Salah satu komitmen saya pada Kompasiana adalah mengkapanyekan kepada semakin banyak orang untuk menulis di Kompasiana. Karena, menulis di Kompasiana itu banyak manfaatnya.
Beberapa hari lalu, saya menerima pesan dari tiga kawan. Mereka meminta saya untuk membimbing mereka dalam pembuatan akun.
Untuk memudahkan komunikasi, saya berinisiatif membuatkan grup WA sementara. Grup itu, saya buat sehari jelang pertemuan.
Di grup itu, kami menyepakati waktu pertemuan. Kami sepakat bertemu via video call WAG pada Kamis 8 Februari 2024, pukul 08:00-10:10 WIB.
Sebelum pertemuan, saya menyarankan supaya mereka menyiapkan masing-masing 1 artikel sebagai percobaan. Usul ini, mereka tanggapi dengan antusias, bahkan ada yang sampai lembur tadi malam demi menyelesaikan artikelnya.
Dua orang kawan, sempat meminta saya mereview artikel mereka, sebelum ditayang. Sementara itu, satu kawan lagi tak sempat meminta saya review. Oke tidak apa-apa! Saya anggap kawan satu ini sudah bisa menulis dengan baik.
Hari ini, saya sangat excited bangun lebih awal dari istri saya, karena ada jadwal pertemuan dengan ketiga kawan saya. 30 menit jelang pertemuan, saya sudah menginfokan di WAG agar mereka siap-siap.
Rupanya dua kawan mengatakan baru bisa gabung di pukul 09:00, karena masih ada acara. Sempat hilang semangat, karena mereka mengingkari perjanjian jadwal. Ya, sudahlah mau gimana lagi, saya harus tetap jalan, meskipun hanya bersama satu orang kawan.
Kawan saya yang hadir tepat waktu ini berasal dari Kalimantan Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, Atiar namanya. Sekitar 1 jam saya bimbing dia, akhirnya akunnya terverifikasi. Dia, bahkan berhasil menayangkan 1 artikel yang berjudul "Pengalaman Berbeda di Tambang Batu Bara" (silakan diintip/diklik ya).
Lalu, menyusul dua kawan lain, yaitu bung Ronald dari Batam dan bung Daud Tamba dari Sumatera Utara. Dua kawan ini pun akhirnya berhasil terdaftar di Kompasiana sebagai Kompasianer. Bahkan, keduanya berhasil menayangkan artikel perdana mereka.