Just sharing saja. Beberapa waktu lalu, kakak kelas saya menelpon saya via WhatsApp untuk menanyakan perihal penerbitan buku.
Dia menanyakan apakah saya mengetahui penerbit buku yang bersedia menerbitkan buku-bukunya dan menjualnya tanpa melibatkannya dalam penjualan buku.
Lalu, saya bilang ke dia bahwa, biasanya, penerbit-penerbit indie tidak bertanggung jawab untuk proses penjualan. Proses penjualan adalah tugas dan tanggung jawab si penulis.
Lain lagi, kalau karya kita diterbitkan di penerbit mayor, biasanya, penerbit akan bekerja sama dengan penulis perihal penjualan. Tetapi, biaya penerbitannya selangit.
Pun belum tentu, karya kita yang diterbitkan, baik oleh penerbit indie maupun penebit mayor terjual semua. Belum tentu, si penulis balik modal.
Kalau mau jujur, selama saya menerbitkan buku di penerbit indie, modal saya enggak kembali. Malah saya rugi: rugi tenaga, waktu, dan uang.
Buku saya yang berjudul Allah yang Murah Hati yang terbit tahun 2023 lalu, sampai kini belum satu pun yang laku. Beberapa buku yang terbit tahun 2020, juga belum laku semua.
Seorang dosen di salah satu STT, juga mengalami hal serupa. Salah satu karyanya pernah diterbitkan di penerbit mayor, namun belum terjual habis. Sehingga, ia berinisiatif untuk menyumbangkannya ke rekan-rekannya yang berada di luar pulau Jawa.
Memang, ada juga penulis pemula yang sukses menjual buku-bukunya. Sebut saja Jerome Polin Sijabat atau Vincent Ricardo.
Jerome Polin, menulis buku pertamanya yang berjudul Mantappu Jiwa. Buku tersebut, telah dicetak berulang-ulang kali, sehingga menjadi salah satu buku Best Seller.