Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Narablog

Senang traveling dan senang menulis topik seputar Sustainable Development Goals (SDGs).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sekeluarga Bunuh Diri, Bukti Hilangnya Safety Net dalam Keluarga?

19 Maret 2024   03:03 Diperbarui: 19 Maret 2024   03:06 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi korban bunuh diri. (Sumber gambar: medcom.id)

Keempat, masalah sakit. Masalah sakit-penyakit juga bisa menjadi pemicu seseorang bunuh diri. Misalnya, orang yang mengalami sakit yang berkepanjangan bisa saja terdorong untuk bunuh diri, agar tidak menyusahkan keluarganya. 

Hilangnya Safety Net dalam Keluarga

Peristiwa bunuh diri oleh satu keluarga di Apartermen Teluk Intan Tower, Penjaringan, Jakarta Utara pada hari Sabtu lalu, patut menjadi keprihatinan kita bersama.

Peristiwa memilukan itu, sekaligus menunjukkan betapa pentingnya peran keluarga. Keluarga adalah unit terkecil di masyarakat yang memiliki peran penting dalam pengembangan setiap individu di dalamnya.

Salah satu peran keluarga adalah memberi perlindungan, khususnya, bagi anggota keluarga yang rentan bunuh diri. Akan tetapi, peran keluarga sebagai pelindung atau jaring pengaman (safety net), justru menjadi persoalan yang dihadapi saat ini.

Dikutip dari laman bbc.com, Adrianus Meliala, Kriminolog Universitas Indonesia (UI), mengungkapkan bahwa, dulu, masyarakat tidak segan meminta bantuan kepada keluarga besar ketika menghadapi kesulitan hidup, baik secara finansial maupun sosial.

Akan tetapi, menurutnya, tren tersebut semakin berkurang dengan semakin berjaraknya anggota-anggota keluarga.

Misalnya, dalam kasus dugaan bunuh diri satu keluarga tadi, belakangan diketahui, keempat korban sangat tertutup dengan keluarganya lain. Keempat korban ini sudah tidak berkomunikasi dengan keluarga besarnya selama dua tahun.

Dibutuhkan Intervensi dari Keluarga

Kasus dugaan bunuh diri oleh sekeluarga ini bisa menjadi cerminan bagi kita. Kita ini rentan; kita ini lemah dan rapuh, karena itu kita membutuhkan "orang lain" untuk menolong kita.

"Orang lain" yang saya maksud di sini adalah keluarga besar kita. Misalnya, ketika kita membutuhkan pertolongan finansial, jangan malu untuk meminta pertolongan kepada keluarga besar kita.

Setiap kali saya dan istri saya membutuhkan bantuan finansial, misalnya untuk biaya berobat, saya dan istri tidak malu meminta bantuan kepada keluarga besar kami. Toh, mereka tidak merasa keberatan membantu kami.

Peran keluarga sebagai jaring pengaman (safety net) perlu digaungkan dan diperkuat kembali, sehingga kasus bunuh diri keluarga tidak terulang lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun