Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Ecoprint, Inovasi Baru Membuat Motif Kain Ramah Lingkungan

15 Maret 2024   15:37 Diperbarui: 18 Maret 2024   12:24 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kain dengan teknik cetak ecoprint. (Sumber: SHUTTERSTOCK/Uut_Eco.J via kompas.com)

Selain kayu, daun jati ternyata bisa digunakan menjadi pewarna alami kain batik. Daun jati yang masih muda, biasanya, memiliki warna hijau kecokelatan. Apabila warna daun jati disatukan dengan kain, maka akan menhasilkan warna merah kecokelatan.

Ketiga, daun pepaya. Bukan hanya baik bagi Kesehatan, daun papaya ternyata bisa dijadikan sebagai bahan pewarna alami pada kain batik.

Pembuatan ekoprint menggunakan teknik pounding. (Sumber gambar: dokpri/Kopaja71)
Pembuatan ekoprint menggunakan teknik pounding. (Sumber gambar: dokpri/Kopaja71)

Daun pepaya yang bercita rasa pahit itu mempunyai kemampuan menghasilkan warna hijau yang berasal dari klorofil. Bahkan, penelitian menunjukkan pigmen daun papaya mempunyai kemampuan penyerapan yang baik pada cahaya.

Selain daun-daun di atas, terdapat juga bahan alami lainnya  yang bisa digunakan untuk mempercantik motif kain ecoprint, di antaranya buah alpukat, kunyit, kulit manggis, dan lain-lain.

Teknik-teknik Ecoprint

Dalam membuat motif kain menggunakan bahan alami, terdapat 3 teknik yang biasanya digunakan, yaitu teknik pounding (pukul), steaming (kukus), dan fermentasi. Ketiga teknik ini dijelaskan berikut.

Pertama, teknik pounding. Barangkali di antara teknik lain, teknik pounding merupakan teknik paling sederhana dalam pembuatan ecoprint.

Hal ini karena dalam pembuatannya, kita hanya perlu memukul-mukul palu ke atas daun yang sudah di tata pada kain. Meski begitu, tetap saja memerlukan ketelitian, agar menghasilkan motif yang menarik.

Kedua, teknik steaming. Teknik ini merupakan teknik ecoprint dengan cara dikukus. Teknik ini bisa dikatakan sebagai teknik yang paling rumit di antara teknik lainnya.

Hal ini karena teknik steaming memerlukan langkah-langkah yang banyak dan ribet, sehingga membutuhkan waktu yang lama.

Ketiga, teknik fermentasi. Teknik yang terakhir adalah teknik ecoprint yang dilakukan dengan cara merendam daun ke dalam air cuka, yang kemudian dipukul-pukul seperti teknik pounding.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun