Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Nominee Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sampah Plastik Bersih di Teluk Jakarta, Siapa Berani?

25 April 2024   22:29 Diperbarui: 26 April 2024   09:50 1299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lautan sampah plastik di teluk Jakarta. (KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG))

Pertama, harus kendalikan 13 sungai yang melewati wilayah DKI Jakarta. Menurutnya, sungai jangan lagi dijadikan tempat untuk membuang sampah baik organik maupun plastik. Hemat saya, mungkin, pelu juga memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku yang membuang sampah di sungai ataupun laut.

Kedua, perlunya mengintensifkan program pelarangan plastik sebagai alat untuk membawa barang. Menurutnya, perlu juga memberikan insentif kepada mereka yang mengembalikan sampah plastik.

Ketiga, perlunya membuat waduk di lepas pantai. Menurutnya, pengendalian sampah plastik bisa dilakukan lewat waduk. Nantinya, waduk ini bisa mencegah pencemaran sampah, terutama di level hilir. Karena, selama ini, penanganan sampah plastik di Jakarta sering kali hanya mengandalkan pengerukan dan pembersihan sampah di bagian hilir dibandingkan hulu.

Untuk merealisasikan ketiga cara di atas diperlukan kerja sama antardaerah penyanggah. Pemprov DKI Jakarta mesti berkolaborasi dengan Pemkot Tangerang dan Bekasi, sebab penyumbang sampah plastik terbesar berasal dari dua kota tersebut.

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta mesti berusaha menerapkan pelarangan penggunaan plastik sekali pakai kepada pelaku UMKM dan e-commerce. Karena kenyataannya, masih banyak pelaku UMKM dan e-commerce yang menggunakan plastik sebagai pembukus paket.

Saya mengajak seluruh masyarakat Jakarta untuk peduli sampah plastik di kawasan teluk Jakarta. Stop penggunaan plastik sekali pakai dan stop membuang sampah ke sungai atau laut. Biota laut saat ini sedang sekarat dan banyak nelayan kecil pesisir yang kehilangan mata pencaharian mereka, karena ulah kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun