahwa dalam setiap hektar padang lamun, karbon yang mampu diserap mencapai sekitar 6,59 ton per tahun. Dengan demikian, kemampun padang lamun dalam menyerap karbon jauh lebih baik daripada vegetasi mana pun di daratan.

Secara umum, padang lamun yang memiliki kemampuan menyerap karbon, masih didominasi oleh spesies lamun Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii. Kedua macam lamun ini menjadi tumpuan karena mempunyai nilai cadangan karbon yang besar.

Cadangan karbon pada lamun tersimpan pada substrat yang berada di bawah permukaan pasir laut dan menyatu dengan akar lamun. Diketahui, cadangan tersebut, mampu bertahan dalam kurun waktu lama apabila kawasan pesisir tidak mengalami kerusakan karena berbagai faktor. (Sumber: Kompas.com).

Jadi, sangat penting untuk kita menjaga keberadaan lamun di kawasan pesisir, mulai dari barat sampai ke timur, sehingga pengelolaan emisi karbon oleh lamun tetap terkendali demi masa depan Indonesia. Berikut beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk melestarikan padang lamun.

Pertama, pemerintah perlu memperkenalkan/mensosialiasikan peran lamun kepada masyarakat luas, sehingga diharapkan tidak terjadi perusakan yang disengaja terhadap lamun, terutama di kawasan pelabuhan.

Kedua, masyarakat pesisir perlu memanfaatkan sumber daya laut dengan tidak berlebihan dan dengan cara yang ramah lingkungan. Contohnya, tidak menggunakan jaring tangkap dan bahan kimia untuk menangkap ikan.

Ketiga, masyarakat tidak boleh membuang sampah ke sungai ataupun laut yang menyebabkan lamun sakit dan mati. Mari kita saling mengingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Keempat, pemerintah perlu menciptakan kawasan perlindungan laut (KPL) yang saat ini cakupannya seluas 20 juta hektar di seluruh Indonesia. Beberapa kawasan perlindungan laut seperti di Pulau Wakatobi dan Kabupaten Buton di Provinsi Sulawesi Tenggara, misalnya, telah berhasil meningkatkan luas padang lamun di wilayah tersebut.

Kelima, pemerintah perlu bekolaborasi dengan negara lain untuk menjaga dan melestarikan ekosistem padang lamun. Langkah pemerintah untuk menjalin kerja sama dengan pemerintah Asutralia sejak tahun 2017 silam sudah sangat baik. Ke depan, saya kira, perlu juga bekerja sama dengan negara-negara maju lainnya, khususnya dalam hal meningkatkan aspek penelitian.

Apabila upaya-upaya tersebut di atas sudah dilakukan, niscaya ekosistem padang lamun akan terus eksis, biota laut dan wilayah pesisir terlindungi dari ancaman perubahan iklim. Pada akhirnya, kitalah yang menikmati keuntungannya di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun