Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Eksplorasi Kawasan Ekowisata Mangrove, Benteng Pertahanan Terakhir Jakarta

6 Februari 2024   23:32 Diperbarui: 10 Februari 2024   04:48 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jembatan cinta dikelilingi hutan mangrove. (sumber gambar: dokpri/Billy Steven Kaitjily)

Di dinding bagian dalam terpajang foto-foto aktivitas para pecinta mangrove, termasuk foto Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim. Selain itu, ada beberapa sertifikat yang dipajang.

Yang menarik adalah di bagian belakang gedung ini terdapat pintu masuk ke Jembatan Cinta. Jembatan Cinta panjangnya sekitar 1 km. Tadi, saya sempat coba, seru banget, karena kita bisa melihat dari dekat hutan mangrovenya.

Sementara itu, di sebelah kiri jalan dari arah pintu utama, kita bisa melihat pemandangan Danau Asmara. Menariknya, danau ini merupakan campuran air tawar dan air laut (payau). Waktu liburan di Pulau Pari Kepulauan Seribu lalu, saya sempat mencicipi air payau, rasanya itu agak asin.

Ketika saya berjalan kaki menyusuri hutan mangrove, saya melihat para pemancing yang duduk memancing ikan di sepanjang tepi Danau Asmara. Ternyata, banyak ikan di danau ini, yang didominasi ikan mujair.

Di sepanjang jalan hutan mangrove ini dibangun tempat-tempat duduk dari kayu sebagai tempat bersantai bagi para wisatawan. Ada rumah pohon dan gasebo. Selain itu, ada juga lokasi untuk pembibitan hutan mangrove.

Jadi, kalau kalian ingin menanam pohon mangrove, kalian bisa datang ke sini. Kalian bisa bekerja sama dengan pengelola kawasan ekowisata mangrove. Pihak pengelola akan menyediakan bibitnya, hingga perawatan tanaman mangrove, tentu dibayar ya!

Di kawasan ini, juga terdapat berbagai habitat satwa seperti biawak, tupai, monyet, ikan, burung, dan lain-lain. Saya sangat beruntung, tadi sore saat menyusuri jalan, saya berpapasan dengan biawak gede banget dan monyet ekor panjang.

Sekitar 1 jam menyusuri hutan mangrove, tiba-tiba hujan deras, sehingga saya harus mengakhiri petualangan saya. Sambil menunggu hujan reda, saya memesan segelas kopi yang saya beli di kios depan pintu utama. Harga segelas kopi, yaitu Rp 4.000 -- cukup murah untuk ukuran Jakarta.

Mengenal Mangrove dan Manfaatnya

Ilustrasi hutan mangrove. (sumber gambar: dokpri/Billy Steven Kaitjily)
Ilustrasi hutan mangrove. (sumber gambar: dokpri/Billy Steven Kaitjily)

Tanaman mangrove yang saya telesuri tadi sore, terdiri dari beberapa jenis, di antaranya adalah Bakau Minyak (Rhizphora apicula), Putut/Tumu (Brugguiera gymnorrhiza), Bakau Kurap (Rhizophora mucironata), dan lain-lain.

Apa manfaat hutan mangrove? Hutan mangrove bermanfaat sebagai penyedia oksigen (o2), ia menjadi habitat satwa seperti monyet dan berbagai satwa lain, ia bermanfaat sebagai penjernih dan penyaring air asin, ia bermanfaat sebagai penahan abrasi dan erosi, ia mencegah intrusi air, bahkan tsunami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun