Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Putus-Nyambung dalam Berpacaran, Sebaiknya Bagaimana?

22 Februari 2024   17:12 Diperbarui: 4 Maret 2024   01:30 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contoh lain, si E mungkin tipenya lelet dalam melakukan apa pun, sedangkan si F super gesit dan serba cepat. Si F bisa nggak nyaman dengan tipe si E, sehingga akhirnya memicu konflik. Ketika konflik terjadi, maka solusi yang diambil adalah putus hubungan. Tapi, karena kangen dan masih sayang, mereka bisa baikkan lagi.

  • Berkonflik karena Perbedaan Pandangan

Dalam relasi pacaran, perbedaan pandangan hingga terjadinya konflik adalah sesuatu yang terelakkan. Ini adalah sesuatu yang wajar, karena kita dan pasangan kita terbentuk dari latar belakang budaya yang berbeda-beda.

Ketika saya pacaran, boleh dibilang saya sering beradu argumen dengan pacar saya, khususnya terkait doktrin (pengajaran) iman, tetapi kami tidak sampai pada kondisi putus hubungan.

Ada banyak pasangan muda yang berargumen hingga saling memojokan, ujung-ujungnya minta putus. Tapi, nanti mereka bakal baikkan lagi karena masih sayang.

  • Berkonflik karena Pengelolaan Uang yang Keliru

Isu pengelolaan uang, juga menjadi salah satu pemicu konflik dalam pacaran. Hal ini, karena uang berperan penting dalam menjamin masa depan pernikahan.

Contoh, si G mungkin tipenya hemat, tapi si H tipenya boros, suka beli sesuatu seenaknya. Hal ini akan mendatangkan konflik dalam relasi. Si G mungkin berpikir kalau si H seperti ini terus-menerus, maka tidak mungkin ada jaminan bagi masa depan mereka. Karena itu, si G memilih untuk putus di tengah jalan.

Akan tetapi, yang namanya cinta, selalu berhasil meleburkan perbedaan mereka menjadi satu. Ujung-ujungnya mereka nyambung lagi atau bersama kembali, apalagi salah satu pasangan mengaku akan berubah.

Bagi saya, kalau putus nyambung terjadi satu atau dua kali sih itu hal yang wajar. Tapi, kalau putus nyambung terjadi berulang kali, itu berarti hubungan tersebut sudah tak sehat lagi.

Bagaimana Menyikapi Putus Nyambung?

Pertanyaan yang mungkin muncul di benak kalian adalah lalu bagaimana cara menyikapi putus nyambung dalam relasi pacaran?

Seperti yang sudah saya katakan tadi bahwa, kalau satu dua kali putus nyambung itu hal yang wajar, tapi kalau berulang kali itu tidak sehat. 

Kalau sering putus nyambung, maka seharusnya kita menguraikan masalahnya dan mencarikan solusi terbaik atas masalah tersebut. Jangan dibiarkan atau dipendam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun