Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Nominee Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kesan Pertamaku Saat Naik Bus Listrik di Sabtu Pagi

4 Maret 2024   13:09 Diperbarui: 4 Maret 2024   14:22 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rombongan Kopaja71 dan tim Transjakarta naik bus elektrik di depan Halte non-BRT Wisma Nusantara. (Sumber gambar: dokpri/Billy Steven Kaitjily)

Saya bukan belum pernah naik bus Transjakarta kawan-kawan. Saya sudah pernah, tetapi bus Transjakarta yang bertenaga fosil.

Saya baru naik bus Transjakarta bertenaga listrik pada Sabtu 2 Maret 2023 lalu. Memang, saya akui, selama ini saya dan istri sering naik sepeda motor pribadi untuk aktivitas sehari-hari.

Hal ini, karena letak kontrakan kami yang cukup jauh dari halte Transjakarta. Mungkin, kalau lokasi rumah kami berdekatan dengan halte, kami akan beralih menggunakan Transjakarta.

Kok tumben Bang Billy naik Transjakarta, biasanya kan naik sepeda motor. Barangkali, pertanyaan ini, sempat terlintas di benak kawan-kawan pembaca.

Nah, begini ceritanya...

Sabtu lalu, komunitas saya, Kopaja71, mendapat undangan dari Pak Bowo (Kepala Departemen Humas & CSR Transjakarta) untuk mengikuti Jakarta Green Tour pada hari hari Sabtu 2 Maret 2024.

Tentu saja, semua anggota Kopaja71 sangat antusias menyambut undangan ini. Tadinya, saya kira semua anggota bakal diundang, ternyata tidak. Pak Bowo cuma membatasi 10 peserta saja.

Ketua kami, Bang Horas, bahkan sudah meminta agar jumlah pesertanya ditambah menjadi 15 orang, eh ternyata tidak bisa juga. Ya sudah, kami tetap menghargai keputusan Pak Bowo.

Belakangan, saya baru tahu, alasan kenapa tidak boleh banyak-banyak adalah agar pesan dari Pak Bowo dan tim tersampaikan dengan jelas ke para peserta tour.

Melalui WAG, kami kemudian janjian bertemu di Halte Transjakarta non-BRT Wisma Nusantara (di depan Pullman Hotel) pukul 08:30 WIB.

Sehari sebelum acara, saya sudah sibuk mencari tahu lokasi yang aman untuk parkir sepeda motor. Atas saran Bang Horas, maka saya memutuskan untuk memarkir motor di Sarinah. Alasannya, karena dari Sarinah lebih dekat jalan kaki ke depan Pullman Hotel.

Hari Sabtu, saya bangun lebih awal, yakni pukul 06.00. Setelah siap, saya meluncur ke Sarinah. Cuaca pagi itu cukup cerah dan jalanan masih sepi. Saya tiba di Sarinah pukul 07:30 langsung memarkir motor.

Dari Sarinah, saya berjalan kaki menuju titik kumpul. Di sepenjang jalan, saya disuguhkan dengan pemandangan gedung-gedung pencakar langit. Saya berpapasan dengan warga Jakarta yang sedang jalan pagi, ada juga yang naik sepeda.

Saya juga melihat beberapa ekor kucing liar yang duduk di beberapa sudut jalan. Mungkin, ada orang kantor yang sengaja memberi makan kucing-kucing ini, pikir saya dalam hati.

Karena cuacanya cerah, saya ingin berfoto dengan latar belakang gedung-gedung pencakar langit ibu kota. Lalu, saya meminta tolong kepada seorang satpam untuk memotret saya. Hasil foto itu, langsung saya bagikan di WA dan Facebook.

Dari kejauhuan, saya melihat Bang Horas bersama 2 anggota Kopaja, yaitu Ibu Martha dan Mbak Novia sedang duduk di Halte Transjakarta non-BRT Wisma Nusantara. Nampaknya, mereka belum mengenali saya.

Tepat pukul 07:40, saya tiba di titik kumpul. Saya menyapa Bang Horas, Ibu Martha dan Mbak Novia. Syukurlah, saya tidak terlambat.

Kami bertiga, ngobrol ringan sambil makan onde-onde goreng yang dibawa oleh Bang Horas. Ketua kami ini, selalu menghargai kehadiran para anggotanya dalam setiap kegiatan perjalanan yang diadakan Kopaja71.

Cara dia menghargai kami adalah dengan menyediakan snack dan minuman ringan, dan itu dibeli dari uang pribadinya. Terima kasih Bang Horas!

Sekitar pukul 08:04, menyusul Pak Bowo dan tim dari Sebumi. Sambil menunggu kedatangan anggota Kopaja71 yang lain, Pak Bowo memperkenalkan diri dan timnya. Kemudian, memperkenalkan program Transjakarta, yaitu "Bersih, Berdaya, Bestari".

Ap aitu "Bersih", "Berdaya", dan Bestari diuraikan secara singkat sebagai berikut.

  • Bersih, yaitu Transjakarta berkomitmen untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan, dengan berdampak dalam memerangi krisis iklim.

  • Berdaya, yaitu Transjakarta berkomitmen untuk tumbuh dan berkembang bersama ekonomi lokal. Di mana, Transjakarta memberdayan ekonomi lokal, di mana 9 dari 11 operator layanan Mikrotrans adalah koperasi.

  • Bestari, yaitu Transjakarta berkomitmen untuk memberikan ruang inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat dalm bermobilisasi melalui Transjakarta Cares.

Singkatnya, program ini, merupakan program yang mendukung keberlanjutan. Mendengar pemaparan dari Pak Bowo, saya kagum luar biasa.

Menurut laporan Pak Bowo, saat ini, Transjakarta telah melayani sekitar 1,1 juta pelanggan setiap hari, lebih banyak dari pelanggan kereta, yang per harinya hanya melayani sekitar 900-an pelanggan. Wow banget!

Hal ini, menunjukkan kepada kita kalau masyarakat Jakarta sudah mulai beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke penggunaan kendaraan publik (dalam hal ini bus Transjakarta), karena manfaat positif yang didapat.

Setelah semuanya berkumpul dan melakukan registrasi ulang, kecuali Ibu Ameliya yang memilih turun di Halte M Bloc, kami naik bus Transjakarta Elektrik berwarna orange dan putih dari Halte non-BRT Wisma Nusantara pukul 08.41 menuju Halte Halte M Bloc.

Satu demi satu, melangkah masuk kedalam bus Transjakarta. Penumpang terlihat masih sedikit, mungkin masih pagi ya. Awalnya, saya berdiri, tetapi kemudian memutuskan untuk duduk di salah satu kursi yang kosong. Di belakang saya, duduk kawan-kawan Kopaja71.

Saya duduk di deretan bangku sebelah kiri dekat jendela. Di depan saya, berdiri beberapa orang, termasuk tim Tranjakarta. Aneh juga, padahal ada beberapa bangku yang masih kosong. Ah, mungkin mereka ingin berdiri.

Bagaimana kesannya naik bus elektrik Bang Billy? Duh, jujur ya, benar-benar nyaman banget kawan-kawan. Udara di dalam bus ini terasa segar banget dan adem, nggak terdengar bunyi mesin dan nggak bergetar. Pelayanan yang diberikan pun totalitas.

Ada hal lain yang menarik perhatian saya, ketika berada di dalam bus Transjakarta ini kawan-kawan, yaitu terdapat tempat duduk untuk kaum disabilitas. Bus ini, juga dilengkapi dengan CCTV di setiap sudutnya. Jadi, kalau terjadi aksi pencurian atau pelecehan seksual bakal terekam.

Karena jalanan masih sepi, bus yang kami tumpangi meluncur dengan cepat. Sehingga, tak terasa kami sudah berhenti di Halte M Bloc, Jakarta Selatan tepat pukul 09:08.

Kami semua turun dan melanjutkan perjalanan (berjalan kaki) ke Taman Literasi Martha Christina Tiahahu. Apa yang akan kami lakukan di taman ini? Nantikan cerita lanjutannya ya, kawan-kawan...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun