Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sampah Plastik Bersih di Teluk Jakarta, Siapa Berani?

25 April 2024   22:29 Diperbarui: 26 April 2024   09:50 1349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lautan sampah plastik di teluk Jakarta. (KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG))

Beberapa kali, saya dan istri melakukan perjalanan ke sekitaran teluk Jakarta, kami selalu menemukan pemandangan yang sama di pantai dan laut: sampah plastik. Sampah plastik di teluk Jakarta, bahkan telah menjangkau hingga ke pulau-pulau kecil di Kepulauan Seribu.

Pada akhir bulan Desember 2023 lalu, saya dan istri melakukan perjalanan ke Pulau Pari untuk berlibur. Kami hampir tak percaya dengan apa yang kami lihat di sana: sampah plastik berserakan di tepi Pantai Pasir Perawan. Setiap hari (pagi dan sore), para petugas pantai membersihkan sampah-sampah itu dari bibir pantai.

Selama 4 hari di Pulau Pari, kami menyaksikan sampah plastik yang tak pernah habis-habisnya dibawa oleh angin dan ombak laut menuju tepi pantai. Menurut salah seorang petugas pantai yang saya wawancarai, sampah-sampah itu berasal dari teluk Jakarta.

Pengalaman kami itu, diteguhkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Abrar dan Ricoh (2005). Menurut mereka, jumlah sampah di pulau pada Kepulauan Seribu telah mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2005, jumlah sampah di Pulau Pari mencapai 449,4. Angka ini, lebih tinggi dari 7 pulau lainnya, yaitu Pulau Untung Jawa, Lancang Besar, Damar Kecil, Damar Besar, Ayer, dan Tidung Kecil.

Lautan sampah di teluk Jakarta yang kini menyebar luas ke pulau-pulau kecil di Kepulauan Seribu, sebagian besarnya di dominasi oleh styrofoam. Styrofoam sendiri termasuk kedalam kategori sampah plastik yang mengandung zat berbahaya seperti benzene dan styrene.

Fenomena sampah plastik ini tidak hanya ditemukan di perairan laut Jakarta saja, melainkan juga di hampir seluruh perairan laut Nusantara. Karena itu, pemerintah Indonesia sedang melaksanakan beragam program dan kegiatan untuk mewujudkan target pengurangan produksi sampah plastik yang masuk ke parairan laut.

Di mana, pada tahun 2025 mendatang, sampah plastik ditargetkan bakal berkurang hingga 70 persen di perairan laut Indonesia. Itu untuk jangka pendeknya. Sedangkan, untuk jangka panjangnya sampah plastik ditargetkan bakal bersih atau bebas pada tahun 2040.

Presiden Jokowi telah mengambil langkah strategis dengan menetapkan Peraturan Presiden Nomor 97 tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis, serta Peraturan Presiden Nomor 83 tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut, yang di dalamnya memuat Rencana Aksi Penanganan Sampah Plastik di Laut Tahun 2018-2015. (Sumber: Antaranews.com).

Pertanyaannya, bisakah sampah plastik, khususnya di teluk Jakarta berkurang tahun 2025? Beranikah masyarakat Jakarta menerima tantangan dari pemerintah ini?

Dari Mana Asal Sampah Plastik di Teluk Jakarta?

Mungkin, kita bertanya-tanya, dari mana sih asal sampah plastik yang bermuara di teluk Jakarta, kok banyak banget hingga tersebar ke Kepulauan Seribu? Masa iya hanya berasal dari warga Jakarta saja, ataukah dari daerah lain? Yuk, mari kita cek faktanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun